13. Sorry

6 5 49
                                    

Ketika kamu berusaha mencari kebahagiaan, maka kebahagiaan itu akan semakin hilang. Dan ketika kamu berusaha mengejarnya, maka akan semakin menjauh. Karena kebahagiaan itu bukan dicari apalagi dikejar, cukup dirasakan saja.
~Mesafira Scholastika~

Happy reading love🌻

Aku melangkah riang menuju ruang kelas, sambil berlagu. Senyuman manisku terus menghiasi wajah disetiap langkah. Aku juga mendapat beberapa balasan senyuman dari orang-orang yang kujumpai. Namun ada juga yang menatapku datar seolah sedang bermasalah denganku.

"Awh!" Ringisku saat tubuhku yang hendak memasuki ruang kelas didorong kasar oleh seseorang sampai jatuh tersungkur menghantam pintu.

Aku mendengus sambil memegang bagian tubuhku yang terasa nyeri. Aku menatap garang pada cewek itu, Leola. Ia terlihat puas melihat diriku yang kesakitan.

Minta dicabik ini ma;(

Aku yang terlanjur tersulut emosi langsung menjambak rambut gadis sialan itu berharap dapat mencabuti semua rambutnya.

"Salah gue apa bambang?" Ucapku disela-sela perkelahian.

"Gak usah pura-pura bego bangsat!" Balasnya sambil terus menarik rambutku.

"Reyner milih gue karena gue jauh lebih cakep dari lo!" Ejekku.

"Reyner milih lo karena lo gatel, asu!" Mendengar penyataan jahanam itu aku semakin menarik rambutnya dengan lebih kuat.

"Leola!" Suara tegas itu menggema di semua sudut ruangan. Mendengar teguran kasar itu, Leola menghentikan aksi jambaknya. Aku pun menghentikan aksiku saat tak lagi mendapat jambakan kasar dari gadis itu.

Reyner, pria itu membelah kerumunan dan berdiri di tengah-tengahku dan Leola. Melihat tatapan datar Reyner, gadis itu menangis.

Dasar drama queen!

"Rey sumpah, tapi bukan gue yang mulai. Tadi gue mau masuk ke kelas ini, tiba-tiba aja nih cewek gila dorong gue dengan kasar. Sakit bet Rey," alibinya sambil menyenderkan kepalanya pada pundak Reyner.

Jujur, aku sedikit jijik melihat tingkah manja nan dramatis gadis itu. Hatiku pun seketika menjadi panas saat tak ada penolakan dari Reyner saat mendapat  perlakuan seperti itu.

Gue di sini Rey! Apa gue terlalu mini untuk lo lihat?

Reyner menatapku dalam dan tajam. Sepertinya ia ingin aku memberikan pembelaan diri. Tapi tidak, aku ingin melihat bagaimana keputusannya. Apakah ia akan menyalahiku atau gadis tak tahu malu itu.

Melihat Reyner yang tepat diam, Leola menatapku penuh kemenangan.  Aku mendengus. Sepertinya pria itu lebih percaya pada gadis sialan yang ada di sampingnya itu.

Aku memilih beranjak keluar. Tapi pergerakanku dicekal pria itu. Ia menatapku datar ke samping. "Leola minggir!" Pintanya pada gadis yang masih memeluk lengan kirinya sambil terus menatapku. Gadis bernama Leola itu memanyunkan bibirnya saat mendapat penolakan spontan itu. "Gue percaya sama lo!"

Deg

Tak pernah terkira olehku kalimat itu akan keluar dari mulutnya. Aku bahagia sekali. Rasanya ingin berjingkrak, tapi egoku terlalu tinggi untuk melakukan itu. Ia kemudian menggenggam lembut tanganku sambil tersenyum padaku. Tubuhku kaku seketika.

M E S A F I R A  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang