Mark tidak berhasil menemui keluarga Haechan hari ini, jadi setelah membersihkan tubuhnya ia bergegas ke tempat pertemuannya dengan Jaemin. Sebenarnya dia juga belum terpikirkan tetapi taman yang tak jauh dari restoran favorite Haechan.
Jaemin rupanya sudah sampai disana lebih dahulu, setelah Mark memarkirkan mobilnya dipinggiran taman dia berjalan menghampiri Jaemin yang duduk dikursi taman.
"Kamu kan yang nyebarin berita itu biar aku cepet pisah dari Haechan?" baru juga sampai Jaemin sudah ditodong pertanyaan yang menyudutkan dirinya, tentu saja Jaemin membantah.
"Aku ga ngelakuin apa-apa ya Mas, yang nyebarin itu Haechan." balas Jaemin,"Mau Haechan atau bukan, kamu nemuin dia duluan dan kasih tau kalo kamu hamil kan?!" Mark menjepit kedua pipi Jaemin dengan tangan kanannya, jemarinya menekan kuat pipi Jaemin.
"Gila kamu, itu sama aja kalo kamu yang nyebarin berita itu." Mark menghempaskan Jaemin, lelaki itu hampir saja jatuh."Gara gara berita itu dan kamu yang bertindak gegabah, proyekku harus berhenti dulu. Aku kehilangan banyak uang sama partner." ucap Mark,
"Maaf.." Jaemin menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
"Maaf kamu nggak berguna saat ini. Mending kamu diem aja dan gausah ikut campur, biar aku yang berusaha selesein ini semua." Jaemin tak berkutik, Mark kemudian duduk dikursi taman dan mengeluarkan satu bungkus rokok untuk mengambil satu batang nikotin dan membakarnya."Mark jangan ngerokok." Mark menatap Jaemin, ia baru saja memantik api.
"Aku hamil."
"Baguslah, biar sekalian kamu gugurin aja kalo gamau anak cacat." mendengar itu Jaemin tak habis pikir dengan ucapan Mark barusan,
"Dia anak kamu loh." ucap Jaemin,
"Belum tentu, aku kan gatau kamu ngelakuin itu sama Jeno juga atau enggak." balasan Mark membuat Jaemin kesal, matanya berkaca-kaca hendak menangis. Dari pantulan cahaya yang mengenai mata Mark, si pria tahu kalau Jaemin bisa menangis saat itu juga. Pada akhirnya ia mengalah.Mark menghela nafas, ia mengurungkan niatnya untuk merokok,
"Mau dianter pulang?" tawar Mark, mendengar itu kepala Jaemin mengangguk, setelah beberapa waktu mereka bahkan tidak saling bertukar pesan manis seperti biasa kini ia bisa menghabiskan waktu bersama Mark meskipun dalam perjalanan pulang ke rumahnya.Setelah mengantarkan Jaemin pulang ke rumahnya, Mark kembali ke rumahnya yang ditinggali bersama dengan Haechan, ia tak menemukan tanda-tanda bahwa Haechan kembali ke rumah, tetapi anehnya dia melihat ada mobil disana.
"Mark Arsenio, jelasin semuanya tentang berita perselingkuhan kamu itu." suara Jaehyun menggema di ruang tamu rumahnya, Mark melihat ruang tamunya yang harusnya kosong kini diisi oleh kedua orang tuanya, Jaehyun dan Taeyong.
Mark masih berdiam diri sampai ucapan Taeyong menyadarkannya, "Mark, gapunya telinga kamu?" tanya Taeyong. Sang anak berjalan menghampiri Taeyong dengan langkah lesu dan duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya.
"Jujur sama Papa sama Bubu, apa kamu beneran selingkuh?" tanya Jaehyun,
"Aku gaada niatan buat selingkuh Pa-"
"Oh jadi kamu selingkuh? Jaemin kan namanya?" Mark terdiam saat Taeyong memotong jawabannya, Mark terdiam,
"Kalian udah sama-sama punya keluarga, nggak ada kekurangan apapun. Otak kamu udah nggak berfungsi lagi ya?" tanya Jaehyun,Mark tak berkutik, "Kamu udah lupa seberapa besarnya pengaruh perusahaan keluarga Haechan ke perusahaan kita?" pertanyaan Taeyong membuat Mark semakin menahan amarahnya, kenapa harus diungkit lagi?
"Perusahaan yang Papa bangun susah susah malah kamu hancurin segampang ini. Mark, Papa lebih setuju kalo kamu cerai dari Haechan daripada selingkuh terus ketauan kayak gini. Papa malu sama Johnny."
"Papa yang jodohin aku sama Haechan,"
"Kamu masih bisa nolak dan ceraikan dia bertahun-tahun lalu, atau sebelum kamu selingkuh. Ini sih emang kamunya aja yang egois." sindiran Taeyong membuat Mark mengepalkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Perfect Story (END)
Fanfiction"Sayang, jas aku dimana?" "Ambil sendiri di lemari." "Saya ada salah sama kamu?" "...." ----------------------------------------------------------------------------------- Pernikahan hasil perjodohan hanya ada dua akhir, saling jatuh cint...