9.

4.5K 485 36
                                    

"Makasih ya udah mau bantu, lama nggak ketemu padahal." ucap Jeno, sosok pria dihadapannya tersenyum, itu teman semasa SMA-nya, Eric namanya. Setelah kelulusan SMA mereka sudah hampir tidak pernah bertemu dan hanya kontak lewat media sosial. Dan tanpa disangka ternyata Eric memegang kendali atas perusahaan milik Ayahnya karena Ayahnya sedang sakit dan berobat di luar negri. 

"Santai sih, seru juga cerita lo sama suami lo itu. Gue nunggu nih skandalnya," Eric tertawa setelahnya, mereka berdua memutuskan untuk bekera sama, tentu saja Eric memihak Jeno daripada Mark yang sudah menyakiti dua orang. 

"Tunggu aja sebentar lagi, Haechan katanya mau mempercepat rencana." Jeno meminum wine-nya, begitupun dengan Eric, mereka sekarang sedang berada di apartemen Eric. 
"Emang gila si Mark ini, main-main sama yang punya tambang negara." Eric terdiam beberapa saat sebelum menatap Jeno setelah menyadari sesuatu.
"Lo kalo ga dikasih tau Haechan gabakal tau dong kalo Jaemin selingkuh?" kepala Jeno menggeleng sebagai jawaban,
"Kayaknya nggak bakal tau sih." 
"Wahhh gila-gila, ckckck, mainnya smooth banget suami lo." Eric menegak habis wine dalam gelasnya, 
"Gue juga ga nyangka," Jeno meletakkan gelasnya di meja lalu ikut menatap pemandangan sore hari dibalkon apartemen, 
"Yang sabar, lo pasti bisa menangin semua ini." Eric menepuk bahu Jeno sebagai penyemangat, jadi teringat masa-masa SMA, mereka sering dibilang durian dibelah dua karena mereka seperti anak kembar. 

"Makasih ya."
"Dah jangan bahas itu lagi, mending santai sekarang gue pesenin makan dulu." Eric meninggalkan Jeno di balkon untuk mengambil ponsel dikamar dan memesan makanan untuk mereka. Tak mungkin mereka berdua menyentuh dapur,


Berbeda dengan Jeno yang menghabiskan waktu dengan Eric, Haechan kini berada di apartemen. Baru dia beli beberapa waktu lalu karena tidak ingin berada dirumah, mungkin nanti setelah cerai Haechan akan tinggal disini bersama dengan Chenle sebelum memutuskan untuk membeli rumah baru atau membangun rumah baru. 

Haechan bersenandung sambil mengusapi perutnya, menyanyikan lagu anak-anak untuk calon bayinya. 
"Oh, Chenle waktunya pulang." Haechan segera mengambil ponsel, dompet, dan kunci mobilnya untuk menjemput Chenle. Sebelum menjemput Haechan menelfon anak itu terlebih dahulu,
"Adek, adek dimana? Papa mau jemput."
"Masih ditempat les Pa."
"Yaudah tunggu disana ya." 
"Oke Pa, nanti mau jalan-jalan ya!" 
"Iya sayang, tunggu ya." setelah menutup panggilan Haechan pergi ke parkiran dan mengendarai mobilnya untuk menjemput Chenle. 

Seperti yang diinginkan oleh Chenle, mereka berdua pergi berjalan-jalan sebelum kembali ke rumah. Tetapi ditengah kesenangan mereka itu Mark menyusul mereka ke mall dan membuat mood bermain Chenle seketika turun saat itu juga. 
"Mau makan sekalian?" tawar Mark,
"Boleh, adek mau makan apa?" Haechan menatap Chenle yang kini berdiri disampingnya, mereka sedang membayar belanjaan di kasir.

"Apa aja, aku ikut sama Papa." 
"Makan hot pot kesukaan kamu mau?" kali ini Mark menawarkan pada Chenle, anak itu berpaling dan menatap Haechan,
"Papa mau hot pot?" tanya Chenle pada Haechan, situasi ini membuat Haechan hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil dengan canggung,
"Yuk makan hot pot." akhirnya Haechan setuju, dia tidak mau masalah ini jadi tambah panjang jadi lebih baik makan saja. 

Suasana makan malam di restoran itu menjadi agak hening karena Chenle tidak talk active seperti dulu pada Ayahnya.
"Sekolahnya gimana dek? Baik kan? Nggak ikut lomba lagi?" tanya Mark pada anaknya, namun Chenle diam dan menikmati makanannya, melihat Mark saja sudah membuatnya kesal setengah mati. 

"Adek, Daddy tanya tuh." Haechan berusaha membujuk Chenle secara tak langsung, 
"Ya baik, nggak gimana-gimana." jawab Chenle, 
"Habis ini aku balik ke proyek lagi ya, jam 12 an nanti aku baru pulang." ucap Mark,
"Besok hari Sabtu, kalo Mas sibuk banget jangan dipaksa pulang, apalagi proyeknya lumayan jauh. Aku sama Chenle mau nginep dirumah Papa sama Baba." 
"Bener nggak papa aku tinggal?" 

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang