part 22

7.9K 545 10
                                    

Mirzan menarik nafas dalam membaca nama ruangan yang berada di hadapannya Dr. Andi Sp.Jp sudah beberapa bulan belakangan dia tidak pernah lagi memasuki ruangan yang dia benci ruangan yang membuat dirinya bergantung pada obat-obatan

Tok tok tok

"Masuk zan"

Ceklek

Mirzan menatap dokter Andi, pria paruh baya yang selama ini merawat dan menangani penyakitnya dari kecil, pria itu tersenyum simpul ke arah mirzan mempersilahkan pasiennya itu untuk duduk

"Apa kabar dok" tanya Mirzan tanpa ekspresi membuat dokter Andi terkekeh

"Harusnya saya yang bertanya seperti itu, mau sampai kapan kamu menyepelekan penyakit mu ini mirzan ini sudah lewat dari 4 bulan kamu,"

"Ya saya tahu " serobot Mirzan saat dokter Andi belum sempat melanjutkan ucapannya, dokter spesíalis jantung itu menghela nafasnya dia tahu sekali watak pria di hadapannya seperti apa

" Lalu mau sampai kapan, penyakit ini bukan penyakit yang sepele Mirzan"

" Dokter tahu kan mau saya sembuh ataupun mati tidak ada yang perduli pada saya" seru Mirzan dia tidak perduli dengan penyakitnya toh tidak ada yang perduli dengannya jadi buat apa dia buang buang waktu untuk mengobati jantung sialannya ini

"Mizan saya tahu kamu berkeinginan besar untuk sembuh, jika tidak untuk dirimu sendiri sembuh lah untuk ayah mu zan, dia selalu menanyakan keadaan mu pada saya " jelas dokter Andi membuat Mirzan tertawa miris, ayahnya? Bahkan dia tidak pernah menganggap pria itu ayahnya dia tidak Sudi!

"Dan asal Anda tahu saya tidak pernah mengakui dia sebagai ayah saya"sarkas Mirzan dengan mata yang sudah memerah, dengan cepat pria itu bangkit untuk meninggalkan ruang terkutuk ini

"Oke jika tidak untuk ayahmu minimal untuk marsha gadis yang kamu cintai " Mirzan mengepalkan tangannya kuat saat nama mirzan di bawa bawa disini

Anjing!

"Saya tahu kamu mencintai gadis itu zan, saya tahu semuanya apa kamu tega melihatnya sedih karena kamu tidak berkeinginan untuk sembuh "Mirzan masih diam dia tidak ada niat sama sekali untuk meladeni dokter itu

"Kalau kamu setuju temui saya besok di sini " lanjut dokter Andi sebelum mars benar benar keluar dari ruangannya

"zan Lo " Mirzan menatap pria di depannya dengan tajam dia tadi sempat sedikit terkejut karena menemukan oniel yang berada di depan ruangan dokter Andi

"Zan Lo nutupin hal sebesar ini dari kita kita " tanya oniel tak percaya, dia tadi memang tak sengaja melihat Mars yang masuk ke ruangan ini, dan dengan tingkat keingin tahuanya yang besar akhirnya oniel memutuskan untuk menguping di sana

"Nggak penting " jawab pria itu datar dan berjalan meninggalkan oniel

" Lo gila! Ini serius zan itu bukan penyakit main main " seru oniel berjalan cepat menyusul mirzan

" Gua minta sama Lo tutup mulut"

"Tutup mulut, Lo anggap kita ini apa sih zan"geramnya bagaimana bisa Mirzan dengan rapihnya menyembunyikan penyakit ini dari dia dan yang lainnya

" Denger gua nggak pernah perduli sama penyakit ini, so buat apa gua kasih tahu sama kalian, apa bisa bikin penyakit ini ilang nggak kan " oniel mengepalkan tangannya kesal bisa bisanya manusia batu di depannya berpikiran seperti itu

"Gua gak akan bisa nutupin ini dari anak anak" bentak oniel

"Oke kalo itu mau Lo, berarti Lo harus liat gua mati hari ini juga "oniel mengepalkan tangannya ingin sekali dia menonjoki Mirzan saat ini juga bangsat!

cowo manja? (Delshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang