07. Cute

11 5 24
                                    

Terkadang diam bukan karena introvert. Kadang aku diam, karena aku merasa tak sefrekuensi dengan lawan bicaraku.
~Mesafira Scholastika~

Happy reading love🌻

Seketika aku tersadar dari tidurku ketika dering dari hp terus mengusikku. Aku mengucak mataku pelan, memperjelas penglihatan. Di sana terpampang jelas nama Reyner di layar hp-ku. Aku menekan ikon hijau, panggilan tersambung.

"Sa," sapanya. Aku berdehem sebagai jawaban. "Tar jadwal lo kosong 'kan?"

Aku memutar pelan mataku, mengingat jadwal hari ini. "Iya, kenapa?"

"Jalan, yuk!" Ajaknya.

Aku berpikir sebentar. Jujur, sebenarnya aku ingin menghabiskan liburku di rumah. Aku juga sedikit takut untuk berkeliaran di luar rumah. Aku takut kejadian seperti semalam terulang lagi. Aku mendengus. Tapi jika kutolak, kapan lagi diajak jalan Reyner? Aku memutar otakku. Berusaha mempertimbangkan keputusanku. "Em ..."

"Kalo gak bisa lain waktu aja," pasrahnya seakan tak ingin membuatku tak enakan.

"Gak kok, bisa. Bisalah, ya kapan lagi bisa diajak ama lo." Aku berucap dengan tak tahu malunya. Jujur, aku tak mau hariku di hari ini penuh dengan kegelisahan akibat kejadian kemarin. Bagiku, kemarin adalah kemarin, dan hari ini adalah hari ini. Kejadian di hari kemarin, tak perlu dibawa sampai hari ini. Karena hari ini pasti punya kejadian dan ceritanya sendiri.

"Yaudah, nanti gue jemput," putusnya. Aku mengangguk kegirangan sebagai jawaban meski tak dilihat oleh pria itu. 

Panggilan terputus. Entah kenapa ada kebahagiaan tersendiri dalam hatiku. Ini pertama kalinya aku sejatuh cinta ini pada pria. Tapi tenang saja, cinta itu tak melebihi cintaku pada almarhum papa.

Tengkyu, Tuhan. Kau mengambil cinta pertamaku, namun kini kau ganti dengan cinta kedua yang mencintaiku dengan tulus.

Senyum manis versiku memancar mengingat betapa dramatisnya hidupku, dan betapa indahnya rancangan Tuhan dalam hidupku. Pribadi yang sempat kusalahkan karena kupikir tak pernah adil padaku, kini kurasakan betapa indah kasih itu dalam hatiku.

Mengingat hari ini adalah hari libur, aku enggan untuk sarapan apalagi menyiapkan sarapan dengan alasan diet. Aku juga bingung, padahal hari rabu, tapi kok malah libur? Aneh, memang. Mungkin karena kemarin schedule kuliah yang padat hingga akhirnya kebijakan ini diambil. Tapi good, setidaknya ada waktu untuk merilekskan otak. "Tidur lagi ah. Biar nanti seger kalo jalan ama Rey," monologku sambil tersenyum gemes seperti anak kecil.

Usai melelapkan lelahnya ragaku sekitar sejam, aku tersadar dari tidurku ketika suara hatiku terus memaksaku untuk membuka handphone. Aku mengabaikannya, namun semakin menggebu dalam hatiku. Aku menyenderkan tubuhku di kepala kasur  lalu membuka hp, dan ...

"Astaga, banyak bet panggilan tak terjawab dari Alexa." Aku sedikit terkejut dengan panggilan dari gadis itu yang tak kujawab. Aku langsung menelpon balik, takut jika terjadi hal buruk padanya.

"Kenapa Lex?" Tanyaku langsung saat panggilan terhubung.

"Kuliah, bege!" Jawabnya seolah sedang berteriak.

"Sakit lo. Nih hari gak ada jadwal kuliah anyim," jawabku.

"Liat grup. Gue lagi pakek seragam."

M E S A F I R A  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang