Bagian 109

2.3K 252 36
                                    


Dia terlihat kebingungan dengan kondisinya saat ini. Sebaliknya, Xiao An terlihat sangat senang sembari bersandar diatas pohon dengan senyum liciknya yang terus dia tunjukkan sejak awal pertarungan terjadi.

" hmm... dimana Ao Tian ya? Apa dia bersembunyi disuatu tempat? Tidak mungkin. Dia pasti sedang mencariku. Bagaimanapun dia sudah berjanji untuk membantuku, tapi aku sama sekali belum melihatnya. Kemana dia sebenarnya? Atau dia terpisah jauh?", ucap Xiao An.

Lalu, Xiao An turun dari pohon dan berjalan menuju sebuah bangunan bertingkat yang tampak seperti penginapan. Disana benar-benar sepi, tidak ada seorangpun. Tentu karena itu berada di dunia yang berbeda.

" aku tidak menyangka akan sesunyi ini", ucap Xiao An ketika melangkah ke dalam bangunan itu. Dia terus berjalan sembari melihat-lihat. Disana terdapat ruangan luas dengan banyak meja dan kursi yang melingkarinya. Disana juga terdapat sebuah panggung pertunjukan yang berada di tengah-tengah. Lalu ketika dia melihat tangga, Dia naik keatas tangga tersebut. Di lantai atas terdapat beberapa pintu kamar yang melingkar mengikuti bentuk bangunan dengan pemandangan lantai bawah diseberang setiap pintu. Xiao An menelusuri setiap kamar berharap menemukan kamar yang sesuai dengan keinginannya. Sekarang matanya tertuju ke sudut ruangan dengan pintu yang lebih besar dibanding yang lainnya. Dari ukuran, bentuk hingga ornament yang tergantung di gagang pintu membuat ruangan itu seakan-akan seperti ruangan VIP. Dia perlahan melangkah mendekati pintu itu, kemudian dia meraih gagang pintu dan menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan. Ya, dia melihat seekor naga berwarna putih sedang tertidur melingkar di dalam ruangan itu.

" ap-..."

Sebelum Xiao An selesai berbicara, seekor naga itu membuka matanya. Seakan tersihir, tubuh Xiao An kaku tidak berdaya. Pada saat itu seekor naga tiba-tiba berbicara,

" mengapa kau mengganggu tidurku?", tanyanya. Dengan tubuh yang masih kaku, Xiao An kembali terkejut.

'hah? Bagaimana bisa-', batin Xiao An. Meskipun sebelumnnya dia pernah merasakan kejadian seperti ini, tetapi baginya kali ini berbeda. Mengapa? Karena dia sama sekali tidak bisa menjawabnya bahkan untuk mengeluarkan sedikit suara, seakan dia menjadi bisu. Terdapat tekanan disetiap perkataan naga itu yang seakan memberi ancaman kepada Xiao An untuk segera pergi atau sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Tetapi dengan niat dan tekad yang kuat, Xiao An tidak ingin mengabaikannya lalu pergi. Dia berharap naga ini merupakan sebuah petunjuk yang dicarinya sejak awal. Satu-satunya cara agar dapat berkomunikasi adalah melalui batin, dengan keberaniannya dia berbicara,

'aku akan tetap disini', batin Xiao An. Naga itu kemudian mengubah posisinya dan mulai mendekati Xiao An.

"apa yang kau inginkan?", tanyanya kepada Xiao An yang saat itu merasakan tekanan yang semakin besar menimpa tubuhnya.

'a-aku ingin bertanya tentang petunjuk, ap- apa kau merupakan sebuah petunjuk?', batin Xiao An.

Naga itu tidak menjawabnya dan memilih kembali ke posisi melingkar dan mulai menutup matanya lagi. Diikuti oleh itu, semua kembali normal. Segala tekanan yang terasa sebelumnya kini musnah dan Xiao An tidak lagi merasa kaku dan bisu. Dengan semua pertimbangan, Xiao An pergi dari sana, kemudian masuk ke kamar lain untuk menetap dan merenungkan apakah benar naga itu merupakan petunjuk atau bukan. Pasti ada alasan mengapa naga itu tidak menjawabnya, Xiao An sendiri tidak mau menyimpulkan hal itu dan memilih menunggu sementara waktu sembari mengumpulkan keberanian untuk bertemu dengan naga itu lagi.

Sedangkan di luar dunia naga~ ~

Keadaan di medan perang benar-benar kacau seperti sebuah bencana besar telah terjadi disana. Api berkobar dimana-mana menyebabkan kabut asap menyelimuti langit yang kini menjadi semakin gelap dengan segala macam suara yang menggema diseluruh penjuru medan perang. Benar kata orang, itulah medan perang yang menyeramkan. Sudah hampir 1 bulan berlangsung belum juga menemukan solusi untuk segera menghentikan peperangan. Kedua belah pihak memiliki kekuatan yang setara, tetapi di perbatasan mulai menunjukkan sisi terang bagi pihak musuh. Situasi semakin tidak dapat dikendalikan disana dikarenakan sesuatu yang tidak disangka-sangka telah terjadi. Seseorang telah mencuri trisula milik Xiao Yu, dimana senjata itu selain sangat berarti baginya tetapi juga merupakan senjata yang sangat membantu dalam mengatasi musuh saat itu.

Bagaimana mungkin senjata itu bisa dicuri disaat Xiao Yu sendiri bukanlah orang yang lemah? Tetapi masuk akal karena bukan hanya senjatanya saja yang hilang, Xiao Yu juga ditemukan tidak sadarkan diri di markasnya sendiri. Sudah berjalan 3 hari semenjak Xiao Yu tidak sadarkan diri hingga Xu Ge menjadi pemimpin sementara yang ternyata dampak dari tidak ikut sertanya Xiao Yu sangat besar terutama terhadap semangat para prajurit. Tetapi saat itu, kakek Luo berada disamping Xiao Yu dan merawatnya dengan semua kemampuannya. Selain kakek Luo, ada juga Zhao Chen, Zhao Yin, Zhao Yun, dan Xue Yang yang membantu kakek Luo untuk menjaga Xiao Yu, tetapi saat ini hanya ada kakek Luo, Zhao Yun, Xue Yang.

" apa sudah ada kabar dari Zhao Chen?", tanya kakek Luo.

" sayangnya, saya belum mendapatkan kabar apapun dari mereka, tuan", jawab Zhao Yun sembari menggerakkan kepalanya ke samping membuat kakek Luo membuang nafas kasar. Kekhawatiran yang terbentuk diwajahnya semakin jelas hingga terlihat menyedihkan.

' apa tidak ada lagi harapan bagi cucu ku agar dapat kembali sadar dan menemukan pelakunya?', batin kakek Luo.

Kondisi Xiao Yu sangat mirip seperti orang yang tidur, tetapi dia tidak bangun hingga saat ini. Bahkan ketika Xue Yang memeriksanya, dia terheran-heran karena tidak ada tanda kerusakan organ atau gangguan yang terjadi pada dantian dan Qi dalam tubuh Xiao Yu.

2 hari sebelumnya ~ ~

" tuan, saya tidak bisa membiarkan hal ini. Saya harus mencari pelakunya !!!", ucap Zhao Chen kepada kakek Luo.

" baiklah, aku akan mengizinkanmu untuk mencari pelakunya. Tetapi kau tidak bisa Kembali sebelum mendapatkan pelakunya ", ucap kakek Luo tegas. Hal itu membuat Zhao Yin tergerak untuk ikut mencari pelakunya, sehingga dia menawarkan dirinya kepada Zhao Chen untuk menjadi partner dalam misi ini.

" aku akan ikut denganmu kak!", ucap Zhao Yin dengan lantang.

" baiklah sepakat! Kita akan pergi setelah kembali dari sini", ucap Zhao Chen. Lalu saat itu juga mereka berpamitan dan kemudian pergi.

________________________________________________________________________________

Halo~

Ketemu lagi~ maaf banget updatenya semakin hari semakin lama ya ;)

Karena banyak tugas juga dan kegiatan, makin susah nyari waktu luang sama idenya. Terutama aku udah mulai kuliah dan sebentar lagi bakal masuk semester 2. Jadi, tolong dimaklumi ya~ soalnya aku belum bisa manage waktu dengan benar.

Banyak-banyak terimakasih buat kalian yang selalu support :)~~~



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lord Of The Dragon RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang