23.

3.9K 403 32
                                    

Haechan dan Jeno kini sudah berada di salah satu cafe and resto dengan view yang lumayan, ada rooftop disana dan mereka memilih untuk duduk disana, Haechan yang memilih sih. 

"Sorry, lama ya?" Jeno langsung menyampirkan jas-nya di punggung kursi dan duduk berhadapan dengan Haechan,
"Iya lama banget, sampe udah abis nih kentang goreng sama jus." jawab Haechan, Jeno tertawa melihat reaksi Haechan, 
"Kenapa-kenapa? mau cerita apa?" tanya Jeno, 

Hubungan mereka berdua kini menjadi teman baik, yah meskipun lebih terlihat seperti teman tapi mesra, atau mungkin friends with benefit. Keduanya masih tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun dan berfokus pada karir dan keluarga, kejadian itu cukup membuat mereka berdua trauma.  

"Ih kamu kok nggak cerita kalo Mark belom nikahin Jaemin?" tanya Haechan,
"Itu luka buat kamu, aku nggak bisa sembarangan cerita juga," jawaban Jeno masuk akal juga, Haechan pada akhirnya menghela nafas, 
"Tapi loh, kok bisa bisa-nya sih anjir dianggurin Jaemin-nya," Haechan terlihat kesal saat menceritakan hal itu, Jeno bisa melihatnya, tapi yang membuatnya lebih bingung adalah..
"Bukannya kamu benci sama mereka?" mendengar pertanyaan itu membuat Haechan menoleh dan menatap Jeno, 
"Bener, tapi bukan berarti gue abai juga. Kasian Joel sama anak mereka, Mark beneran nggak ada tanggungjawabnya sama sekali." Haechan mengangkat tangannya ketika seorang pelayan lewat setelah melayani pelanggan lain,

"Saya mau pesen lagi mbak, boleh minta buku menunya?" 
"Oh ini Mas silahkan." pelayan itu memberikan buku menu yang kebetulan dia bawa, 
"Mau pesen apa?" tanya Haechan pada Jeno,
"Apa aja, aku belum makan juga." 
"Aku pesenin yang berat aja ya buat kamu." kepala Jeno mengangguk sebagai jawaban, 
"Saya pesen steak nya satu, pake nasi ya, terus kentang goreng satu, jamur krispi satu, jus jeruk satu, sama es teh nya satu." 
"Baik, ada lagi?" tanya si pelayan perempuan setelah mencatat pesanan Haechan, 
"Udah mbak, makasih ya." Haechan memberikan buku menu pada si pelayan, 

"Capek bangettt, pengen marah, kesel banget anjingg sama Mark." 
"Mau minum?" tawar Jeno,
"Mau, tapi kamu awasin ya jangan sampe lebih dari empat gelas," kepala Jeno mengangguk mendengarnya, setelah ini mereka akan pergi ke rumah Jeno karena disini tidak menjual alkohol. 

"Tapi kata Joel mereka tinggal bareng." ucapan Jeno lagi-lagi membuat Haechan hanya bisa mengusap dada, sabar,
"Duh Mark bikin emosi, sabar sabar.." 

"Kayaknya kalo bahas itu terus kamu bisa keriput sih lama-lama." ucapan Jeno membuat Haechan melayangkan satu pukulan ke lengan pria itu, tentu tak berdampak apa-apa. 
"Ish, aku ga keriputan!" protesnya,
"Kan kalo marah marah terus Chan." 

Setelah menghabiskan makanan mereka, Jeno membawa Haechan ke rumahnya, rumah Jeno tak terlalu besar karena memang hanya dihuni oleh satu orang, Jeno tak ingin merasa terlalu kesepian dirumah yang besar. Meskipun begitu Joel sesekali menginap dirumah Jeno, 

Haechan sudah terlalu sering ke rumah Jeno sepertinya, ia sampai hafal dimana tempat Jeno menyimpan anggur miliknya, yaitu di lemari pojok dekat dapur. 
"Hari ini minum dulu, udah tiga bulan nggak minum." ucap Haechan,
"Kan nggak boleh banyak banyak, biar cepet sembuh tulang kamu." Jeno mengambil alih botol wine dari tangan Haechan untuk membuka tutupnya, 

"Mau sambil nonton? ada netflix kan?" kepala Jeno mengangguk, setelah itu Haechan pergi ke ruangan khusus untuk Jeno menikmati film, dengan sofa panjang yang bisa digunakan untuk tidur dan kulkas kecil disana. 

Haechan duduk terlebih dahulu, harus pelan-pelan karena tulangnya masih dalam masa penyembuhan, Haechan memilih anime untuk ditonton karena ia merasa bosan dengan film-film. 

Tak butuh waktu lama bagi Jeno untuk menyusul Haechan dengan dua gelas wine dan sebotol wine, pria itu tanpa merasa canggung duduk disamping Haechan dan memberikan gelas wine pada Haechan lalu mengisinya, 

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang