Tobias Galleor POV
"Aw.. hey, jangan terburu-buru seperti itu" tegurku pada laki-laki bertubuh seputih saju di depanku ini yang sedang membersihkan luka-luka diwajahku.
"Maaf, maaf. Apa itu sakit?" Tanyanya dengan memperlambat usapannya.
"Sudah tidak."
Saat ini, White sedang di rumahku. Aku tidak menyangka dan berekspetasi begitu tinggi ketika mendengar perkataannya tadi di tempat pertandingan. Dia bahkan meminta izin pada kakak super duper protektifnya untuk pulang ke rumahku. Sungguh, aku hanya bisa menganga tidak percaya.
Well, mungkin karna aku mendapati luka-luka ini saat pertandingan makanya White mau ke rumahku. Apapun alasannya, aku senang karna dia di sini tanpa ku paksa sama sekali.
"Selesai!" Pekiknya senang, ia tersenyum lalu membereskan tisu-tisu penuh darah itu dan membuangkan di tong sampah dalam kamar mandi.
"Kalau begini, lebih baik tak usah kau ikut-ikut tinju lagi" celotehnya sesampainya di kasur.
"Kenapa begitu?"
"Lihat akibatnya, kau terluka, kak Tobi!" White menangkup rahangku dengan menggerak-gerakkannya seakan ia ingin memeriksa luka-lukaku.
"Luka kecil..."
"Kalau fatal bagaimana?"
Aku tertawa, "Hahah tak akan fatal. Aku ini sudah profesional, White."
Tiba-tiba tanpa ku perhitungkan, White menundukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya denganku. Saat itu pula, dia menciumi bibirku lembut.
Aku bahkan tak berkedip saat ia melakukan itu. Yang kulihat adalah kedua matanya tertutup. Meski ciuman itu hanya sebentar, tapi tanganku di bawah sana benar-benar bergetar.
Kuharap dia tak sadar akan tanganku.
"Sudah mau makan malam. Mandi sana, aku mau masak" katanya.
"Kau mau masak, untuk apa?" Tanyaku.
"Tentu saja, untukmu, kak Tobi bodoh!"
Aku tak habis pikir dan hanya bisa tersenyum menatapi White. Seperti kemauannya, aku akhirnya mandi. Kurendamkan diriku di dalam bath up dan menikmati air hangat menyelimuti tubuhku.
"White..." gumamku.
Begitu senangnya aku ketika ia tiba-tiba datang di waktu yang tak ia janjikan. Dia memang bilang, kalau dia hanya bisa datang ketika pertandingan itu selesai, karna banyak yang harus ia kerjakan. Tapi, dia datang sebelum pertandingan itu selesai.
Tadi ketika aku turun dari ring, setelah dinyatakan lolos ke babak final. White memelukku di depan banyak orang, dan aku yakin kalau The Maffs punya berita panas terbaru tentang BlackSnake.
Kemudian, saat aku ke ruang ganti untuk bersih-bersih sebelum pulang. Di sana White benar-benar seperti orang lain. Dia adalah White yang sesungguhnya.
Tak henti-hentinya dia terus mengoceh karna O Seven, anggota dari MadGophers menyerang wajahku sampai luka-luka. Bahkan, ketika tim dari MadGophers tiba di ruangan yang sama, tak segan pula dia menceramahi Gilbert, selaku pemimpin organisasi itu.
Gilbert hanya menatapiku dengan senyumannya, seakan sedang menggangguku dan menyadarkanku, kalau White sedang protes untuk diriku.
"Lucu sekali... aku bisa saja meledak karna tingkahnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine (BXB)
RomanceSEQUEL #1 dari MINE ARE MINE Completed. Terjerumus dalam ancaman Tobias, Whittaker harus menuruti semua perkataannya. Tapi, Kanagi yang mulai curiga tak tinggal diam. Siapakah yang akan mendapatkan hati Whittaker? WARNING: BXB / BOYSLOVE bukan tempa...