11.

4.7K 485 33
                                    

'Gila! gila! ini kabar terpanas yang gue liat hari ini'
'Ku kira dia baik ternyata jauh dari kata baik'
'Padahal Haechan udah gaada kurangnya, apa coba yang dicari dengan selingkuh?'
'Ini yang inisialnya J, kayaknya gue tau deh siapa'
'Suaminya yang punya Be;u nggak sih?'
'Gue kira yang gue liat waktu itu boongan ternyata beneran, wkwk'
'Mainnya kurang mulus ye, lebih mulus kakinya Kak Haechan'

Jaemin meremat ponselnya kuat-kuat, berita itu menyebar, kenapa bisa secepat ini? 
"Haechan, pasti lo yang nyebarin semuanya kan?" Jaemin mengendarai mobilnya dengan laju agar sampai rumah lebih cepat, niatnya untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya harus ditunda lebih dahulu. Setelah berkali-kali menelfon akhirnya Jeno mengangkat telfonnya,

"Mas-"
"Aku tunggu kamu dirumah." setelah itu Jeno mematikan panggilan secara sepihak, Jaemin memukul setir mobilnya dan berteriak frustasi. Padahal dia baru memulai rencananya, 
"Awas aja lo Haechan," gumam Jaemin. 

Begitu sampai dirumah ia langsung melangkah masuk dan Jeno sudah menunggunya di ruang tamu. 
"Mas, aku bakal jelasin." Jeno menatap Jaemin ia menyilangkan kakinya, 
"Coba jelasin." 
"Itu semua cuma rumor-"
"Dengan bukti Jaemin Nakshaka." ucapan Jaemin terhenti, dia bahkan tidak bergerak dari posisinya yang berdiri tak jauh dari Jeno. Bukti..bukti..bukti.. bukti apa yang bisa dia berikan pada Jeno?!

Pria yang berstatus sebagai suami Jaemin itu berdiri kemudian berdiri dan menghampiri Jaemin, Jeno menarik dagu Jaemin dan mengimpit dagu si manis dengan tangannya. 
"Jaemin apa itu alesan kamu sering pergi tanpa aku ataupun Joel?" 
"Nggak mas, aku enggak-" belum sempat Jaemin menyelesaikan ucapannya, Jeno sudah menampar pipi Jaemin. 

"Selagi kamu nggak ada bukti, aku bakal anggep semua rumor dan berita itu benar adanya dan aku nggak akan belain kamu." setelah itu Jeno pergi meninggalkan ruang tamu, meninggalkan Jaemin yang menangis di ruang tamu.

Dibalik pintu kamarnya, Joel mendengar semua pertengkaran kedua orang tuanya, apa yang dikatakan oleh Chenle ada benarnya, Joel baru tahu jika Mark yang disebut oleh Chenle itu adalah Ayah dari Chenle, dan sosok yang dia panggil Papi itu adalah selingkuhan dari Mark, ah tidak, Jaemin berselingkuh dengan Mark. Chenle bahkan mengirimkan beberapa foto Jaemin sedang berjalan-jalan dengan Mark padanya tadi. 

Joel menundukkan kepala, ia memeluk lututnya sendiri tanpa ada suara tangis yang terdengar meskipun hatinya menuntut untuk meraung sekarang juga. 

Keadaan malam itu di kamar Jeno dan Jaemin sangat dingin, semarahnya Jeno pada Jaemin pria itu masih mengizinkan Jaemin tidur sekamar dengannya. 
"Aku ini kurang apa ke kamu Jaem?" Jeno terlihat fokus dengan pekerjaan di laptopnya sedangkan Jaemin masih duduk dikasur bersandar pada headboard.

"Aku nggak Mas.."
"Bukan itu pertanyaan saya." Jaemin terdiam, dia tidak menjawab dan memilih untuk merebahnkan tubuhnya diatas kasur. Dia tidak mau berkomentar perihal ini, hatinya sedikit sakit ketika Jeno memarahinya dan menamparnya tadi. 

"Aku tidur duluan." ujarnya. 


Keadaan rumah Haechan lumayan ramai karena Ten yang meminta Johnny menjelaskan, dia tentu saja tau soal berita perselingkuhan Mark itu. 
"Kenapa nggak kasih tau aku sih Mas?" 
"Haechan yang minta, aku gabisa apa-apa. Tapi sekarang kamu udah tau kan?" Ten mendengus, ia masih kesal karena dia orang yang tidak tahu dirumah ini.
"Aku bakal ke rumah mereka buat-"
"Ini kenapa Haechan nggak mau kamu buat tau dulu sayang, Haechan punya rencana dan sekarang lagi jalanin rencananya." Ten mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur,
"Haechan udah tau dari lama soal ini, dan dia pengen ngehancurin perusahaan Mark." 
"Berita ini, Haechan yang nyebarin?" kepala Johnny mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Ten, setelahnya Ten menangis sambil menutup wajah dengan telapak tangannya. 

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang