2.

6.6K 622 40
                                    

"Sayang, aku ada kerjaan mendadak di luar kota, kamu nggak papa aku tinggal dulu?" 
"Iya Mas, nggak papa kok." Haechan mengulas sebuah senyum meskipun Mark tidak bisa melihatnya, 
"Kamu mau dibawain apa?  aku mau pergi ke kota xxx, banyak buah buah manis disana, mau?" 
"Boleh, bawain buat pengurus rumah juga ya Mas." 
"Iya sayang, yaudah aku jalan dulu ya." 
"Iya, hati hati dijalan."
"I love you." 
"Love you." 

Setelah panggilan itu diputus oleh Mark, ia menatap keluar jendela restoran, dia sudah berada disana selama satu jam untuk menunggu jemputannya, ini sudah malam dan mungkin dia bisa berangkat sekarang, jika perjalanan dibutuhkan empat jam kemungkinan dia sampai villa pukul 11 malam. 

"Pak, apa mau tambah makanan?" kepala Haechan menggeleng mendengar hal itu Haechan menggeleng pada kepala koki yang menawarinya,
"Aku udah mau pergi kok." Haechan berdiri dari duduknya kemudian tersenyum,
"Aku duluan ya? jangan sampe ada yang ledakin kompor." gurauan Haechan dibalas tawa oleh kepala koki,
"Siap Pak!"

Haechan pergi meninggalkan restoran miliknya bersamaan dengan mobil jemputannya yang sudah datang, ia akan pergi bersama dengan kawan lamanya Yangyang. 
"Makasih udah mau nganterin, padahal jauh" Yangyang langsung melajukan kembali mobilnya, ia kemudian tersenyum,
"Santai aja sih, gue juga lagi gaada kerjaan." jawab Yangyang, ia menatap Haechan sekilas lalu kembali pada jalanan di depannya,
"Lo kenapa nggak langsung cerai aja?" pertanyaan Yangyang membuat Haechan tertawa kecil,
"Minimal lah ya, gue ada bales dendamnya." 
"Iya sih, lagian gue juga heran 15 tahun loh kalian nikah bisa-bisanya dia masih kecantol sama orang lain." Yangyang berucap dengan kesal, dia selama ini menemani Haechan dan orang pertama yang tahu kalau Mark berselingkuh dari Haechan. 

"Ya...mau gimana lagi, hasil perjodohan juga." jawaban Haechan tidak memuaskan Yangyang sama sekali, dia masih kesal.
"Kalian udah punya anak njir, udah SMP kelas 3." 
"Mungkin dia bosen." Yangyang menghela nafas, Haechan terlalu menyalahkan dirinya atas perselingkkuhan Mark, dan ini tidak boleh terjadi. 

"Tidur aja lo, kalo udah sampe ntar gue bangunin." ucapan Yangyang hanya dibalas anggukan oleh Haechan, dia juga lelah, hari ini dia bekerja di dapur untuk mengalihkan perhatiannya dari masalah yang tengah dia hadapi. Yangyang membiarkan Haechan beristirahat, ada kalanya Haechan terlalu memforsir dirinya saat bekerja terutama saat dia ada masalah seperti ini, Yangyang berjanji akan membantu Haechan membalaskan dendamnya, enak saja. Haechan ini sudah menjadi temannya selama belasan tahun dan banyak laki-laki lain yang bisa memperlakukan Haechan lebih baik daripada Mark, primadona sekolah tidak bisa diperlakukan seperti ini.

"Dasar, nggak bersyukur banget jadi orang." gerutunya. 

Setelah perjalanan selama empat jam yang sudah termasuk mereka yang beristirahat di rest area, mereka sampai di villa, sudah ada mobil lain yang terparkir di halaman luas villa. 

"Istirahat duluan aja, milih aja kamarnya sama semua. Gue mau langsung ngomong sama dia." ucap Haechan begitu mereka masuk, terdengar alunan musik lagu milik adele - when we were young. 
"Selamat malam." sapa Haechan ketika ia melihat punggung pria yang tengah menyeduh teh itu, sosok itu berbalik lalu tersenyum pada Haechan.

"Maaf ya, gue datengnya malem banget." 
"Gapapa, gue jam 10 juga baru balik. Mau teh?" tawar Jeno. Iya, pria itu adalah Jeno Albano Maverick, suami dari Jaemin. 
"Boleh, lumayan obat dingin." Haechan duduk di kursi makan yang cukup untuk lima orang itu, menunggu Jeno membuatkan teh untuknya. 
"Less sugar?" 
"Gausah gula." kepala Jeno mengangguk, ia kemudian menuangkan air panas ke cangkir teh milik Haechan lalu membawanya ke meja. 

"Ga mandi dulu?" tanya Jeno,
"Abis ngobrol sama lo aja, keburu kemaleman." balas Haechan, ia menerima secangkir teh yang dibuatkan oleh Jeno. 

"Maaf udah ganggu jadwal lo, tapi gue mau ngomongin ini sama lo juga meskipun kita baru kenl hari ini." ucap Haechan,
"Gue kaget juga tiba-tiba lo kirim pesan buat jadwalin pertemuan kayak gini." Jeno mengulas senyum, dia tahu persis siapa Haechan, anak dari pemilik perusahaan pertambangan terkaya. 

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang