Y.A.M 1/3: This is What is Called Love.

1.2K 92 4
                                    

Aku menceritakan segalanya pada Astley, saat kami ke kamar mandi sebelum makan malam tadi.

"Kau harus mengatakan hal ini pada Ignatius! Kau tidak boleh diperlakukan seperti ini oleh Mr. Tobias!!" Katanya.

"Itulah yang ingin ku lakukan sejak awal. Tapi, jika aku mengadukan perlakuan kak Tobi, dia juga akan mengatakan hal yang sama tentang kak Kanagi. Kakak akan menghabisinya mereka, dan aku tidak mau kak Kanagi mati, itu saja."

"Aku bisa coba membujuk Ignatius tentang bagian menghabisi yang kau katakan itu-"

"Tidak semudah itu untuk mencegah kakak. Mungkin jika dia memang mendengarkanmu dan dia tidak jadi menghabisi kak Kangai, tapi bisa saja dia menjauhkanku dengan kak Kanagi. Aku tidak mau itu terjadi."

Aku menangis sejadi-jadinya di hadapan Astley saat itu. Aku menunjukkan ketakutanku yang selama ini ku rasakan. Hanya Astley saja yang tau betama mengerikannya mimpi buruk itu. Sebuah mimpi buruk yang ku jaga baik-baik agar tidak menjadi kenyataan.

"White? Ada apa dengan matamu?"

Lamunanku tersadar ketika kak Aige mendekatiku dan menatapi wajahku dengan seksama.

"M-mataku? Tidak, aku hanya mengantuk saja" bohongku.

"Kalau begitu pulang dan istirahatlah bersama Astley dan Lerell. Aku masih punya urusan di sini, jadi tidak perlu menunggu" kata kak Aige sambil mengusap kepalaku dengan lembut.

Kak, andai kau tau, adikmu ini sedang tidak baik-baik saja.

Tiba-tiba kak Tobi menghampiriku, "Kalau begitu, biarkan aku yang mengantar White pulang."

"Ah..."

"Tak apa Mr. Tobias, White bisa pulang denganku dan Lerell" sahut Astley.

"Tidak, aku akan mengantarkan White. Lagipula aku hanya ingin memastikan kalau dia benar-benar pulang ke rumah" ucapnya sambil melirikku dengan tatapan tajamnya.

"Ah... i-iya.. aku pulang dengan kak Tobi saja..."

Bagaimana bisa aku menolaknya jika dia sudah menatapiku seperti itu? Aku harus menurutinya, begitulah yang ia inginkan dariku.

"Ya sudah, antarkan dia pulang" ucap kak Aige.

Kak Tobi menjulurkan tangannya padaku. Sesaat aku melirik Astley, tapi aku hanya bisa meraih genggaman tangan kak Tobi.
Kami pergi meninggalkan BlackSnake, perhi melangkah keluar untuk pergi entah kemana yang diinginkan kak Tobi.

Kak Tobi ternyata sudah memanggil salah satu anggotanya untuk membawa mobil. Sesampainya, aku langsung didudukkan dan mobil berangkat begitu saja.

"Kau sungguh mengantuk?" Tanya kak Tobi mendorong kepalku untuk bersandar di bahunya.

"Aku kurang istirahat, ku rasa?" Asalku.

"Kerjaan kantor?"

"Iya. Karena Mafia Award, aku jadi harus menyelesaikan semuanya."

Kak Tobi mengelus pipiku dengan lembut, "Kau memaksakan dirimu."

Aku tidak mengerti kak Tobi, dia bisa saja membuatku luluh dengan hal-hal romantis yang ia lakukan. Tapi, dia hanya tak bisa menahan dirinya untuk tidak egois dan memaksaku. Itulah yang membuatku membencinya, sangat membencinya. Dia berubah.

━━━━━━━━━━━━━━━
Tobias Galleor POV

"White?"

Aku tidak mendengar sautannya lagi. Ku lihat, White benar-benar tertidur di bahuku. Senang rasanya.

"Alfred, putar balik. Kita pulang ke rumah" titahku pada anggota alphaku yang bertugas untuk menjadi sopir.

You Are Mine (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang