Chapter 09

18.5K 587 0
                                    

HAPPY READING!





____

Tok Tok

"Athena!" panggil Nathaniel kepada Athena yang sedang berada di kamarnya.

Namun tak ada sahutan dari dalam. Niel pun memutuskan untuk masuk ke kamar adiknya.

Cklek

Huh...

Niel melihat Athena yang masih bergulat dengan gulingnya. Ia mendekati ranjang besar sang adik.

Melihat sosok gadis cantik yang masih terlelap, Niel tersenyum manis.

Dengan lembut, ia mengelus pipi Athena untuk membangunkannya.

"Sayang," panggilnya pelan.

Athena yang merasa diperlakukan seperti itu perlahan membuka matanya. Ia dapat melihat senyum menawan dari sang kakak.

"Abang..." gumamnya begitu matanya terbuka sepenuhnya.

"Bangun, udah malam. Kamu kelihatan capek banget," ujar Niel sambil mengelus surai panjang adiknya.

Athena mengangguk. Hari ini memang melelahkan. Ia harus bolak-balik ke sekolah untuk mengurus berbagai kegiatan, ditambah latihan cheerleader.

"Jangan terlalu maksakan diri," peringat Niel. Ia tak ingin adiknya jatuh sakit karena kelelahan, walaupun hal itu sering terjadi.

"Iya, Bang. Aku mandi dulu ya," ucap Athena sambil beranjak dari tempat tidur.

Cup.

Niel mencium pipi Athena. "Abis itu turun makan malam, ya."

Athena hanya mengangguk pelan, lalu melangkah ke kamar mandi. Niel pun meninggalkan kamar adiknya.

Meja Makan

"Bagaimana perusahaanmu, Niel?" tanya Arya pada putra sulungnya.

Mereka baru saja selesai makan malam. Kini, mereka duduk santai sambil menikmati hidangan penutup.

Niel yang ditanya menoleh ke arah sang ayah. "Baik," jawabnya singkat.

"Tidak ada kendala, kan, sayang?" tanya sang mama.

Niel berganti menatap ibunya. "Tidak," jawabnya lagi.

Lalu Arya menatap kedua putranya. "Bagaimana dengan kalian? Shaka?"

Arya tahu bahwa Shaka adalah ketua geng motor Sereix. Ia mendukung pilihan putranya, selama tidak menyimpang dari  nilai keluarga.

"Sejauh ini nggak ada masalah," jawab Shaka. Memang, selama ini keadaan Sereix baik-baik saja. Kalaupun ada masalah, hanya persoalan kecil.

"Jaga diri baik-baik, ya sayang," timpal sang mama, Alena, memperingatkan. Ia tahu betul putranya yang satu ini sering terlibat perkelahian demi mempertahankan gengnya.

Shaka hanya mengangguk. Ia tahu ibunya sangat khawatir padanya. Pernah, ia bahkan sampai koma selama beberapa hari karena war, setelah mendapatkan luka tusukan di perutnya.

"Nana!" panggil Arya pada putri bungsunya.

Athena menoleh. "Iya, Pa," balasnya.

"Jangan terlalu memaksakan diri, " pesan Arya. Ia tahu betul betapa padatnya kegiatan Athena hari ini.

DELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang