18.

4.1K 440 67
                                    

Jeno menepati ucapannya ketika dia bilang akan pergi dari rumah, bahkan ketika Jeno mengemasi barang-barangnya Jaemin tak lagi membantah dan hanya bisa diam di ruang tamu hingga akhirnya Jeno turun dari kamar. 

"Aku pamit, nanti kita ketemu di pengadilan." ucap Jeno,
"Mas," Jeno menghentikan langkahnya, ia menatap Jaemin yang kini terlihat hendak bertanya pada Jeno,
"Tadi kamu ngomongin apa sama Haechan?" pertanyaan itu membuat Jeno kini membalikkan badannya menghadap Jaemin,
"Kenapa kamu pengen tau?" tanyanya, 
"Kalian keliatan deket." 
"Kenapa? cemburu?" 
"Kalian sejak kapan deket?" Jeno mendengus, ia membalikkan badannya kemudian berjalan ke pintu,
"Apa kalian juga ada hubungan?" Jeno menggenggam erat knop pintu dihadapannya, mendengar pertanyaan itu membuat amarah Jeno yang selama ini dia pendam rasanya membuncah. 

"Jangan samain aku sama Haechan kayak kalian! sampah kayak kamu nggak ada hak buat ngomentarin apa yang aku sama Haechan lakuin selama ini. Lihat aja di pengadilan nanti, kamu juga bakal tau." Jeno membuka pintu dengan kasar, ketika dia melihat keluar ternyata ada Joel disana. Wajah Jeno yang tadinya terlihat marah langsung melembut, 

"Kamu mau ikut Papa atau Papi?"  pertanyaan itu membuat Joel mematung, matanya menatap Jeno dan Jaemin bergantian, hingga akhirnya Joel menatap Jaemin. 

"Kalo butuh apa-apa bilang ke Papa ya? kamu boleh ke rumah Papa kapan aja." kepala Joel mengangguk sebagai jawaban,
"Hati-hati Pa." Joel menatap kepergian Jeno dari rumahnya setelah itu menutup pintu dan berjalan masuk ke dalam rumah, 
"Adek, mau makan dulu? Papi siapin makan malemnya dulu ya?" Joel tidak menolak saat Jaemin berkata demikian, toh dia juga lapar. Saat di jalan pulang tadi Joel tidak menduga kalau semua akan seperti ini, dia masih berharap kedua orang tuanya masih berada di rumah yang sama meskipun keadaannya sangat berbeda. Tapi bahkan tadi dia mendengar pertengkaran kedua orang tuanya itu dibalik pintu sampai Jeno akhirnya keluar dari rumah.

Joel masuk ke dalam kamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur lalu menghela nafas, tangannya merogoh saku celana seragamnya untuk mengambil ponselnya. Ia mengirim pesan pada Chenle, mengabari kalau barusan dia melihat orang tuanya bertengkar dan Jeno yang pergi dari rumah. Ia dan kakak kelasnya itu menjadi lebih dekat meskipun anak sekolah juga sampai bingung karena dulunya Chenle membully Joel. 

Joel memilih untuk segera membersihkan diri, ketika dia selesai mandi Jaemin sudah menyelesaikan makan malamnya, mereka berdua makan bersama di ruang makan. Tidak banyak yang dibicarakan oleh Jaemin, mungkin karena dia juga masih kepikiran. 

"Papi, kenapa Papi nggak nahan Papa buat pergi?" tanya Joel, Jaemin menaruh sendoknya, ia menatap Joel. 
"Papi nggak ada hak buat itu, ditahan pun apa kamu bisa menjamin Papa mau?" pertanyaan yang ditanyakan Joel sebenarnya atas egoisme yang dimiliki Joel yang masih menginginkan keluarganya kembali, tetapi sepertinya tidak bisa. 

"Apa Papi bakal nikah sama Om Mark?" pertanyaan dari Joel membuat Jaemin terkejut, darimana Joel mendengar soal itu? 
"Papi, Papi hamil anaknya Om Mark kan?" lagi, Jaemin terdiam. Ia bahkan kini tidak bisa menghubungi Mark,

"Kenapa kamu masih mau sama Papi?" tanya Jaemin pada Joel, mendengar itu Joel menggelengkan kepalanya, jujur dia juga tidak tahu, dia hanya sayang sekali pada Jaemin dan tidak tega meninggalkan Jaemin sendirian sekarang, dia takut Jaemin kenapa-napa. 

"Aku juga nggak tau Pi, tapi aku juga pasti kangen Papa. Aku kecewa sama Papi, aku marah sama Papi, tapi aku nggak bisa benci sama Papi meskipun tau semua yang udah Papi lakuin." Joel bangkit dari duduknya kemudian membereskan meja makan,

"Papi istirahat aja biar aku yang beresin ini." 


Jeno melihat semua bukti yang dikirimkan ke rumahnya, ada berupa foto dan flashdisk. Jeno mengumpulkannya kembali di map yang dikirimkan Haechan. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan dia belum mengisi perutnya, untuk sekedar minum air saja sebenarnya membutuhkan niat yang kuat, apalagi saat tadi makan bersama dengan Jaemin. 

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang