Whittaker Tarrant POVHangat.
Itulah yang kurasakan saat ini.
Aku sedang duduk di antara paha Tobias, dan berada dalam dekapannya. Kami duduk di bagasi belakang yang sudah diubah menjadi tempat sederhana untuk kami habiskan malam bersalju ini di atas puncak, dengan memandangi kota yang terang benderang di kegelapan malam.
Hanya bersimutan dengan jas milik kak Tobi dan pelukannya saja sudah menghilangkanku dari rasa dingin. Ini benar-benar nyaman sampai aku bisa tertidur kapan saja.
Aku menyudahi makanku dan meletakkan bungkusannya di samping, tak lupa juga aku meminum cola sebagai pembersih mulut dari sisa-sia burger yang ku makan.
Tiba-tiba saja kak Tobi yang sedang mengunyah kentang terakhir meletakkan dagunya di atas kepalaku sebagai tempat menopang. Dia berkata, "Aku tak akan menyusahkanmu lagi."
Aku bergerak bersandar pada dada bidangnya, membuat kak Tobi harus berpindah dan meletakkan dagunya di atas bahu kananku, "Kau sungguh akan berhenti?"
Dengan seenaknya dia menyiumi leherku. Aku hanya memejamkan mata karna merasa kegelian yang luar biasa, "Menunggu saja kau menangis, apalagi saat aku menyusahkanmu. Pasti kau menangis tanpa memberitahuku 'kan?"
Aku tertawa, "Haha untuk apa memberitahumu, bodoh!"
"Agar aku tau saja. Jadi, aku tidak akan melakukan itu lagi."
"Ancaman itu?"
Kak Tobi melanjutkan kegiatan cium-menyiumnya, "Iya, White. Aku tidak akan mengancammu lagi. Biarlah ini menjadi rahasia."
Aku menoleh ke arahnya agar kak Tobi berhenti membuatku geli. Tatapan itu, benar-benar sebuah tatapan yang sering ku lihat ketika kak Tobi sedang serius. Itu adalah tatapan yang akan selalu muncul ketika dia membuat keputusan mutlak.
"Kau yang memulai ini, kak. Kau juga yang harus menerima konsekuensinya" kataku.
"Kalau tidak, untuk apa aku harus melakukan ini? Kau tau aku pria yang seperti apa."
Aku hanya tersenyum jengkel saat mendengar ucapannya yang sombong itu, "Aku hanya sedang mengkhawatirkanmu..."
Kak Tobi terus menatapiku, lalu tiba-tiba saja dia mencium bibirku. Aku menerimanya dengan suka rela. Dia tak henti memainkan bibirku, beberapa kali ia akan ikut menggigit kecil-kecil, atau menghisapnya sesuka hati.
"Akhirnya kau memikirkanku, aku senang sekali" katanya lalu kembali mengeratkan pelukannya dan meletakkan dagunya di bahuku lagi..
"S-siapa juga yang memikirkanmu, b-bodoh!!"
"Hahaha, tadi katanya kau khawatir denganku, hm?"
"A-aku..."
Aku juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Bagaimana bisa dengan mudah aku seperti ini bersama kak Tobi? Biasanya bahkan aku selalu berharap untuk dia menghilang dari hadapanku.
Aku ini aneh sekali...
Setelah malam itu, aku tidak lagi menunggu kak Kanagi mengirimiku pesan. Hari-hariku hanya ku sibukkan dengan kerja, lagipula tugas-tugasku sangat banyak.
Karna malam itu juga, kak Tobi jadi sering datang ke rumah sekedar mengecekku saja. Dia hanya datang, melihatku, lalu pergi. Seakan untuk memastikan aku baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine (BXB)
RomanceSEQUEL #1 dari MINE ARE MINE Completed. Terjerumus dalam ancaman Tobias, Whittaker harus menuruti semua perkataannya. Tapi, Kanagi yang mulai curiga tak tinggal diam. Siapakah yang akan mendapatkan hati Whittaker? WARNING: BXB / BOYSLOVE bukan tempa...