Masih teringat dengan jelas di kepala Haechan kenangan pertama mereka saat melihat Chenle mampu berjalan, Mark berseru dengan senang kala itu. Video itu masih terputar dilaptop milik Haechan, membawa kembali kenangan masa lalu yang jauh sekali dengan sekarang.
Mereka sudah menjadi keluarga bahagia sebelum Jaemin datang, dan perasaan Mark yang lebih memilih Jaemin daripada Haechan. Dipikir Haechan tidak tahu bagaimana cara Mark menatap Jaemin saat pertama bertemu dan pertemuan selanjutnya yang seperti direncanakan? dipikir Haechan tidak tahu kalau kedua orang itu kembali menjalin kasih?
Haechan kembali mengusap pipinya, dia tidak boleh menangis dirumah, ia terbangun ditengah malam karena tidak bisa tidur, stok obat tidurnya telah habis dan Haechan tidak bisa berbuat apa-apa selain melakukan kegiatan hingga dia merasa kantuk kembali, atau setidaknya sampai rasa sesak di dadanya hilang.
"Papa?" Haechan menoleh ketika mendengar suara tak asing ditelinganya, keadaan lampu ruang makan memang sedang mati dan hanya ada Haechan yang bermain laptop diruang makan, sebelum Chenle datang.
"Eh kenapa anak Papa bangun? laper?" Haechan buru-buru menutup laptopnya kemudian berjalan untuk menyalakan lampu dan menghampiri Haechan,
"Mau susu Pa." jawab si kecil, Haechan tersenyum kemudian mengambilkan susu dari lemari pendingin,
"Habis ini tidur ya dek?" Haechan memberikan satu gelas susu pada Chenle yang duduk disamping kursi tempat dia duduk tadi,"Mau tidur sama Papa." ucapan Chenle membuat Haechan terdiam sepersekian detik lalu mengusap kepala Chenle,
"Duh anak Papa udah gede masih mau kelon nih?" Haechan berucap dengan nada jenaka, berusaha agar tidak menampakkan kesedihan di depan anaknya. Chenle mengerucutkan bibirnya lucu kemudian meminum susunya hingga habis. Setelah itu mereka pergi ke kamar Chenle,Haechan berbaring disamping Chenle dengan selimut yang menutupi sebagian badan mereka, Chenle memeluk Haechan dengan nyaman dengan usapan dikepalanya yang diberikan oleh Haechan. Rasanya obat tidur yang dibutuhkan Haechan adalah Chenle, buktinya Haechan bisa tidur dengan mudah saat memeluk anaknya itu, perasaan khawatirnya sementara hilang. Mungkin karena Chenle adalah anak paling berharga baginya saat ini.
Ketika Haechan membuka matanya, ia tidak menemukan Chenle disampingnya, kosong. Ini hari Sabtu, biasanya Chenle akan bangun lebih siang. Haechan lantas melihat jam di nakas anaknya, pukul tujuh pagi, apa Chenle pergi keluar?
Haechan memutuskan untuk bangun dan memberseskan kasur Chenle lalu bergegas untuk mencuci muka dan gosok gigi sebeum membuat sarapan. Ketika ia sampai di dapur rupanya Chenle sedang memasak disana,
"Kok nggak bangunin Papa dek?" tanya Haechan sambil menghampiri Chenle,
"Papa bobonya nyenyak banget, nggak tega bangunin, hehe." Chenle menunjukkan cengirannya kemudian fokus memasak lagi,
"Anak Papa masak apa hm?" Haechan berdiri disamping Chenle, memperhatikan anaknya."Biasa, telur sama tomat." jawab Chenle,
"Kemarin Papa buat ayam goreng bumbu, mau digoreng juga?" kepala Chenle mengangguk mendengar itu, lalu Haechan mulai membantu memasak. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki, siapa lagi kalau bukan Mark."Waduh, pagi-pagi udah masak bareng aja." Mark berjalan mendekati Haechan, memberikan pelukan dari belakang sembari mengecup pipi Haechan.
"Pagi sayang." Haechan tersenyum lalu membalas, "Pagi." seolah tak terjadi apa-apa. Sedangkan Chenle hanya diam dan fokus membumbui masakannya,"Anak Daddy tumben bangun pagi weekend gini, mau pergi?" Mark mengusap kepala Chenle, namun anak itu menjauhkan kepalanya.
"Nggak." jawabnya,Mark mengulas senyum kecil, "Anak Daddy lagi badmood ya? putus cinta nih?" tanya Mark berusaha menggoda anaknya, sesekali menoel pipi Chenle.
"Apasih? enggak, gue lagi nggak suka sama orang lain." sanggah Chenle,
"Adek bahasanya, yang sopan." tegur Haechan yang sedang menggoreng ayam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Perfect Story (END)
Fanfiction"Sayang, jas aku dimana?" "Ambil sendiri di lemari." "Saya ada salah sama kamu?" "...." ----------------------------------------------------------------------------------- Pernikahan hasil perjodohan hanya ada dua akhir, saling jatuh cint...