15. Cemburu? (!)

5 4 36
                                    

Ketika kamu sudah memulai, jangan berpikir untuk berhenti. Jika moodmu menyuruhmu berhenti, lihatlah ke belakang. Lihat betapa sulitnya dirimu mengumpulkan mood untuk memulainya.
~Mesafira Scholastika~

Happy reading love🌻

Aku memandang ke depan sambil menghirup oksigen segar sebanyak-banyaknya. Pikiranku menjalar memikirkan berbagai hal. "Aaaaaaa!" Teriakku frustasi sambil mengacak kasar rambutku. "Hidup kenapa ribet ama sih? Bahagianya sedikit, susahnya banyak. Huft!" Keluhku.

"Pohon, gantian hidup yuk! Gue jadi lo, lo jadi gue. Sehari aja, keknya seru deh. Gue capek tahu!" Lirihku diakhir kalimat.

"Lo tau gak, hidup gue tuh ibaratnya udah jatuh eh, malah ketiban tangga lagi. Lo bayangin deh, gimana sakitnya. Sakit bet tau," curhatku.

"Gue tuh pen hidup bahagia gitu, kek di film Disney. Gue pen jadi Putri kerajaan yang hidupnya bahagia mulu. Udah gitu punya pangeran tampan, kaya, baik," haluku.

"Kalo ada yang kek gitu di dunia ini, minta satu dong Tuhan," pintaku sambil tersenyum diakhir kalimat.

Detik berikutnya aku menutup mulutku dengan tangan sendiri ketika mengingat sesuatu. "Eh, 'kan gue udah punya Reyner. Aaaa gajadi minta deh Tuhan. Tapi kalo ada, gaskeunlah." Monologku sambil terkekeh diakhir kalimat.

©®

Aku jalan dengan sedikit pincang karena kakiku yang masih nyeri akibat jatuh dari tangga tadi. Langkahku terhenti saat melihat dua sosok diujung sana yang tak asing lagi di netraku. Saat salah satunya melihatku, ia langsung menghampiri. "Lo berdua saling kenal?" Tanyaku refleks.

"Mesa, kita kan sekampus. Udah gitu dia kan bojo lo. Lupa lo?" Jelas Alexa.

"Iya, gue tahu. Maksud gue, lo berdua dekat?" Tanyaku penasaran.

Melihat mimik wajahku yang berubah datar, Alexa terkekeh. "Ya ampun, Mesa! Lo cemburu?"

Aku diam tak menjawab. "Reyner bukan tipe gue kali. Lagian gue gak semurahan itu buat embat pacar sahabat gue sendiri," ucapnya sambil memegangi pundakku menenangkan.

"Lex, ini es krim punya_" ucapan Reyner terjeda.

Ia melihatku heran. "Mesa!?" Ucap Reyner sedikit terkejut dengan beradaku. Mungkin tubuh mungilku terhalang Alexa mangkanya pria itu tak melihatku. "Lo nggapain di sini?" Herannya.

Aku menatapnya bingung. "Emang ada larangan untuk ke sini?" Jawabku sinis.

Mendengar jawaban sinisku, Alexa terlihat tak enakan. "Maaf Lex," lirihnya.

Jujur aku merasa sedikit bersalah pada gadis itu. Aku menatap wajahnya sebentar. "Ngopi yuk!" Ucapku dengan sebingkai senyum kecil.

Wajah Alexa yang tadinya pucat, kini tampak berseri. Ia lalu meraih tanganku dan membawaku masuk ke dalam kafe yang baru saja dimasukinya. Tak lupa, aku juga menarik tangan Reyner untuk ikut bersama.

Di sana, Alexa menjelaskan semuanya. Mungkin gadis itu takut jika aku berprasangka buruk padanya. Reyner pun ikut memberi penjelasan.

Ingin sekali tertawa melihat wajah dengan raut khawatir mereka. Tapi kalo boleh jujur, tadi aku memang sedikit cemburu melihat keduanya yang sangat dekat.

M E S A F I R A  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang