Chapter 03

26.6K 729 0
                                    

HAPPY READING!

_______

Di sinilah Athena dan Shaka sedang menunggu seseorang di bandara-kakak mereka yang sebentar lagi akan menginjakkan kaki di tanah air.

"Bang, Bang Niel mana sih? Aku capek nungguin," keluh Athena sambil mengayun-ayunkan kaki, bosan. "Aku udah tiga kali muter Indomaret bandara, loh."

Shaka, yang sedari tadi fokus menatap layar ponselnya, langsung mengalihkan perhatian."Sabar, sayang," ujarnya lembut. "Dia emang suka datang kayak idol-last minute biar dramatis."

Sudah satu setengah jam mereka menunggu kedatangan Niel, kakak tertua mereka. Athena bahkan sempat nyeletuk, "Jangan-jangan Bang Niel nyasar ke bandara lain..."

Tak lama kemudian, seorang pria muncul dari arah kedatangan. Topi menghiasi kepalanya, masker menutupi sebagian wajah, dan kacamata hitam melekat pada matanya yang tajam. Ia menarik koper besar, langkahnya mantap menuju Athena dan Shaka-kayak adegan intro konser tunggal.

"NANA! AKA!" teriaknya lantang, suaranya bikin beberapa orang di sekitar menoleh.

Athena dan Shaka sontak menoleh ke arah suara itu. Mata mereka membulat, kaget sekaligus senang mendengar suara yang sejak tadi mereka nanti-nantikan.

"ABANG!" pekik Athena, lalu berlari dan langsung berhambur memeluk abangnya erat.

"Abang! Aku kira abang berubah pikiran terus balik ke luar negeri!"

Shaka hanya tersenyum tipis melihat kedua saudaranya itu saling melepas rindu. Ia berdiri tenang, menyaksikan momen hangat yang sudah lama mereka nantikan, meski dalam hati ngedumel, "Gue udah laper dari tadi, ini pelukan bisa dipercepat nggak?"

Setelah beberapa saat, Athena akhirnya melepaskan pelukannya. Giliran Shaka yang maju dan memeluk abangnya sebentar-hangat, tapi cowok banget: satu tepukan di punggung, lalu selesai.

"Abang kok lama sih? Abang baik-baik aja, kan?" tanya Athena bertubi-tubi, seperti warganet di kolom komentar live artis.

Niel tersenyum dibalik maskernya."Baik dong. Cuma tadi sempet ditahan karena koper abang... ehm... terlalu penuh sama oleh-oleh."

"Oleh-oleh atau baju hasil shopping?" celetuk Shaka dengan alis terangkat.

"Rahasia negara," balas Niel, pasang gaya misterius.

"Ayo, kita pulang," titah Shaka, suaranya tenang namun tegas seperti biasa.

Athena mengangkat tangan, "Tapi mampir es krim dulu yaaa. Buat selebrasi!"

Shaka melirik, "Es krim atau drama baru?"

Ketiganya lalu berjalan beriringan, dengan Athena di tengah-tengah mereka. Di belakang, beberapa bodyguard mengikuti mereka dengan sigap, membawa koper milik Niel dan menjaga jarak secara profesional.

Salah satu dari mereka sempat salah ambil koper-untung bukan koper isi sambal pecel pesanan mama.Langkah kaki mereka menyatu dalam irama yang sama-irama hangat dari sebuah keluarga yang akhirnya kembali lengkap.Dan walau jalannya kadang diselingi celetukan, candaan, dan permintaan jajan, itulah mereka-kacau, tapi saling cinta.



_____

Markas Zenos

"Anjir! Apaan sih, cewek itu gatel banget," celetuk Deon kesal, ngomong sendiri sambil mainin korek api. Mukanya kusut kayak belum mandi tiga hari. Ia jengkel sama seorang cewek yang terus ngejar-ngejar dia, gaya bicaranya juga udah kelewat batas. Deon bener-bener ogah banget.

Tiba-tiba Erlan datang, tangannya masih megang HP yang layarnya nyala. "Nape lo? Muka lo kusut banget kayak jemuran kehujanan," tanyanya sambil nyengir.

DELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang