Chapter 13

17K 514 0
                                    

HAPPY READING!!

VOTE!

FOLLOW!

KOMEN!!




__

KRAK.
"AARGH—!"
Suara patahan tulang disertai jeritan melengking memenuhi ruangan sempit bernuansa gelap dan lembap. Aroma besi dan darah mulai meresap ke dalam udara.

Seseorang meringkuk di lantai, tubuhnya menggeliat tak beraturan.
Tulang pinggangnya... remuk.

"DASAR ANAK KURANG AJAR, KAU!!"
Itu suara Tuan Aql—seorang mafia tua yang pernah menguasai bagian barat distrik gelap. Kini ia hanya seonggok daging lemah, kehilangan wibawa dan kuasa.

Dari bayangan, langkah kaki terdengar pelan... dingin... teratur.

Seseorang keluar dari kegelapan. Siluet tinggi dengan jas panjang hitam dan sarung tangan kulit. Wajahnya setenang malam sebelum badai.

Ia tersenyum. Iblis bertaring manusia.

"Bukan aku yang kurang ajar, tua bangka..." katanya tenang, suara rendah dan berat.
"Kau hanya hidup terlalu lama."

THWACK!
Sebuah belati berputar di udara, lalu menancap presisi di perut Tuan Aql. Nafasnya terputus. Ia terjerembap, menggeliat seperti binatang disembelih.

Tanpa ekspresi, si pemuda mendekat. Ia mencengkeram gagang belati...
Lalu menekannya ke bawah. Perlahan. Dalam.
Tertebas. Terbuka.

"A—ARGHH!! K-KA... KAU...!"

Darah meletup dari luka menganga. Organ dalam bermunculan seperti isi koper tua yang ditarik paksa. Tapi tak ada ampun.

Lengan, kaki, wajah—disayat.
Jaring-jaring otot terkelupas. Kulit tercabik. Darah merendam lantai marmer hingga tak bisa dikenali lagi bentuk asalnya.

Korban kini... bisu. Mati.
Hanya tubuh tak bernyawa dengan mata melotot ketakutan.

Sang pelaku menghela napas pendek.
Tak puas. Tapi cukup.

"Mudah sekali membunuhmu. Kau hanya nama. Bukan kuasa."
Belatinya ia lempar asal ke sudut ruangan, masih meneteskan darah segar.

"Bereskan ini. Tidak boleh ada jejak."
Nada suaranya tak berubah. Tak ada rasa bersalah. Tak ada amarah. Hanya perintah.

"B-baik, Mr. Andreaz," ujar tangan kanannya, John, menunduk dalam seperti menyembah dewa maut.

Ya, Mr. Andreaz—nama yang membuat banyak mafia membatalkan transaksi hanya dengan mendengar bisikannya.

Ia adalah pemimpin Gold Death, organisasi kriminal tertua dan paling ditakuti.
Mereka bukan sekadar mafia. Mereka adalah penjagal elegan, pembunuh berseragam jas, penyayat yang merangkai puisi dengan darah.

Tak ada hukum yang bisa menjamah mereka. Karena mereka menulis ulang hukum dunia bawah.

"Siapkan jet pribadi. Kita kembali."

"Segera, Tuan," John menjawab cepat, menekan earphone-nya untuk memberi instruksi.

Mr. Andreaz melirik sekilas ke tubuh tak bernyawa yang kini tergeletak bagai karung kosong.
Tatapannya datar. Bukan karena ia tidak peduli.
Tapi karena mayat hanyalah hasil logis dari pengkhianatan.

Dan pengkhianatan... tidak pernah diberi kesempatan kedua.



DELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang