Hari ini, semua orang di kediaman Tarrant itu harus memaklumi satu hal, bahwa Whittaker terlihat begitu bersemangat. Mereka tau sekali, senyum yang tercerak di wajah laki-laki berkulit putih itu karena ia tak sabar menunggu kepulangan kekasihnya.
Ya, hari ini adalah hari Tobias kembali ke Kota Utara. Hanya seorang diri, sebab Christopher masih ingin menetap di sana untuk beberapa hari kedepan. Persetan dengan Christopher, Tobias tak ingin dirinya ikut-ikutan dan memilih untuk terbang kembali.
Saat ini semua orang sedang sarapan pagi di meja, tak lupa dengan keberadaan Jordan dan Gial yang nantinya ingin ikut menjemput kedatangan Tobias di bandara.
Lihat bagaimana orang-orang menyembunyikan senyumannya saat Whittaker datang dengan pakaian rapi dan wajah segarnya, dia begitu tak sabar sampai telah bersiap-siap lebih dulu. Dia datang ke meja dan duduk di samping Lerell.
"Ku rasa ada yang begitu bahagia hari ini?" Astley mengambil piring Whittaker, dan menyiapkan makanannya.
"Terimakasih, Ast" ucap Whittaker seraya mengambil piringnya yang sudah siap santap.
"Siapa yang bahagia?" Tanya Gial pura-pura tak tau.
"Lerell! Hari ini hari minggu, jadi Lerell tak perlu ke sekolah" sahut Lerell.
Ignatius yang sedang melahap makanannya pun gemas melihat anaknya itu, "Kalau soal hari minggu memang kau yang nomor satu paling semangat."
Mereka melanjutkan sarapan paginya bersama-sama. Setelah selesai, yang lainnya langsung bersiap-siap untuk berangkat, karena jadwal ketibaan Tobias adalah pagi ini.
Dengan 2 mobil, mereka semua berangkat menuju bandara yang letaknya cukup jauh dari kota.
"Apa kita akan sampai lama?" Tanya Whittaker.
"Sekitar setengah jam jika saya sedikit mengebut, Mr. Whittaker" ucap Jim yang menjadi sopir mobil Ignatius.
"Tenanglah White, Mr. Tobias tak akan pergi kemana-mana kalau bukan ke bandara, dia sedang di pesawat 'kan?" Sahut Astley yang sedang membukakan bungkusan coklat untuk Lerell.
"Aku hanya takut kita telat saja, dia akan pulang dengan taxi dan kita hanya sia-sia ke sana" jawabnya.
"Aku sudah bilang tadi, kalau kita akan menjemputnya" balas Ignatius yang masih sibuk dengan laptopnya sejak mereka berangkat.
"Baiklah..."
Ignatius menggelengkan kepalanya dan hanya bisa tersenyum melihat adiknya yang gelisah tak sabaran seperti itu. Begitu juga dengan Astley yang ikut tersenyum geli.
Ketika mereka sampai di bandara, mereka semua masuk dan menunggu untuk ketibaan Tobias. Cukup lama mereka di sana sampai pesawat Tobias datang dan telah landing dengan selamat di bandara Kota Utara itu.
Tak satupun dari mereka yang mau menegur Whittaker, sebab sejak tadi dia telah berdiri jauh di area kedatangan untuk menunggu kemunculan Tobias. Mereka hanya tertawa, memaklumkan laki-laki yang sedang merindukan kekasihnya itu.
Hingga akhirnya, Whittaker melihat Tobias yang datang dengan menyeret koper abu-abunya. Saat mata mereka bertemu, Tobias berlari dengan kencang ke arah Whittaker dan memeluk erat laki-laki bertubuh mungil itu.
"I missed you so fucking much, did you know that, Mr. Hunny Bunny Snowy White?!"
"Hell yeah i know that!"
Tobias mengangkat White dan memutarkannya di udara. Tawa White mengisi kegembiraan Tobias seketika. Akhirnya dia melihat White tanpa harus menelpon dan mencerahkan layar handphonenya, atau mendengar suaranya lewat headphonenya.
Saat ini, dia benar-benar sedang berhadapan dengan White kekasihnya di dunia nyata. Tanpa ada halangan apapun.
Melihat adiknya yang begitu bahagia, Ignatius bergumam, "Lihat, sayang. Hanya aku yang bisa membuatnya sebagian itu."
Astley tersenyum geli mendengar Ignatius yang bangga akan dirinya sendiri, "Mr. Tobias yang membuat White bahagia, Ignatius... Kau harus mengakui itu...."
"Ya maksudku, jika bukan karena aku mengizinkan mereka bertemu, maka dia tak akan sebahagia itu. Tetap saja, aku yang membuatnya bahagia."
"Baiklah, Ignatius..."
Sekembalinya dari bandara, pria yang menjadi kepala keluarga di kediaman Tarrant itu lagi-lagi harus memaklumi adiknya, Whittaker. Atas bujukan Astley, dia akhirnya mengizinkan Tobias untuk beristirahat di rumahnya.
Saat tiba, Whittaker dengan antusias membantu membawa beberapa tas Tobias, dan langsung menuntun pria bermarga Galleor itu untuk ke kamarnya. Awalnya, Ignatius hendka protes, dia ingin kamar terpisah untuk Tobias, tapi Astley melarangnya.
Sebab, saat ini Whittaker benar-benar bahagia atas kepulangan Tobias, dan dengan keputusan Ignatius yang hendak memisahkan kamar mereka, hanya akan membuat adiknya kecewa.
"Lihat itu, dia langsung melupakan kalau kita ada di rumah ini" kata Ignatius yang melihat adiknya naik tangga, bersama Tobias dan Jim yang membantu membawa koper.
"Kau ini, seakan tak pernah muda saja" ledek Jordan sambil menyenggol bahunya.
"Muda? Aku jatuh cinta di umurku yang mau kepala tiga ini."
Astley tersenyum malu dan meninggalkan ruang tengah untuk ke dapur bersama Lerell yang terus merengek minta minum.
Sementara di kamar Whittaker, Tobias terkejut dengan pernak-pernik ulang tahun yang tak dilepasinya. Mata pria itu laku tertuju pada boneka beruang kutub besar yang di letakkan di atas kasur. Dia tau, bahwa itu adalah kado pemberia darinya untuk Whittaker.
"Jim, tolong panggilkan satu pelayan untuk membantuku merapihkan pakaian kak Tobi" kata Whittaker saat Jim meletakkan koper dan barang bawaan lain milik Tobias di lantai.
"Baik."
Kepergian Jin membuat Whittaker melihat ke arah Tobias. Sejujurnya, saat ini dia ingin sekali menerkam pria itu karena ia begitu merindukannya. Namun, dia ingin seidkit jual mahal karena telah menunggu kepulangan Tobias sejak lama.
"Kau lelah, bersih-bersih sana, lalu istirahat. Kau bisa tidur di kasurku" kata Whittaker yang pura-pura acuh dan ingin ke walk in closet. Tapi bukan Tobiad namanya jika membiarkan Whittaker pergi begitu saja.
Tobias langsung memeluk Whittaker dari belakang, dan membawa laki-laki itu untuk jatuh berdamaan di atas kasur.
"Hahaha, kak Tobi! Apa yang kau lakukan?!" Whittaker berusaha untuk melepaskan lilitan tangan Tobias di pinggangnya.
Pria itu terlelap dalam ceruk leher Whittaker, dan kembali merasakan aroma enak dari laki-laki itu, "Aku selalu mimpi menciumi aroma tubuhmu. Sekarang aku telah pulang, lalu kenapa kau tak menghabiskan waktumu bersamaku saja?"
"Aku mau ganti baju, gerah!"
Tobias menciumi bibir Whittaker agar laki-laki itu tak bisa melanjutkan kata-katanya. Awalnya Whittaker menolak, ingin melepaskan tautan itu. Namun, egonya dikalahkan rasa rindu yang tak henti menggebu dalam dirinya. Dia oun menyerah untuk pura-pura tak peduli.
Whittaker akhinya membalas ciuman Tobias. Dia menerima setiap pungutan demi pungutan pria itu. Lalu, dengan sukarela dia membuka mukutnya untuk dieksplorasi oleh Tobias. Lidah mereka bertemu satu sama lain, menari-nari saling ungkap kerinduan.
Ciuman itu bahkan yak berhenti ketika satu pelayan datang. Dia hanya tersenyum maklum dan membawa semua barang ke dalam walk in closet untuk di susun di sana. Whittaker berniat untuk membuat Tobias tinggal di kamarnya selamanya.
Dia tidak ingin Tobias pergi lagi, entah untuk sementara atau selamanya.
TBC
pengen punya pacar
support.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine (BXB)
RomanceSEQUEL #1 dari MINE ARE MINE Completed. Terjerumus dalam ancaman Tobias, Whittaker harus menuruti semua perkataannya. Tapi, Kanagi yang mulai curiga tak tinggal diam. Siapakah yang akan mendapatkan hati Whittaker? WARNING: BXB / BOYSLOVE bukan tempa...