41. Epilog

22 2 0
                                    

Manusia yang paling bangsat menurutku adalah mereka yang jelas-jelas menjatuhkan mental orang tapi mengelak dengan kalimat, halah dianya aja yang baperan!

Happy reading love🌻

Ayah membawaku pada sebuah taman tempat keluarga cemara seorang anak kecil bernama Mesafira Scholastika bermain dulu. Taman itu menyuguhi suasana damai seperti dulu kala. And i love it!

Aku mendudukkan bokongku tepat di samping Ayah. "Sayang ya, padahal dulu kita ke sini bertiga," ucapku.

Ayah mengangguk pelan lalu berkata, "Iya. Sayangnya sekarang Mama udah gak ada." Ayah membuang napas perlahan, menetralisir emosinya.

Tak ingin membawaku larut terlalu jauh dalam kenangan masa lalu, ayah membawaku ke pembicaraan inti. "Agas udah balik, ya?"

Aku refleks menoleh kearahnya dengan tatapan tanya. "Ayah kenal Agas, ya?"

Lima detik terdiam, pria itu mengangguk kecil lalu berkata, "iya." Aku masih setia menatap wajah yang sudah dipenuhi garis halus itu. "Dia salah satu orang suruhan papa yang selalu jagain kamu. Tapi papa gak tahu, kalo dia juga orang suruhan Arya."

"Dia yang bunuh Mama, Pa," lirihku berusaha menahan genangan air mata di pelupuk mataku. Sulit, aku sulit mengontrol emosiku. Airmataku luruh begitu saja menyebut 'kata' itu. Angin sejuk yang terus menyapa kulitku, terasa seperti pelukan hangat ibu yang memeluk rapuhnya diriku. Aku menutup mata, membiarkan airmata itu meluncur bebas di atas pipi. Mengerti akan kondisi hatiku, ayah membiarkanku larut dalam lukaku tanpa memberikan respon apa-apa.

Selang beberapa menit, ia mengelus sayang pundakku lalu membawaku dalam pelukan sayangnya. "Ayah kenapa gak nolongin Mama waktu itu? Kenapa waktu itu Ayah gak lindungi Mesa dan Mama langsung? Kenapa harus sembunyi-sembunyi, Yah?" Tangisku pecah usai melontarkan semua pertanyaan yang mengganjal di hati.

Ayah mengeratkan pelukannya. Tubuhnya bergetar pelan. Sedikit menyesal karena sudah menanyakan hal itu. Tapi jika tidak kuungkapkan, dadaku sesak. Kalau boleh jujur, aku sedikit kecewa dengan sikapnya yang melindungiku dengan Ibu secara diam-diam.

Lagi, pria itu membuang napas kasar. "Maafin Ayah, Mesa. Maaf," lirihnya. "Ayah terpaksa lakuin itu, karena kalo Ayah terang-terangan lindungi kamu dan Mama, Arya bakal langsung cari dan bunuh Ayah. Kalau itu sampai terjadi, Ayah pasti gak bisa lagi lindungi kamu sama Mama. Soal Mama yang dibunuh sama Agas, waktu itu Ayah sudah ditangkap sama Arya dan Reyner. Mereka tahu kalau Agas berkhianat dan mereka juga tahu kalau Ayah masih hidup dengan jebak Ayah. Mereka seolah nyusun rencana bakal celakain kamu, Agas bocorin rencana mereka ke Ayah seperti biasanya. Waktu itu Om Leo keluar kota buat urusin bisnisnya, jadi Ayah minta tolong Alivio buat bantu. Sebelum ke gedung tua tempat kamu sering diteror, Ayah coba telepon Agas buat kasitau strategi Ayah dan Alivio waktu itu, tapi Arya lebih licik, dia sudah lebih dulu memblok akses Ayah ke Agas. Ayah dan Alivio gak mikir sejauh itu. Kita pikir Agas lagi sibuk aja. Ternyata dia disandera Arya. Ayah dan Alivio kekeh ke sana. Saat Arya kirim video gadis dengan look persis kamu, diikat dan menjerit kesakitan, Ayah dan Alivio langsung ke sana. Ternyata itu hanya jebakan. Itu bukan kamu, tapi Alexa. Mereka menghalau penglihatan Ayah dan Agas dengan menebar asap di seisi ruangan. Setelah itu, Ayah ngerasa ada yang nyuntikin sesuatu di badan Ayah. Mungkin itu suntik bius. Dan, setelah itu Ayah gak tahu apa yang terjadi karena pas sadar Ayah dan Alivio udah di gantung di markas mereka."

Penjelasan Ayah cukup jelas. Tapi sebentar, apa Ayah kenal dengan Alivio, Reyner, dan Alexa? Kok bisa?

Aku menyipitkan mataku. "Ayah kenal Alivio, Alexa dan Reyner?"

Ayah membenarkan posisi duduknya. Pelukannya perlahan meregang. "Iya! Alivio dan Reyner saudara kandung, tidak dengan Alexa." Mataku memicing. "Ayah Alivio dan Reyner adalah Farhan. Dia teman baik Ayah. Farhan meninggal saat Reyner satu tahun. Dia kena serangan jantung pas tahu Airin hamil bukan anaknya dia." Aku semakin larut dalam cerita Ayah. "Arya nyuruh orang untuk tidur sama Airin. Dia yang terlalu suka dengan Mamamu, membalikkan keadaan seolah Ayah pelakunya. Farhan shock dengar tuduhan Arya. Dia percaya begitu saja. Mamamu juga awalnya percaya,   waktu itu kami hampir cerai, padahal Mama sedang mengandung. Setelah berbulan-bulan pisah rumah dengan Mama, Airin dan Fernanda datang buat jelasin semuanya ke Mama dan Ayah. Dan saat, kamu dan Alexa dua bulan usianya, Airin meninggal."

"Kenapa bunuh diri, Yah?"

"Airin tidak bunuh diri! Itu hanya rekayasa Arya. Airin meninggal karena leukimia. Tapi Reyner dan Alivio yang waktu itu masih kecil, dihasut oleh Arya. Dia bilang Airin bunuh diri. Arya merekayasa semuanya dengan baik. Sampai akhirnya mereka percaya, begitupun dengan Alexa. Untungnya, Alivio yang udah lebih dewasa, percaya sama Fernanda. Agar tidak dihasut Arya lagi, Fernanda memboyong Alivio ke Frateran meski dia tidak menjadi seorang Frater. Meski begitu, Ayah rasa Alivio masih menyimpan amarah ke Ayah karena mungkin dia masih beranggapan kalau orang yang menyebabkan kematian Ayahnya adalah Ayah."

"Berarti Frater Al, bukan Frater? Dan Suster Fernanda itu adiknya Om Farhan?"

"Iya!" 

"Tantenya Alivio dan Reyner dong?"

"Iya."

"Terus kaitannya sama Agas apa?"

"Setelah Ayah meninggal, Arya mantau  kamu sama Mama. Dia caru tahu siapa saja yang dekat dengan kamu. Dia cari tahu semua tentang kamu dan Mama supaya bisa masuk ke kehidupan kalian. Dia tahu Agas tahu banyak tentang kamu, dia pun memberikan fasilitas lengkap untuk perawatan Anisa, ibunya Agas yang koma. Kamu kenal Om Farid kan, Ayahnya Agas yang ditangkap karena korupsi?" Aku mengangguk. "Sejak saat itu, perekonomian Agas lemah, dia akhirnya nerima tawaran Arya yang mengaku teman Ayah. Dia nunjukin foto Ayah dan Farhan yang diedit pakek mukanya dia. Diam-diam dia bawa Anisa ke hotelnya dia. Dia suruh bodyguard buat jaga Anisa. Saat dia kumpulin banyak data tentang kamu dan Mama, dia manfaatin keadaan dengan pakek Agas untuk ngawasin kamu dari dekat, dan jadiin Agas akses buat nyakitin kamu. Setiap kali Agas nolak, Arya pasti ancam bakal bunuh Anisa. Agas jujur semua ke Ayah. Dia juga janji gak bakal nyakitin kamu dan tetap jagain kamu. Ayah percaya itu. Itu selalu terbukti dari cara dia yang selalu berpihak sama kita saat ada perlawanan. Ayah yakin, dia juga terpaksa bunuh Mama karena dia diancam."

"Tapi tetap aja Yah, apapun alasannya, Mesa gak bisa maklumin perbuatan dia." Ayah terdiam. "Terus, gimana keadaanya Tante Anisa, Yah?"

Ayah mengatur napasnya. "Ayah sudah bawa ke rumah sakit dan kemarin ayah minta teman Ayah yang dokter buat tangani Anisa." Terdiam sebentar, Ayah melanjutkan kalimatnya. "Terlepas dari dia yang udah bunuh Mama, Agas juga sudah berjasa sekali selama ini. Ayah harap kamu tidak menyalahkan Ayah atas tindakan itu."

"Iya, Yah, gak akan kok. Love you!" Ucapku sambil mendekap tubuhnya.

©®

Yeahhhhhh ... Finishhhhhh🤝!!!!!?

Waooooo goals terbaik tahun ini🥺😍

Terimakasih God💞

Terimakasih buat yang sudah mampir,,,, kalian kerennnnn!!!!

Lopyu all❤️

Love you, self 🌻

Terimakasih juga buat Mesafira, Alivio, Reyner, Agas, Alexa, terimakasih sudah mau berbagi cerita💝

Sampai jumpa di next story ya gaesssss

M E S A F I R A  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang