Delano Axtar Tartarus Andreaz
Seorang laki-laki keturunan Andreaz, seorang pewaris tunggal, tampan, dan dingin.
Sebagai seorang dengan julukan Tartarus itu memang benar. Kejam, dingin, dan tidak mengenal belas kasih ketika ada yang mengusiknya. San...
JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK BACA GESS. GUA DO'AIN YANG NINGGALIN JEJAK BACA REZEKINYA LANCAR, TERUS DIMUDAHKAN URUSANNYA, KALO CEWE MAKIN CANTIK DAN KALO COWO TAMBAH GANTENG! KIYUUU
_____
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANDREAZ HIGH SCHOOL
SMA elit ibu kota yang tak kalah pamor dari ATLANTA HIGH SCHOOL. Gedungnya megah, fasilitasnya mewah, dan sistemnya super ketat. Hanya dua jenis siswa yang bisa masuk sini: anak orang berpengaruh, atau anak luar biasa cerdas yang mampu menembus seleksi beasiswa. Dan sekolah ini tak pernah merasa rugi—karena kecerdasan adalah aset paling berharga.
"ATHENAAA!"
Suara nyaring menggema dari arah parkiran. Athena menyipitkan mata, menoleh pelan. Begitu melihat siapa yang memanggil, senyum langsung merekah di wajahnya.
"Huh huh, semoga kita sekelas ya!" ucap si gadis dengan tawa kecil dan tatapan penuh harap.
Dialah ALYA PUTRI DANESWARA — sahabat Athena sejak SD. Satu-satunya orang yang selalu ada di Andreaz. Bagi Athena, teman bisa seribu, tapi sahabat? Hanya segelintir. Dan Alya adalah salah satunya.
Athena tertawa pelan. "Aamiin deh, biar nggak sendirian ngadepin makhluk-makhluk aneh di sekolah ini."
Alya memutar bola matanya. "Apalagi yang cowok-cowok itu. Pada cakep sih, tapi tatapannya kaya mau makan orang."
"Jangan-jangan lo lagi yang pengen dimakan," goda Athena dengan seringai nakal.
Alya mendelik. "Astagaaa, The. Mulut lo!"
Tanpa menjawab, Athena menarik tangan Alya.
"Ayo!". Langkah mereka ringan, menuju gedung utama—tempat takdir baru menunggu.
Tiba-tiba...
Brum.
Brum.
Brummm.
Suara deruman motor sport memecah kesunyian pagi. Bukan satu, bukan dua... tapi lima sekaligus. Murid-murid spontan menoleh. Obrolan yang tadi riuh mendadak terhenti. Dan seperti sinyal tak terlihat, siswi-siswi mulai berkumpul di sisi parkiran. Suasana jadi ramai seketika.
Mata-mata penuh rasa penasaran mulai mencari sumber suara itu.
Lima motor sport meluncur masuk, satu demi satu. Desainnya elegan, suara mesinnya bertenaga. Mereka berhenti sejajar di depan barisan mobil mewah.
Lalu... helm full-face mulai dilepas.
Dan saat wajah-wajah itu muncul di balik kaca helm waktu seolah melambat.