4.

5.9K 590 102
                                    

Chenle tak habis pikir, Tuhan sangat memperhatikan dirinya sampai-sampai dia menemukan pemandangan Mark dan Jaemin yang sedang berdua direstoran baru yang dia kunjungi bersama dengan Jisung. Padahal sepulang les piano Chenle ingin memakan sesuatu untuk memenuhi perutnya sekaligus mencoba makanan baru di restoran ini, 

Namun Chenle menguatkan hatinya, ia masuk ke dalam restoran kemudian mencari tempat duduk yang jauh dari pandangan kedua orang itu. 
"Le? mau makan apa? malah bengong." Jisung menarik pipi Chenle agar atensi anak itu kembali padanya, 
"Apa aja dah yang recommended." jawab Chenle, setelah Jisung mengkonfirmasi pesanan, ia melihat kearah dimana Chenle menatap. 

"Lah itu bukannya bokap lo?"
"Iya, sama selingkuhannya." muka Chenle terlihat marah, ia bahkan sampai mengeluarkan berlembar-lembar tisu dari kotak tisu yang ada dimeja. 
"Mau pindah tempat aja?" kepala Chenle menggeleng, 
"Gue mau ngumpulin bukti." ujarnya, mendengar itu Jisung tak bisa berbuat apa-apa, dia akan mendukung Chenle apapun yang dilakukan oleh pemuda itu.

"Kenapa nggak cerita?" 
"Ini menyangkut aib keluarga gue, gue gabisa sembarangan cerita." mendengar itu Jisung hanya bisa menghela nafasnya, matanya kembali melihat ke arah pria yang ia kenal sebagai Ayah dari crush-nya ini terlihat senang bersama dengan laki-laki lain, entah siapa. 

"Gabakal gue selingkuh, amit-amit." batin Jisung. Ditengah acara makan malam mereka, ponsel Chenle berdering tanda ada panggilan masuk, dari Haechan. 
"Adek, kamu dimana?"
"Ini lagi makan Pa, kenapa?"
"Papa jemput ya? Sekalian mau anterin kado ke cafe temen Papa."  
"Papa dimana?" 
"Papa udah di cafe temen Papa ini, kamu dimana?"
"Di restoran Moonlu." 
"Eh disamping cafe temen Papa, tunggu disana ya biar Papa yang bayar bill-nya." mendengar itu Chenle langsung panik, dia tidak bisa membiarkan Haechan melihat apa yang terjadi disini, dia sudah cukup sering mendengar Haechan menangis tiap malam. 
"Eh nggak usah Pa, ini udah selesai, aku yang kesana aja." Chenle buru-buru menyudahi makan malamnya, 

"Udah?"
"Udah, gue duluan ya, dijemput sama Papa." kepala Jisung mengangguk saja ketika Chenle pergi meninggalkan restoran, meskipun dompetnya tak setebal milik Chenle, tapi Jisung masih bisa membayar makanan milik anak itu, asal jangan di restoran bintang lima saja. 

Chenle menghampiri Haechan yang berada di depan cafe, untunglah Haechan belum sampai menyusul ke restoran. 
"Tadi sama Jisung ya kesitunya?" Haechan melihat ada motor milik Jisung yang terparkir di depan restoran, 
"Iya sama Jisung, yuk Pa pulang." ajak Chenle, mereka berdua berjalan menuju ke mobil milik Haechan. 

"Ternyata disana." batin Haechan ketika mereka masuk ke dalam mobil,
"Adek mau beli apa dulu gitu nggak?" 
"Hmm..Papa udah makan belom?" kepala Haechan menggeleng sebagai jawaban,
"Papa nggak masak, Daddy mu juga katanya mau lembur hari ini jadi udah makan di kantor." mendengar jawaban dari Haechan membuat hati Chenle mencelos, sebegitu teganya Mark membohongi Haechan hanya agar dia bisa berdua dengan Jaemin. Oh Chenle tentu sudah tahu siapa nama selingkuhan Mark itu, anaknya adalah adik kelasnya disekolah. 

"Makan lagi yuk, perut Lele masih muat nih buat makan sama Papa."
"Beneran nih?" tanya Haechan,
"Benerann, Lele mau temenin Papa makan. Ini spagethi sama garlic bread kayaknya muat sih." ucap Chenle, 
"Dih kamu mah, yaudah kita ke pizza hat aja gimana?" kepala Chenle mengangguk dengan semangat, 
"Leggo! kita makan Pa!" 





. . . . . . .𝙽𝚘𝚝;𝙿𝚎𝚛𝚏𝚎𝚌𝚝. . . . . . . 


Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang