1.

16.3K 817 110
                                    

Suasana pagi hari rumah itu terlihat sangat tenang, rumah besar itu dihuni satu keluarga, kepala keluarga yang dipanggil dengan Daddy, sang suami manis yang dipanggil Papa, serta satu anak bernama Chenle yang menjadi kebanggaan keluarga kecil itu. 

Haechan bangun lebih dulu seperti biasa ketika jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, sudah menjadi kebiasaan bagi Haechan untuk menyiapkan perlengkapan, memastikan sarapan, dan membangunkan suami dan anaknya. 

Haechan Gama Aderald, suami manis dari pengusaha brand kosmetik terkenal Lion's, Gemala Mark Arsenio. Pernikahan yang sudah berumur 15 tahun itu cukup membuat Mark dan Haechan saling mengenal satu sama lain meskipun mereka dijodohkan, mereka sudah terbiasa dan mulai menerima hingga Chenle Gama Arsenio lahir, anak satu-satunya di keluarga Arsenio. 

"Mbak, hari ini menunya udah sesuai sama yang saya minta kan?" tanya Haechan begitu ia sampai di dapur setelah mencuci muka dan menggosok gigi, 
"Udah Tuan, bisa dicicip dulu." mendengar itu Haechan mengambil sendok kecil untuk mencicip rasa sop ayam dan mie bihun goreng yang menjadi sarapan mereka kali ini. Kepala Haechan mengangguk ketika rasa masakan sudah sesuai dengan lidahnya, 

"Jus nya jangan lupa, lima menit lagi." 
"Baik Tuan, saya tinggal keluarin dari kulkas kok." Haechan tersenyum menanggapi ucapan koki rumahnya, Ibu rumah tangga yang menjadi kokinya ini sudah bersama dengan Haechan sejak ia menikah, jadi sudah 15 tahun lamanya. 

"Saya bangunin Chenle sama suami saya dulu ya." setelah itu Haechan kembali ke lantai dua untuk membangunkan dua manusia kesayangannya, pertama harus membangunkan Chenle yang harus sekolah. 

"Adek, bangun yuk. Hari ini kamu ada olahraga pagi kan disekolah?" Haechan menepuk pelan bahu Chenle, anak itu memang mudah sekali dibangunkan. 
"Jam berapa Pa?" 
"Enam lima belas, yuk bangun." Haechan mengangkat tubuh anak SMP tahun akhir itu agar duduk, Chenle mengusap matanya lalu menguap. 
"Papa hari ini ke resto?" 
"Iya sayang, abis itu ke rumah Abba sama Papap." 
"Ihh kenapa nggak weekend aja kerumah Papap-nya Pa?" Haechan terkekeh mendengar ucapan Chenle, pasti anaknya ini ingin ke rumah kakeknya untuk meminta jatah mainan. 

"Kamu UTS tuh, gaboleh main ke rumah Papap dulu kalo belom selesai UTS-nya." ucapan Haechan membuat Chenle mengerucutkan bibirnya, 
"Tapi abis UTS mau nginep dirumah Abba sama Papap ya?" 
"Iya, gih sana mandi dulu." 


Selesai membangunkan Chenle, ia berpindah ke kamar miliknya dan suaminya, Mark masih tertidur saat ia membuka pintu kamar. Haechan memberikan sebuah kecupan ringan dibibir Mark untuk membangunkan suaminya seperti biasa,
"Morning." sapanya, tangan Mark menarik pinggang Haechan hingga tubuh Haechan berada diatasnya, 
"Morning sunshine." Mark membuka matanya dan balik mengecup bibir Haechan, si manis tersenyum kecil, tangannya mengusap pipi Mark dengan lembut.

"Cepet mandi, aku tunggu di meja makan." setelah itu Haechan menuju ke kamar mandi yang tentunya disusul oleh Mark sebelum mereka turun ke meja makan. 

Rumah paling sering ditinggal, apalagi kalau Haechan lebih memilih pergi untuk memeriksa restoran miliknya atau kemana saja asal dia tidak bosan dirumah sendirian. Setelah mengantarkan Chenle ke sekolah, pria manis itu pergi ke restoran miliknya untuk mengecek perkembangan restoran, kalau dia masih ingin berlama-lama mungkin dia akan ikut membantu di dapur.




.  .  .  .  .  .  .𝙽𝚘𝚝;𝙿𝚎𝚛𝚏𝚎𝚌𝚝.  .  .  .  .  .  . 




Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang