Bagian 23

30.3K 3K 8
                                    

Tak terasa pagi yang cerah telah datang menggantikan malam yang gelap gulita dengan bulan yang kini berganti menjadi matahari.

Tidak ada bunyi alarm yang selalu mengganggu disaat sang pemilik masih sibuk bermimpi.

Di balik sebuah kamar terlihat 2 orang perempuan yang sedang sibuk bersiap. Siapa lagi kalau bukan Xiao an dan Tian Yue .

Mereka berencana untuk pergi ke restoran dan setelah dari sana mereka akan menghadiri pengetesan formasi spiritual karena waktu di mulainya pengetesan masih lama sekitar tengah hari.

"Ayo, kau sudah siap ?", Ucap Xiao an .

"Iya sebentar lagi", ucap Tian Yue .

"Kau lambat. Lihatlah baju mu!, Itu sangat rumit untuk memakainya", ucap Xiao An.

"Iya aku juga tau. Tapi hanya untuk hari ini aku akan memakai baju yang panjang", ucap Tian Yue .

"Aku tau kau memakai itu karena kau akan bertemu dengan Zhao chen kan?", Ucap Xiao An. Setelah Xiao An berkata seperti itu, Tampak rona merah pada pipi Tian Yue . Kini Tian Yue terlihat malu malu.

Memang Xiao An telah mengetahui hal itu di saat pertama kali mereka membawa para budak dari pasar budak. Saat itu pandangan Tian Yue tidak lepas dari sosok gagah Zhao Chen .

"A... Apa katamu?, Aku memakai ini karena aku ingin", ucap Tian Yue dengan wajah yang masih memerah.

"Ya ya ya", ucap Xiao An .

"Baiklah, aku sudah siap sekarang. Ayo!", Ucap Tian Yue.

Merekapun keluar dari kamar dan pergi kebawah untuk menyerahkan kunci kamar kepada pelayan yang melayani di bagian depan ( resepsionis ) karena setelah pengetesan selesai, Xiao An akan pulang ke restoran dan bermalam di sana.

Saat mereka turun kebawah, terdengar berbagai suara yang membuat mereka berdua bingung.
Tampak mayat seorang pria berumur sekitar 40 THN yang tergeletak dengan kepala terpisah dari tubuhnya.

"I..itu bukankah tuan pemilik penginapan ini?, Kenapa dia bisa terbunuh ?, Siapa yang membunuhnya?", Orang orang melontarkan beberapa pertanyaan yang membuat suasana bising hingga terdengar dari lantai atas. Tapi siapa yang akan memberi penjelasan tentang ini.

Xiao an terlihat cuek dengan hal itu, padahal jelas jelas dia yang membunuhnya. Sama halnya dengan Tian Yue . Mereka melewati orang orang itu dengan santainya. Tanpa ingin bertanya tanya apa yang terjadi.

Tibalah mereka di restoran. Tampak para pelayan sedang bersih bersih di dalam maupun di depan restoran dan saling membantu satu sama lain.

Sekilas senyum terlukis di wajah Xiao An saat melihat mereka saling membantu. Berbeda dengan Tian Yue yang dari tadi memperhatikan setiap wajah pelayan seperti sedang mencari cari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Zhao Chen. Sepertinya Tian Yue benar benar menyukainya.

Sesosok pria yang mempunyai perawakan yang tinggi dan berotot sedang membawa air melintas di hadapan mereka berdua. Terukir senyum lebar di wajah Tian Yue. Ya, itu Zhao Chen . Orang yang di cari cari Tian Yue dari tadi.

"Eh Salam nona. Apakah nona membutuhkan bantuan kami ?", Ucap salah satu pelayan.

"Aku ingin membahas beberapa hal dengan kalian. Tapi sebelum itu, kalian selesaikan dulu pekerjaan kalian. Setelah selesai, temui aku di lantai atas", ucap Xiao An . Mereka berdua pun pergi ke lantai atas meninggalkan para pelayan itu.

Tak lama kemudian, para pelayan itu menemui Xiao An di lantai atas sesuai dengan perintah Xiao An .

"Aku ingin restoran ini buka besok. Apakah kalian siap untuk bekerja ?", Ucap Xiao An .

"Kami siap melakukan apa yang nona minta", ucap semua pelayan.

"Baiklah kalau begitu. Ingat resep tidak boleh sampai diketahui orang lain selain kalian. Kalau sampai ada yang tau, akan ada konsekuensinya. Kalian paham?", Ucap Xiao An.

"Kami paham nona", ucap mereka.

"Dan untuk gaji kalian, aku akan memberikannya setiap bulan dengan jumlah yang aku katakan sebelumnya", ucap Xiao An.

"Tapi nona itu sangat banyak bagi kami. Mohon kurangi jumlah gaji kami.kami tidak mau merugikan nona dan rumah makan ini ", ucap seorang pelayan.

"Baiklah, aku akan memberi 35 tael perak untuk gaji kalian. Dan untuk kali ini aku tidak mau ada yang protes", ucap Xiao An dengan tegas.

Semua pelayan diam tidak ada yang berani berbisik apalagi berbicara.

Selama menunggu sampai tengah hari, Xiao An memberikan beberapa senjata untuk para pelayan. Untuk penjaga, Xiao An memberikan pedang dan untuk pelayan yang melayani pelanggan, Xiao An memberinya belati dan juga cambuk. Berjaga jaga jika ada seseorang yang berniat buruk terhadap restoran ini atau pun kepada pelayan.

Lalu Xiao An pun menerangkan berbagai teknik bermain pedang , belati, dan juga cambuk. Tidak lupa mengajari mereka gerakan bela diri modern dan beberapa latihan yang lainnya untuk membuat fisik mereka menjadi kuat.

Tak terasa hari sudah siang dengan posisi matahari yang kini ada tepat di atas kepala. Segera Xiao An dan Tian Yue pergi ke pengetesan formasi spiritual yang di adakan di aula rakyat.

Setelah tiba disana, orang orang sudah memenuhi lokasi pengetesan sehingga mereka berdua sedikit sulit untuk masuk.
Akhirnya Xiao An mendapatkan undiannya.

"Lagi lagi terakhir, huh", ucapnya kecut.

"Kau sudah mendapatkannya?", Ucap Tian Yue yang telah menunggu cukup lama.

"Ya aku sudah mendapatkannya, tapi urutan terakhir", ucap Xiao An .

" Ya tidak apa apa kan", ucap Tian Yue .

Lalu Xiao an pergi ke antrian dengan nomor undian yang sudah dia ambil sebelumnya. Sedangkan Tian Yue duduk di tempat yang sudah disiapkan untuk penonton.


The Lord Of The Dragon RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang