Makasih apresiasi kalian buat cerita ini walaupun mungkin beberapa udah pernah ada yang baca sebelumnya di Kuda poni ungu, juga di KaryaKarsa. Mamak sayang kelen banyak-banyak!
***
Suzanne Ally Cox baru saja turun ke studio tarinya saat telepon berdering. Ia memutuskan untuk mengabaikannya karena jam buka studio masih setengah jam lagi.
Selama ini, Sue, begitu ia biasa dipanggil, memang selalu datang setengah jam lebih cepat daripada jam buka studio. Hal itu dilakukannya agar ia bisa memiliki waktu lebih dulu untuk menari. Dan kini, setelah dirinya tinggal di lantai atas bangunan studionya, ia tidak menghilangkan kebiasaan itu.
Menari adalah hidup Sue. Dulu, studio tari ini adalah milik Zoe, sahabatnya. Namun, tahun lalu Zoe menikah dengan Byron dan pindah ke Sault, Perancis. Sejak itu Zoe menyerahkan kepemilikan studio ini padanya. Awalnya Sue menolak, ia mau mengurusi studio ini, tetapi untuk memiliki studio ini, ia tidak bisa. Zoe sudah melakukan banyak kebaikan di hidupnya hingga Sue yakin ia tidak akan bisa membalas kebaikan wanita itu.
Akan tetapi, Zoe adalah Zoe. Gadis paling keras kepala yang pernah ada di muka bumi ini. Tanpa sepengetahuan Sue, Zoe telah mendaftarkan studio tari ini atas nama dirinya. Sertifikat bahkan dikirim langsung ke flat-nya lengkap dengan buku rekening yang berisi uang yang sangat banyak untuk kemajuan studio mereka.
Ia benar-benar merasa berhutang budi pada Zoe dan juga Byron. Sue tahu jika Byron sangat kaya karena ia adalah mantan aktor Hollywood papan atas, tetapi Sue sungguh tidak ingin Zoe berbuat sebanyak itu. Ia juga sangat ingin memajukan Crystal Angel dengan uangnya.
Sayangnya, itu rasanya mustahil. Setiap bulan Zoe selalu mengirim uang yang jumlahnya tidak sedikit untuk biaya studio tari mereka. Omelan yang selalu ia katakan pada Zoe seakan tidak ada artinya. Gadis itu hanya akan tertawa dan kemudian menutup teleponnya.
Setiap uang yang ia kembalikan akan selalu dikirim lagi oleh Zoe dengan jumlah yang dua kali lipat lebih banyak. Sampai akhirnya Sue berhenti protes dan memilih untuk menyimpan uang itu. Suatu saat, uang itu akan ia kembalikan pada Zoe. Penghasilan dari studio masih bisa digunakan untuk menutup biaya operasional bulanan.
Sue masuk ke studio dan segera menghidupkan musik. Ia suka menari saat pagi hari seperti ini. Menari membuatnya melupakan segalanya. Seandainya bisa, ia ingin menari seumur hidupnya sampai dirinya tidak sanggup lagi. Sue ingin menari sampai ia lupa alasan keberadaannya di dunia ini. Sampai ia ...
"Sue!! Buka pintunya!! Aku tahu kau di dalam!!"
Sue menghentikan tariannya dan cemberut. Ia lupa menutup pintu hingga suara menyebalkan itu terdengar dari dalam studio. Tadinya, ia ingin terus menari dan mengabaikan suara itu. Namun, ia tahu, jika ada orang paling keras kepala selain Zoe itu adalah Zacharry, kakak kandung Zoe. Sue mematikan musik, meraih handuk dan botol minumnya, lalu pergi ke depan untuk membuka pintu.
"Kenapa kau tidak mengangkat teleponmu??" Mata hijau Zac melotot hingga Sue yakin akan copot seandainya pria itu melotot lebih lama lagi.
"Kelas belum buka. Aku tidak mengangkat telepon sebelum kelas buka," jawabnya tenang seraya membuka pintu lebih lebar agar Zac masuk.
"Ponselmu! Aku menanyakan tentang ponselmu! Kenapa tidak kau angkat?" tanya pria itu dengan kesal.
"Aku tidak mendengarnya."
Sue mengenal Zac sejak pria itu masih merupakan calon pilot. Ia sering bertemu Zac ketika Sue menginap di rumah Zoe. Sejak dulu, Zac adalah pria yang dingin. Namun, kini ia bahkan lebih dingin lagi setelah kematian istri dan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)
RomanceCERITA SUDAH BISA DIBACA LENGKAP DI KARYAKARSA dan GOOGLE PLAYSTORE YAW ❤❤ *Mature Content 18+* Mengandung muatan dan unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan ya. --- Kehilangan seorang istri dan calon bayinya, membuat Zacharry Miller tidak in...