KOS #31

225 8 0
                                    

Author pov

Mungkin bagi sebagian pasangan yang baru menikah merasakan kebahagian setelah merubah status diri menjadi seorang istri atau suami tapi tidak bagi Anna dan Louise malam yang harus dinikmati berakhir dirumah sakit.

"Bagaimana keadaan istri saya Dok?" Selidik Louise begitu dokter selesai memeriksa Anna.
"Cukup stabil, untung saja kamu cepat membawanya kesini kalau telat sedikit saja kalian bisa kehilangan bayinya." Papar Dokter.
Louise menghela nafas panjangnya bersyukur semua dalam keadaan baik. "Terimakasih Dok." Imbuhnya.

Setelah Dokter pergi dari ruang inap Anna. Louise membuka pintu dimensi dibalik pintu kamar mandi. Sesegera mungkin ia harus memberitahu keluarga besarnya karena kehamilan Annalah sumber dari kekuatan klan mereka.

"Kek, Paa, Maa bagaimana keputusan kalian?" Tanya Louise setelah menceritakan kondisi Anna kepada keluarga besarnya.
"Kamu tahu bukan El. Ini adalah kabar yang ratusan tahun ditunggu begitu mendapatkannya kita tidak boleh lenggah. Bawa Anna kesini biar kami yang merawatnya," Titah Atlas.
"Kakek benar El, semua ada pada Anna sekarang. Anak kalian adalah hal terpenting sekarang juga keselamat Anna tentunya," Imbuh Lucy.
"Kakekmu sudah pesan sebelum kamu pergi menemui Anna saat itu. Jadi bawa kesini menantu dan cucu kita," Cicit James.
"El, manusia itu jahat. Selama mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan pikiran hitam akan selalu memenuhi pikiran mereka. Lekas bawa Anna kemari sebelum manusia itu melebihi dari apa yang sekarang diperbuat pada Anna," Ujar Lucy.
"Baik Maaa. Aku pergi dulu cepat atau lambat Anna akan berada disini," Ucap Louise dan menghilang dari pandangan.

Louise membelai surai panjang Anna seraya memanjatkan doa terbaik agar Anna segera sadar dari tidur indahnya.

Lord, saya ingin melapor.

Katakan.

Yang sudah menyakiti dan memberi minuman itu adalah mantan kekasih Ratu Anna Lord.

Apa motifnya?

Ingin menghabisi Ratu dan anak Kalian Lord.

Kau sudah menangkapnya?

Sudah Lord, dia mengakuinya sendiri setelah kami mengancamnya.

Bagus.

Lord, perintah apapun akan saya lakukan, Melenyapkannya?

Tidak pelu. Buat saja dia kehilangan segalanya harta, tahta juga wanita.

Perintahmu adalah keharusan untuk kami, Permisi Lord.

"Kau sudah berani bermain-main denganku Nathan," Monolog Louise.

"Ell!" Panggil Anna.
"Sayang,kau sudah bangun?" Tanya Louise.
"Anak kita?" Tanya balik Anna yang menyadari berada dirumah sakit.
"Sstttt, anak kita baik-baik saja sayang," terang Louise.
"Syukurlah. Perutku sakit banget saat itu aku pikir, kita bakal kehilangan anak kita El," ujar Anna.
"Kau tahu manusia itu jahat Anna," cicit Louise.
"Apa maksudmu El?" Desak Anna.
"Nathan yang telah menyebabkan kamu berada disini. Dia mau kamu mati juga anak kita." Papar Louise.
"Apaaaa? Nathan? Bagaimana bisa? kita bahkan tidak mengundangnya mana mungkin dia yang ngelakuin itu," tukas Anna.
"Dia datang tapi tidak masuk hanya menyaksikan dari jauh. Pramusaji itu yang Nathan suruh memberikan racun kepadamu Anna." Jelas Louise.
Anna seolah berfikir keras mengapa bisa Nathan berubah jadi seperti ini "apa alasan dia ngelakuin ini El?" Pancing Anna.
"Dia tidak bisa mendapatkanmu jadi siapapun juga tidak. Paham dari sini," cicit Louise.
Anna menutup wajahnya seakan mengerti maksud dari ucapan Louise barusan.
"Aku tidak mau kamu dan anak kita kenapa-napa setelah ini kamu tinggal di Titanoz gak ada penolakan." Titah louise.
"Aku mau. Demi keselamatan anak kita. Tapi?" Anna berhenti berucap tak berani melanjutkan ucapannya.
"Tapi apa Anna?" Desak Louise.
"Bagaimana dengan orangtuaku El. Apalagi Nathan berkerja diperusahaan Papa." Ujar Anna cemas.
"Untuk hal itu kamu tidak perlu khawatir. Diperusahaan papa aku sudah mengatur Angela menjadi sekertaris sekaligus mata-mata disana." Jelas Louise.
"Kamu sudah sejauh ini memikirkannya?" Takjub Anna pada suaminya.
"Semua demi keselamatan keluargaku ada istri, anak dan juga orangtua baruku." Cicit Louise.
"Makasih El," ucap Anna seraya menyeruak keleher Louise mencari kenyamanan disana.
"Tidak perlu sayang, itu memang kewajibanku." Kilah Louise.
Anna baru ingat "El, apa mama papa tahu aku dirawat?" Kepo Anna.
"Tidak, aku menyembunyikannya. Jangan resah." Sela Louise.

🐍🐍🐍

Sepekan sudah berada dirumah sakit Anna akhirnya bisa kembali kerumah orangtuanya.

"Gimana honeymoonnya kalian?" Kepo Silvia.
"Lancar Maaa." Jawab Louise.
"Seru banget Maa." Seru Anna.
Yaa mereka berdua sepakat merahasiakan apa yang sebenarnya terjadi dengan alasan pergi berbulan madu.
"Mama jadi kepengen liburan bareng Papa." Keluh Silvia.
"Sabar Maa, tunggu Papa selesaikan pekerjaannya dulu. Pasti bakalan liburan." Ucap Anna.
"Alah, tiap hari kerjaaan ada saja. Mau dinner romantis selalu gagal apalagi liburan." Sungut Silvia.
"Paaaa, bawa liburan donk Mama kasian tauuuuuuu." Maki Anna.
"Husttt orang hamil gak boleh teriak-teriak." Tukas Armand.
"Dengerin kata Papa. Sayang," cicit Louise.
"Opsss sorry." Ujar Anna.
"Mama mau kemana. Sebutin? Papa ajak hari ini juga. Kita liburan." Cicit Armand.
"Serius Papa mau liburan?" Tanya Silvia.
"Demi Mama apa sih yang enggak." Gombal Armand.
"Uhhh inget umur." Pekik Anna.
"Modus ini Papa mah." Ledek Silvia.
"Awas aja kalau pas pulang bawa adik." Ancam Anna.
Louise tertawa renyah mendengar perkataan Anna yang diluar nalarnya.
"Ya ampun. Masa iya mama bawa adik. Sudah mau punya cucu juga Annnaa." Dumel Silvia.
"Kalaupun ada bagus juga kan." Gurau Armand.
"A big nooooo papa, biar aku aja kasih cucu yang banyak buat Papa Mama." Ujar Anna berapi-api.
"Yakin???" Tanya Louise.
"Yakin donk. Dari pada punya adik bayi ihhh. Sorry yee," keukeuh Anna.
"Baiklah, Mama sama Papa ga mungkin punyak Anak lagi. Kamu saja sudah cukup." Lerai Silvia.
"Uhhhh sayang Mamaaaaa pulll." Manja Anna pada sang Mama.
"Oh iya Paa, Maa lusa kita berdua bakalan berangkat ke Alaska." Terang Louise.
"Kenapa jauh sangat Louise?" Tanya Armand.
"Kan memang tugasnya disana. Ya kan El?" Elak Anna.
"Tap__ tapi disana kan___." Ucapan Armand terhenti.
"Paaa, yang penting kan Louise jagain Anna dan juga ada keluarga baru disana. Tidak apa-apa biar nanti kita berkunjung kesana setelah beberapa bulan ya." Potong Silvia berusaha memberi penjelasan kepada suaminya.

Berat memang melepas kepergian anak gadis semata wayangnya. Armand menitihkan air matanya terus seakan tak mau melepaskan kepergian Anna bersama Louise.
"Udah donk Paa, kapan jalannya ini." Dumel Anna karena Armand terus saja menahannya.
"Paa, Anna kan sudah besar bentar lagi jadi calon ibu juga, pasti nanti kedepannya akan semakin dewasa." Bujuk Silvia.
"Louise tolong jaga anak Papa, jangan sakiti dia sedikitpun kau akan berhadapan denganku jika aku mendengar kau melukai permata hati Papa." Ancam Armand.
"Tidak akan Paa, aku akan menjaga Anna semampuku. Papa jangan khawatir Anna bahagia bersamaku. Aku janji." Ucap Louise seraya memeluk Armand.
"Aku sayang Papa juga Mamaaa." Serak Anna memeluk kedua orangtuanya.
"Jaga diri kalian baik-baik disana juga cucu Mama." Titah Silvia.
"Kalian juga have fun liburannya." Imbuh Louise.

Merekapun berpisah dibandara ngurah rai menuju keberangkatan tujuan masing-masing.
















Tbc gezzz.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Haiiii semuaaa

Segini dulu yaaa
Lagi demam mas tejo #timnasindonesia soalnya.


Jan lupa taburin bintangnya.
Minggu depan up lagi.

Seee uuuuu

Salam manis
Nylo chan

KING OF SNAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang