10.

5K 508 102
                                    

Pagi itu Jaemin membuka matanya ketika jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, lelaki manis itu mengambil ponsel di nakas kemudian mengecek pesan. Namun matanya tertuju pada riwayat panggilannya di WhatsApp, ia menelfon Jeno kemarin malam. Sontak kedua mata Jaemin membola, kapan dia menelfon pria itu?! dan kenapa?

Ia berusaha untuk mengingatnya, semalam ketika Jaemin baru sampai ke kamar hotel yang disewa oleh Mark pria itu langsung mencium bibirnya, posisi Jaemin masih memegang ponsel. Apa tertekan saat itu? 

Jaemin tak menemukan Mark dikasur, mungkin sudah pergi bekerja. Jaemin memanggil Jeno untuk memastikan, 
"Halo? Mas." 
"Iya dek kenapa?" sepertinya semalam Jeno tidak mendengar apa-apa, panggilan itu juga hanya 10 detik. 
"Hari ini aku pulang," 
"Aku ada meeting sore ini, nggak tau bisa jemput atau enggak nanti"  
"Iya nggak papa, nanti kabarin aja." 
"Yaudah, aku kerja dulu." 

Setelah itu panggilan mereka berakhir, Jaemin menghela nafas lega, sepertinya Jeno tidak mendengar apa-apa semalam. Dia takut sekali kalau sampai panggilan semalam membuat rahasianya dan Mark terbongkar, untuk saat ini. Hari ini dia akan bertemu dengan Haechan dan mengatakan kebenarannya, Haechan harus tahu kalau dia hamil anak Mark agar mereka berdua berpisah dan Jaemin bisa menikah dengan Mark. Ia tidak mau kalau Jeno tahu dia sedang hamil karena perubahan bentuk tubuhnya jika terlalu lama mengulur waktu. 

Jaemin beranjak dari posisinya dan bersegera untuk pergi mandi, dia sudah memesan tempat untuk bertemu dengan Haechan nanti. 

Dugaan Jaemin benar, Mark sudah pergi ke kantor, bahkan pria itu datang lebih pagi daripada biasanya. 
"Pagi Pak." sapa Yeri yang sedang melakukan make up di mejanya, masih belum waktu masuk jadi Yeri masih ada waktu untuk memakai make up. 
"Pagi, kalo kamu beli sarapan di kantin saya nitip yang biasanya ya."
"Oke Pak." 

Yeri memastikan kalau pintu ruangan Mark sudah tertutup, ia merapikan penampilannya kemudian berjalan keluar dari ruangan. Perintah dari Johnny sudah dia dapatkan pagi ini dan tugasnya sekarang adalah....
"Guys! guys guys! gue ada berita baru." Yeri langsung menghampiri rekan sekantornya yang memang kalau pagi suka berkumpul dipojok kantin sambil menikmati sarapan. Misi penyebaran rumor di kantor Mark pun dimulai, oh bukan hanya rumor ini sudah seperti berita eksklusif dengan bukti foto yang Yeri kirim ke teman-temannya, 

"Misi selesai." batin Yeri, ia mengirimkan pesan pada Johnny kalau dirinya sudah menjalankan misinya dengan baik, 

Dan kini, sama seperti Yeri, Haechan memulai rencananya dan itu dimulai dengan bertemu dengan salah satu kenalannya, Sunwoo namanya. 
"Jadi berita eksklusif apa yang lo tawarin?" tanya Sunwoo, dia menyuguhkan satu cangkir teh mint hangat pada Haechan.

"Kasus perselingkuhan suami gue." Haechan berucap demikian sambil menyerahkan sebuah flashdisk pada Sunwoo, mungkin tidak semua buktinya ada didalam situ, hanya beberapa untuk memancing kontroversi dan membuat Mark dan Jaemin panik.

"Lo tau kan apa yang harus lo lakuin? jangan sampe siapapun tau gue yang kasih ini ke lo." mendengar penjelasan dari Haechan membuat Sunwoo tercengang, tapi bangga juga dengan apa yang dilakukan kenalannya ini. 

"Lo mau balas dendam ya?" tanya Sunwoo, sebuah senyum terlukis di bibir Haechan. 
"Yah gitulah, udah selesai sedih-sedihnya, waktunya bergerak." Sunwoo menggelengkan kepala, ia mengambil flashdisk yang diberikan Haechan.

"Bakal gue sebar berita ini ke media lain juga." 
"Makasih ya." 
"Nggak perlu ah, malah gue yang harusnya makasih karna udah kasih berita eksklusif begini." 

"Yaudah, abisin makanannya gue udah bilang pembayarannya ditangguhin ke gue. Ada urusan," Haechan berdiri dari duduknya,
"Yo, makasih ya." Haechan pergi meninggalkan Sunwoo di cafe itu. 

Not a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang