HAPPY READING!
***
Angin malam bersemilir di udara kota. Cahaya rembulan yang tertutup awan. Dan dengan bintang-bintang yang ikut menghiasi langit malam.
" Em gua ngapain diajak kesini? " tanya Athena kepada sepupu tampannya itu. Melihat kekanan kekiri, bangunan yang terlihat angker dan mengerikan.
" Ada hal yang mau gua tanyain? Ikut ya " ucap Eza. Menggenggam tangan gadis itu lembut dan masuk ke gedung itu.
Athena tidak takut dengan gedung itu walaupun terlihat mengerikan dan angker. Namun, ketika masuk ke dalam matanya berbinar melihat ruangan yang keren dan mewah. Terlihat banyak pajangan dan bendera, ah dia mengenalinya bendera Zenos.
Mulai memasuki ruangan tengah terlihat banyak sekali laki-laki, tak terasa ia menguatkan genggamannya kepada laki-laki disebelahnya. Eza sangat tau, perasaan adiknya itu. Banyak anggota Zenos yang terpana dengan kecantikan yang dibawa oleh wakilnya itu dan bertanya-tamya siapa dia?
Aura gadis itu benar-benar membuat laki-laki menatap gadis itu tanpa berpaling. Kulit putih, dengan celana panjang dan hoodie yang kebesaran, rambut panjang sedada dengan sedikit poni dan jepit cantik yang menghiasi rambut indahnya, dan tubuh mungil dengan wajah menggemaskan serta pipi yang chubby yang menawan.
" JANGAN TATAP DIA! " titah dingin yang keluar dari mulut seorang Eza.
Anggota yang menatap puja gadis itu akhirnya tidak lagi menatapnya. Genggaman gadis itu padanya pun mulai memudar.
Athena masih mengamati ruangan ini, sungguh sangat indah ternyata. Sampai tak terasa ia sudah didalam ruangan, namun ia masih tidak menyadari dengan mata yang sibuk mengamati bangunan ini. Sampai mata itu menatap mata tajam hitam yang pekat, Buru-buru ia memutus pandangan itu dan duduk disamping Eza.
Diruangan ini hanya ada mereka bertiga, dengan Delano. Sedangkan Erlan dan Deon harus menunggu Angga dirumah sakit. Ruangan ini adalah ruangan khusus inti, ruangan yang cukup luas terlihat ada beberapa pintu kamar disana.
Athena mengernyit bingung, mengapa abangnya ini membawanya kesini. Dan mengapa mata tajam itu seakan ingin membunuhnya.
" Jelaskan! " Kata dingin yang keluar dari mulut seorang Delano.
Athena mengernyit bingung apa maksudnya, ini pertanyaan untuknya atau abangnya? Jelaskan apa maksudnya? Ia tidak mengerti.
Melihat kebingungan adiknya, lalu Eza menjelaskan maksud ketuanya itu.
" Emm yang gua lihat hanya segerombol laki-laki yang ngehadang Angga lalu gua liat orang misterius dari balik pohon yang menembaknya dengan pistol yang ga berbunyi " jelasnya dengan memandang lekat tatapan tajam laki-laki itu tanpa terlihat gugup dan takut.
Suara lembut gadis itu masuk ke dalam telinga. Suara yang sangat menghangatkan. Delano menggelengkan kepalanya.
Athena benar-benar merasakan aura kuat pemuda itu yang membuatnya takut. Namun, ia tidak boleh menampakkan itu.
" Kamu ga liat ciri orang itu? “ tanya Eza penasaran.
Athena menggelengkan kepalanya, Orang-orang itu tidak terlihat jelas olehnya.
" Yang nana inget, gambar ular di punggung bajunya " Ingatnya.
" Sereix " Desis Delano. Ia memang mengakui serangan Sereix sangatlah bagus dari dulu. Strateginya benar-benar cerdik, sampai dia pun keteteran dibuatnya. Tapi ini tidak bisa dibiarkan, walaupun Denos sangat jarang bermasalah dengannya namun ini harus dibalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELTHA
Teen FictionDelano Axtar Tartarus Andreaz Seorang laki-laki keturunan Andreaz, seorang pewaris tunggal, tampan, dan dingin. Sebagai seorang dengan julukan Tartarus itu memang benar. Kejam, dingin, dan tidak mengenal belas kasih ketika ada yang mengusiknya. San...