Tidak harus kaya untuk bahagia. Aku hanya ingin kesederhaan dengan wangi keharmonisan yang mewangi dalam rumahku.
~Mesafira Scholastika~Happy reading love🌻
Aku menatap langit-langit rumah dengan tak percaya. Bukan untuk langit-langit rumah, tapi untuk kejadian yang terjadi lima menit lalu. Aku merasa tak percaya dengan kenyataan ini. Secepat ini? Aku bingung. Sebuah dengusan kasar terdengar menandakan betapa lelahnya aku memikirkan pria itu. Ia sangat aneh. Jika ia ingin aku menjadi pacarnya, mengapa ia seolah tak ada niat untuk mendekatiku? Oh, apa mungkin ...
Aku dijadikan pelampiasan?
Jujur, aku benar-benar pusing memikirkan kejadian tadi. Aku membuka hp-ku, nama Alexa memenuhi notifku.
Alexa Gabriella
Nyet, tdi itu siapa?
Itu yg lo blg crush lo?
Namanya siapa?
Kenalin dong
Woii!!!
Mesafira Scholastika!!!!
Nyet
Read
Aku membuang asal hp-ku tak berniat membalas. Memejamkan mataku sebentar merilekskan otak. Namun aku benar-benar tidak bisa menghilangkan kalimat itu, 'jadi pacar gue!'. Apa yang harus kukatakan besok? Menerima atau menolak? Namun apakah aku sanggup menolaknya? Oh, Tuhan, rasanya otak ini hampir pecah saja.
Aku yang tak mau kebingungan sendiri memikirkan hal ini, memilih meminta pendapat pada seseorang. Siapa lagi kalau bukan Alexa Gabriella.
"Lex," sapaku. Gadis itu berdehem panjang sebagai jawaban. "Gue ditembak tadi,"
"Hah!? Kok bisa? Terus sekarang lu di mana? Rumah sakit mana?!" Celetuk gadis itu dengan suara nan cemprengnya. Aku menjauhkan benda pipih itu dari telingaku. Aku masih terlalu muda untuk tuli.
Aku mendengus. Beginilah jadinya jika mempunyai teman lemot tingkat dewa. "Bukan gitu bege. Maksud gue, dia nyatain cintanya kek gue," jelasku.
"Caelah, kirain. Tapi kharisma lo boleh juga ye. Baru sehari kuliah udah punya pawang aja," pujinya.
"Justru itu, Lex. Sayangnya gue belum jawab."
"Why bege? 'Kan lo suka," ucapnya.
Aku terdiam memikirkan ucapan gadis itu. Dia ada benarnya. Tidak salah juga 'kan kalo mau mencoba. "Yaudah deh nanti aing pikirin," putusku.
"Jangan lama-lama, nyet. Kasian anak orang lu gantungin." Aku menjawabnya dengan sebuah deheman.
©®
Usai membersihkan diriku, aku keluar menuju dapur berniat menyiapkan makan malam. Aku dan ibu pindah ke kontrakan mini, karena omset butik ibu yang sempat menurun drastis. Aku tidak mempermasalahkan itu. Tadinya kupikir ketika pindah ke kontrakan mini dengan hidup serba apa adanya, akan memperkikis jarakku dengan ibu. Kupikir dengan pindah ke kontrakan, ibu akan punya lebih banyak waktu untukku, tapi tidak. Itu hanya harapan yang selalu menghiasi pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
M E S A F I R A ✔️
Teen Fiction~Mesafira Scholastika~ Ketika hidup mulai menampakkan kekejamannya, maka kau harus bersiap untuk terluka dan terkejut! Kalimat itu relevan dengan kisah seorang gadis bernama Mesafira Scholastika. Namanya yang cantik tak secantik hidupnya. Berantakan...