"Kau yakin tak butuh bantuan dariku?" Tanyaku, tersenyum melihat White yang sedang melonggarkan anusnya sendiri dengan pelumas yang ternyata ada di dalam laci nakas samping kasur.
"Hng.. Aku bisa..." Lirihnya, tapi ku rasa membiarkan dia melonggarkan pantatnya sendiri tak akan menghasilkan apapun. Ini sudah beberapa menit berlalu, tapi dia tak menyelesaikannya juga.
Aku memegang lengan kanannya dan menariknya hingga dia tertidur di dadaku, sedangkan dia menunggingkan pantatnya ketika ku ambil alih lubang anusnya itu.
Ku masukkan dua jariku sekaligus, White langsung mengerang di dekat telingaku."Hnggg... Ohh.. Ahh...."
Apanya yang dia longgarkan? Ini saja masih begitu sempit sampai dua jariku rasanya di gigit kecil-kecil, seakan di sedot kuat-kuat hingga terkadang dua jariku masuk semakin dalam dengan sendirinya.
"Kau agresif sekali dengan jariku, apa kau sangat tak sabaran?" Godaku serapa merepas pantat sintalnya dengan tangan yang lain
"Ahhh..."
"Ya, tak apa jika kau tak menjawabku, desahan itu saja sudah cukup" ku cium pipinya sekali dan kembali melanjutkan kegiatanku.
Aku mulai memaju mundurkan dua jariku di dalam sana, lalu mempercepat gerakanku saat anusnya mulai melonggar.
"Hyah... Ahh..."
"Heh, katanya kau tak ingin aku kelelahan dan bergerak sama sekali, tapi begini saja kau butuh bantuanku" ledekku.
"Ahhh..... Aku... Aku 'kan tak pandai- ahh...."
Kemudian, aku memasukkan satu jari lainnya untuk semakin melonggarkan anus White.
"Ahh!! Kenapa kau masukkan lagi?!" Protesnya.
"White, kau tau sebesar apa penisku 'kan?"
"Mhmm... Tapi.."
"Shhh, ini baru 3 jari, belum apa-apanya" ucapku.
Aku suka sekali melihat White begitu, maksudku, melihatnya menikmati setiap gerakan maju mundur itu. Dia akan mendesah, dan itulah yang ku suka darinya. Suara indahnya.
Aku tak berlama-lama dengan 3 jari, setelah ku yakin cukup longgar, aku kembali membangunkan White sampai dia terduduk di atas penisku lagi Lihatlah laki-laki seputih salju ini, dia sudah kelelahan seakan minta menyudahi malam ini.
Lalu, White sedikit mengangkat dirinya dan memegangi penisku yang sudah keras di bawahnya, "Melihatku saja kau sudah sekeras ini?" Ledeknya.
"Itu yang dinamakan dengan kesehatan fisik" ucapku.
Dia memutar bola matanya sambil tersenyum, lalu dia mengarahkan kepala penisku dengan lubang anusnya.
Aku bisa merasakan kehangatan anusnya begitu saja. Dengan perlahan, dia mendorong tubuhnya ke bawah untuk memasukkan penisku ke dalamnya.
"Hngg... Kenapa susah sekali?" Keluhnya.
"Itu karna kau tak merilekskan tubuhmu. Sini, biar aku membantu
mu. Rilekskan tubuhmu" kataku."Baiklah..."
White meletakkan kedua tangannya di dadaku, begitu juga aku yang memegangi pinggangnya yang ramping. Well, aku tak ingin melakukan ini, tapi bagaimana lagi?
Ku hentakkan penisku hingga terbenam sepenuhnya dalam perut White yang begitu hangat.
"AHHHH!!"
"Ahh... Kau hangat sekali.."
Tiba-tiba, White keluar dengan perlahan. Aku sering melihat orang yang cum seperti ini, namun biasanya mereka melakukan bdsm atau rough sex dan sebagainya. Tapi White malah merasakannya. Lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine (BXB)
RomanceSEQUEL #1 dari MINE ARE MINE Completed. Terjerumus dalam ancaman Tobias, Whittaker harus menuruti semua perkataannya. Tapi, Kanagi yang mulai curiga tak tinggal diam. Siapakah yang akan mendapatkan hati Whittaker? WARNING: BXB / BOYSLOVE bukan tempa...