Hallo, happy reading guys....Mari berkomentar ria di setiap bagian yang kalian suka.
Maaf, tidak ada kegemasan hari ini....
Typo harmak ya:)
Enjoy yaa ....
Angger Harsa Margaja
Btw, ada yang tau ini foto siapa? Hehe
*****
“Di mana cucuku?!” suara bentakan itu menggema di ruang kerja milik lelaki bengis.
Lelaki itu, Harsa. Tersentak kala sang ayah tiba-tiba masuk dan memecah lamunannya.
Sontak, ia berdiri melihat sosok ayahnya. “Dad, aku masih berusaha mencarinya, tenanglah.”
Pria paruh bayah itu, Langger, melangkah dengan tegas mendekati putranya, mata tajamnya menatap dengan tatapan bengis. “Hari ini, atau tidak sama sekali!”
Setelah mengatakan itu, Langger beranjak dari sana. Membiarkan putranya yang diam membeku. Sepertinya, Harsa sibuk memikirkan di mana keberadaan putranya itu.
Ia, Harsa terduduk lemah di kursi kerjanya. Melihat kertas-kertas di meja kerjanya yang ternyata merupakan informasi mengenai sang putra, tapi tidak ada informasi yang jelas. Satu kertas yang membuatnya sangat lamat melihat, kertas foto berisi figur anaknya.
Ia meraih kertas itu, matanya tak mau lesat dari senyum manis anaknya. Sungguh! Senyuman Angger membuatnya candu, tapi dulu.
“Angger di mana, sayang, hm?” tanyanya pada figur tak bergerak itu.
“Adek marah sama papa? Iya, nak?”
“Anak gandut papa baik-baik aja, kan?”
“Maafin papa, hm? Papa memang bodoh telah meninggalkanmu sendirian di sana,” bersama dengan kata itu, air matanya luruh begitu saja.
Harsa dengan erat memeluk figur putra kecilnya. Hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang. Tidak ada lagi pekikan tajam kala ia memeluk sang anak terlalu erat.
“Papa! Lepas nggak! Adek sesak tau!”
“Udah ah! Angger nggak mau temenan sama papa! Papa jahat.... Bundaaaa,”
Suara itu seakan menggema jelas di telinga tajamnya. Bak suara asli yang kini bersuara tepat di telinga.
Sedangkan di kamar bernuansa tenang. Biru bertema salah satu karakter kartun kucing. Remaja kecil yang kerap disapa Angger itu sedang merenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angger
Teen FictionSemua bermula saat orang tuanya berpisah, hidup sendiri tanpa ada yang mengasihani. Hidupnya berubah 180°, ia ingin menyerah, tapi tidak kunjung mati. Sampai di mana, ia ingin mengakhiri semuanya. Tidak menolerensi penjiplakan! Jika menemukan cerita...