Y.A.M 1/8: Your Laugh, Your Lips, Your Love.

937 80 9
                                    

Tobias menajamkan matanya ketika melihat Whittaker yang duduk di kursi trotoar sendirian, dengan tempak yang sedang kedinginan.

"Berhenti" tegasnya pada riley, dan mobilpun segera meminggir berhenti di pinggir trotoar.

Tobias keluar dari mobilnya dan berlari menuju Whittaker, "White!?"

Laki-laki berkulit seputih salju itu menoleh dengan matanya yang sembab, dia bangun dan terus melihat Tobias yang berlari ke arahnya.

"Kita baru selesai telepon dan kau sampai segitu saja...?" Tanyanya dengan suara yang bergetar karna terus menangis.

"Tidak ada waktu untuk menanyakan itu," Tobias membuka jasnya dan memakaikannya pada Whittaker, "Kau sudah membeku di sini, apa kau tidak waras?"

"Aku hanya tidak sengaja, saljunya turun begitu saja..."

Tobias menghela napas panjang, "Bagaimana kalau kau sakit? Apa kau tak memikirkan hal itu?"

Whittaker hanya menggeleng dan mendekatkan dirinya pada Tobias, "Aku lupa..."

Tobias memeluk Whittaker, berharap dia bisa menghangatkan tubuh mungil laki-laki itu, "Mau pulang saja, hm? Kau harus istirahat."

Whittaker kembali menggeleng, "Ajak aku makan malam..."

Dia tersenyum, "Kita akan selalu makan malam."

Tiba-tiba saja, sebuah mobil berhenti tepat di samping mereka. Whittaker melihatnya ketika pintu itu terbuka, Kanagi keluar dari hadapan mereka.

"Oh... aku tau ini tentang apa" ucap Tobias menatapi Kanagi tidak suka.

"White-"

"Dokter, ada apa?" Seseorang keluar dari sisi lain pintu mobil.

Whittaker hanya menatapi Kanagi dan orang lain itu bergantian, "Aku tau kau sibuk dengan pekerjaanmu, kak."

Laki-laki kecil itu terus melihat Kanagi, "Aku tidak akan mengemis padamu untuk mengajakku makan malam lagi."

"White, kau tidak mengerti-"

"KAU PIKIR AKU BODOH?"

Saat itulah Whittaker pecah dalam keheningan jalanan, suara isaknya kembali terdengar. Mungkin, inilah kali pertama Kanagi melihat laki-laki itu menangis.

"APA KAU TIDAK MEMIKIRKANKU? TIGA HARI AKU TIDAK MENGIRIMIMU PESAN DAN KAU TIDAK MENCARIKU SAMA SEKALI. TIGA JAM AKU SEPERTI ORANG GILA DI SINI UNTUK MENUNGGUMU DAN KAU TIDAK DATANG-DATANG."

"Hikss... bukankah itu aneh? Hic- Aku mengemis perhatianmu..."

"Hiks.. Kakak tidak pernah membiarkanku meminta padanya... Tapi aku harus meminta-minta padamu..."

Suara Whittaker semakin mengecil, dia tidak sanggup untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Kurasa... Aku terlalu bersemangat... Bukankah itu menyedihkan?"

Whittaker terus menangis di hadapan mereka bertiga, dia mengeluarkan yang selama ini ia pendam-pendam. Akhinya dia menghembuskan napasnya, lalu berbalik.

Seakan ingin menunjukkan pada dokter itu, Whittaker menjinjitkan kakinya dan menciumi bibir Tobias sekilas, "Ayo kak Tobi... Aku sudah kedinginan, aku juga belum makan daritadi..."

Dia berjalan menuju mobil Tobias dan masuk begitu saja ketika Riley membukakan pintu untuknya.

"Ah, ciuman yang nikmat sekali" ucap Tobias sambil menyentuh bibirnya, bekas ciuman Whittaker.

"Hey, jauhilah White. Aku tidak suka melihatnya menangisi orang sepertimu" itulah kata-kata terakhir Tobias sebelum ia berbalik dan ikut masuk ke dalam mobil.

You Are Mine (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang