Waktu kecil aku terlalu ingin menjadi dewasa. Namun ketika menjadi remaja, rasanya tak ingin lanjut ke tahap dewasa.
~Mesafira Scholastika~Happy reading love🌻
Aku menatap bahagia pada langit-langit rumah dengan sedikit menflashback kenangan beberapa menit lalu. Rasanya seperti mimpi diajak berkencan oleh seorang Reyner Aglaska. Pria kaku yang tak pernah kusangka akan menjadi secair dan seromantis ini. Jadi ternyata seperti ini rasanya berpacaran dengan orang yang pernah jadi crush kita? Ah, bahagianya.
Lo orang baru yang mampu buat gue berani buat buka lembaran baru:) nuraniku
Senyum indah terus terpancar dikedua sudut bibirku. Aku berlari pelan menuju jendela kamar dan membukanya. Menatap bintang diujung sana dengan penuh kebahagiaan.
Gue gak tau dia jawaban atas permohonan gue atau enggak. Tapi gue bahagia, setidaknya ada orang asing yang masih perduli tentang gue. Makasih udah jadiin dia salah satu figur dalam story life gue.
Usai menyampaikan ucapan terima kasihku pada bintang di langit, aku membuka pejaman mataku. Menghembuskan napas syukur karena masih diberi kebahagiaan.
Drtt ... drrtt ... drtt
Aku mengalihkan pandanganku ke sumber suara. Langkahku pelan menuju benda elektronik di atas kasur. "Halo," Sapaku ketika panggilan tersambung. Tak ada sahutan dari seberang. Aku sedikit penasaran karena nomor ini tidak tercatat di kontakku. Aku menatap heran pada benda pipih itu.
Siapa sih? Ah, mungkin salah sambung:) batinku.
Aku kembali membuang asal hp-ku di atas kasur dan kembali berjalan menuju jendela. Pergerakanku terhenti ketika banyak bunyi notif masuk dari hp-ku. Aku mendengus kesal kemudian berbalik arah.
Dahiku berkerut ketika banyak pesan dari nomor tak dikenal. Mungkin itu nomor yang sama. Aku membuka pesan itu dan mendownload semua kiriman foto.
"Mama!?" Gumamku bingung.
Dari foto itu terlihat seorang wanita tergeletak di jalanan dan sebuah truk yang seolah sigap menubruknya. Jika dilihat dari perawakannya, itu persis mama.
+6281*********
Telat satu menit, gue kirim
mayatnya!Jantungku berhenti berdetak ketika membaca sepenggal kalimat penuh peringatan itu. Aku masih belum mengambil tindakan. Aku takut jika ini adalah jebakan. Tapi bagaimana kalo ini benar ibuku? Oh tidak, aku harus memastikannya. Aku mengangguk sekali menyetujui perintah otakku untuk pergi ke tempat yang dikirim oleh kontak tak dikenal itu.
Sesampainya di sana, tak ada siapapun. Tak ada truk maupun wanita yang tadi tergeletak di jalanan itu. Aku bingung memecahkan teka-teki ini. Napasku memburu karena tadi sempat berlari ke tempat ini. Motorku yang mogok beberapa hari kemarin belum sempat diperbaiki karena terlalu sibuk.
Mataku kuedarkan ke segala sudut di tempat itu. Tapi tak ada apa-apa. Ketika aku ingin beranjak dari tempat itu, tiba-tiba ...
"Aaaaaa ..." Teriakku refleks.
"Mesa awas!" Suara berat itu terdengar jelas ditelingaku. Seseorang kemudian datang mendorong tubuhku saat truk yang entah dari mana asalnya itu melaju cepat hampir merobohkan tulang-tulangku. Napasku memburu. Keringat mulai membasahi tubuhku. Aku membuka mataku perlahan melihat sekeliling. Tak ada apa-apa. Tak ada truk dan juga orang itu. Orang yang tadi menolongku. Apakah ini mimpi? Tidak, ini nyata. Tapi dimana mereka? Bagaimana mereka bisa hilang dalam hitungan detik? Entahlah.
Aku menarik kakiku, memeluknya lalu menangis. Lagi-lagi keberuntungan berpihak padaku. Tapi mau sampai kapan aku akan menjalani siklus ini? Siklus yang penuh tanda tanya tiap harinya.
Aku menangis sejadinya. Meratapi hidupku ditengah dinginnya malam. Tanpa kusadari seseorang tengah memantauku di seberang sana.
Kamu pasti kuat!
©®
Aku berjalan gontai dengan wajah yang berantakan memasuki rumah. Aku cukup kacau hari ini. Padahal baru beberapa jam tadi bahagia. Huft! Mungkin kebahagiaan enggan berlama-lama dalam hidupku.
"Dari mana kamu? Habis nggapain aja sampai berantakan gitu? Kamu tau ini jam berapa?!"
Aku mendengus. Menatap sebentar wanita itu lalu berpaling. Aku menahan airmataku, tak ingin menangis di depannya. Jujur aku sedikit terharu bahagia melihat keadaanya yang baik-baik saja. "Maaf ma," lirihku.
Wanita itu mendekat. Menatapku dari ujung ke ujung. "Kamu kenapa, Mesa?" Tanyanya dengan nada khawatir. Ia kemudian mengelus sayang pipiku sambil menatapku iba.
Mama gak bakal ngerti:( nuraniku
Aku menggeleng. "Mesa gapapa, ma. Mesa ke kamar dulu," jawabku lalu beranjak pergi. "Hati-hati ya ma, kalo mau balik." Usai mengatakan itu, aku melanjutkan jalanku meninggalkan wanita itu.
Maaf
©®
Alisku menyatu tanda kebingungan. Bagaimana tidak, suasana kamarku sangat berantakan. Padahal seingatku, sebelum kutinggalkan kamarku cukup rapi. Tapi sekarang bahkan lebih buruk dari kapal pecah. Pertanyaan terus bermunculan dalam otakku. Sayangnya aku bukan Mbah Google yang bisa langsung mensearch jawabannya.
Aku mendengus. Kejutan apa lagi Tuhan? Jujur aku sedikit frustasi hari ini. Rasanya ingin minggat saja dari dunia ini. Andai aku bisa.
Aku melangkah menuju meja rias miniku. Ada yang terasa ganjal di indera penglihatanku. Di cermin itu ada tulisan dengan tinta hitam 'Seberantakan hidupmu'. Aku tidak terlalu terkejut dengan tulisan itu. Beberapa kejutan yang kudapat belakangan ini membuatku menjadi lebih terbiasa dengan kejutan misterius ini.
Aku berjalan menuju jendela kamar. Mungkin orang yang menulis tulisan tadi masuk lewat jendela ini. Aku mendengus kemudian menutup jendela itu.
Aku merebahkan ragaku di atas kasur hangat milikku. Memejamkan mataku mengakhiri kisah pilu hari ini dan mengumpulkan kekuatan menghadapi cobaan esok.
Jika jawaban atas doaku adalah cobaan, tolong kuatkan aku Tuhan.
©®
Holaaaa gaessss...
Annyeong hasseyo!!!!??
Gimana part ini???
1-10 kalian ksh brp?????
VOMMENT oiiii!!!!
Dilarang scroll klw gak VOMMENT!
Candaaaa😀😀
OIA, FOLLOW AKUN AUTHOR YE!!!!
Wajibbb!!!!!!
Sabtu, 28 Januari 2023🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
M E S A F I R A ✔️
Ficção Adolescente~Mesafira Scholastika~ Ketika hidup mulai menampakkan kekejamannya, maka kau harus bersiap untuk terluka dan terkejut! Kalimat itu relevan dengan kisah seorang gadis bernama Mesafira Scholastika. Namanya yang cantik tak secantik hidupnya. Berantakan...