5.

5.3K 512 63
                                    

Pagi ini sejak pukul empat pagi Haechan terbangun dan tidak bisa tidur lagi, daripada mengganggu Mark yang sedang tidur lelaki itu memilih untuk pergi ke dapur untuk membuat makanan yang bisa dihangatkan saat sarapan nanti. Namun ketika jam menunjukkan pukul setengah enam pagi, Chenle yang baru bangun menghampiri Haechan yang kini sedang membuat kue. 

"Eh, kok udah bangun? Papa berisik ya?" tanya Haechan, ia tidak enak kalau dia yang berisik di dapur adalah alasan anaknya bangun. Kepala Chenle menggeleng sebagai jawaban, 
"Bau masakan Papa enak, hehe." Chenle duduk di kursi meja makan sambil tersenyum menatap Papa-nya, Haechan tertawa mendengar itu.
"Papa kan emang koki bintang lima disini." ucap Haechan dengan bangga, ia kemudian mengambilkan segelas susu untuk Chenle. 

Sang anak tahu, alasan Haechan sudah bekerja sejak pagi karena tidak bisa tidur. 
"Nih, diminum dulu. Papa buat sushi buat hari ini, kamu mau bawa juga ke sekolah?" tanya Haechan. 
"Boleh Pa, buat yang banyak yaa, biar Lele yang habisin makanan Papa." Chenle membalas, Haechan tersenyum mendengarnya, 
"Yaudah, Papa buat yang banyak nanti makan sama Jisung ya?" 
"Iya, nanti Lele ajak Jisung buat makan." Chenle meminum susunya, ia menatap punggung Haechan yang kini kembali melanjutkan kegiatannya untuk membuat sarapan dan membuat bekal, bahkan pembantu mereka tidak ada disini. Pasti Haechan sudah menyuruh para pembantu untuk pulang dan tidak membantunya, 

"Lele mandi dulu deh Pa, abis itu sarapan." Chenle beranjak dari duduknya setelah menghabiskan segelas susu, 
"Iya gih sana mandi dulu. Kamu selesai mandi, sarapan udah siap." 

Ketika Chenle pergi keatas menuju ke kamarnya, dia berpapasan dengan Mark di tangga, dan seperti biasa anak itu akan mencueki Mark. Tapi kali ini Mark menahan tangannya, 
"Good morning nya mana dek?" mendengar pertanyaan Mark membuat Chenle mendengus, dia adalah tipe orang yang jika tidak suka dengan seseorang maka dengan terang-terangan dia akan menunjukkannya. 

"Pagi." Chenle menarik tangannya lalu melanjutkan perjalanannya menuju ke kamar, Mark menatap punggung Chenle yang menjauh darinya lalu ia kembali berjalan menuju ke dapur. 
"Pagi sunshine." sapa Mark, 
"Pagi juga Mas." Haechan tersenyum, ia mendapatkan satu kecupan di bibirnya, 

"Nggak mandi dulu?" tanya Haechan, 
"Hari ini aku agak siang berangkat ke kantornya." jawab Mark, Haechan langsung mengambilkan satu cangkir teh hangat yang sudah dia siapkan untuk Mark. 

"Tumben?" tanya Haechan,
"Mulai hari ini aku bakal banyak lembur buat ngurusin proyek, mungkin sekitar semingguan dek." kepala Haechan mengangguk mengerti,

"Nggak papa kok, mas kabarin aja keadaannya gimana." Haechan memotongi sushi yang baru dia buat lalu meletakkannya ke piring, 
"Sarapan hari ini sushi," Haechan meletakkan dua piring besar berisi beragam sushi diatasnya,
"Pinter banget kamu bikinnya." 
"Ya kan aku emang chef mas." 

Sarapan pagi itu berlalu begitu saja bagi Chenle, setelah dia selesai menghabiskan makanannya ia akan berangkat ke sekolah.
"Adek, ayo Daddy anterin aja." ajak Mark,
"Nggak usah, aku bareng Jisung." Chenle memakai tas punggungnya dan membawa bekalnya, Mark yang hendak berdiri itupun mengurungkan niatnya,

"Lele berangkat dulu ya Pa." setelah berpamitan Chenle langsung pergi keluar rumah,
"Chenle kenapa sih? dia kayaknya berubah banget akhir-akhir ini." Mark menatap Haechan yang kini mengalihkan pandangannya, 
"Mungkin lagi ada masalah disekolahnya? dia kan mau Ujian Nasional nanti, mungkin juga dia stress makanya moodnya jelek terus." Haechan mencoba untuk mengarang perihal perubahan mood Chenle yang aslinya hanya terjadi pada Mark saja, 

"Apa nanti mau liburan bareng? biar dia nggak terlalu stress sama sekolahnya." tawar Mark,
"Nanti aku coba bahas sama Chenle." Haechan membalas dengan senyum, ia mulai membereskan meja makan,  

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang