Langkah kaki Sue terhenti saat tiba-tiba matanya menangkap sosok mungil itu. Ana baru saja menutup pintu kamarnya, tepat ketika Sue baru saja keluar dari kamar Zac dan menatapnya dengan tenang. Atau setidaknya, itulah yang coba Ana perlihatkan karena Sue tahu, pasti Ana kaget melihatnya keluar dari kamar Zac.
Oh, sial! Apa yang harus ia katakan pada Ana? Ia tidak bisa mengarang suatu alasan saat kondisinya benar-benar terlihat tidak pantas. Hanya mengenakan kaus kebesaran milik Zac, dengan tangan yang memegang pakaiannya sendiri. Juga rambutnya yang berantakan. Ia benar-benar terlihat seperti perempuan yang baru saja mengalami orgasme yang hebat.
"Ana...aku...kau bangun sepagi ini?"
Ana tersenyum dengan lembut. "Aku selalu bangun sepagi ini, Sayang."
Sue mengangguk dengan gugup. Apalagi yang bisa ia katakan pada Ana agar wanita itu tidak berpikiran macam-macam padanya? Wanita itu masih menatapnya dengan pandangan yang sama.
"Kau mau tidur lagi atau..." Ana sengaja menggantung kalimatnya.
"Entahlah. Aku tidak bisa tidur semalaman." Sue membelalak saat sadar telah mengatakan sesuatu yang salah. "Bukan berarti aku di sini semalaman. Aku..."
"Kau mau membantuku membuat roti?"
"Ijinkan aku berpakaian lebih pantas."
Ana mengangguk dan mendahuluinya pergi ke dapur. Sue tahu seharusnya ia menolak dan pergi tidur, ia benar-benar tidak tidur semalaman, tetapi Sue tahu ia tidak bisa menolak permintaan Ana. Ia harus bicara pada Ana dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya tadi malam. Sue tidak mau Ana berpikiran yang tidak-tidak tentangnya dan Zac.
Setelah berpakaian lebih pantas, memakai rok agar pahanya sedikit terbebas dari kain yang menempel, Sue keluar lagi dari kamarnya. Di dapur, Ana sedang menjerang air, dan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat roti.
"Kopi atau teh?"
"Teh saja. Terima kasih." Sue melirik tepung-tepung yang ada di atas meja. "Ada yang bisa aku bantu?"
"Sekarang belum. Nanti akan ada."
Ana menyajikan tehnya, lalu mulai mencampur tepung-tepung itu sementara Sue duduk dengan kikuk, tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Tentu saja, selama ini, Ana selalu baik padanya. Wanita itu memang tidak banyak bicara, tetapi Ana selalu bersikap ramah dan keibuan padanya dan juga Mary. Mereka benar-benar seperti sedang berada di rumah dengan semua makanan enak yang Ana berikan.
Hanya saja, ketika sedang berdua seperti ini, Sue bingung mencari topik pembicaraan. Meskipun, sudah jelas, ia harus membahas tentang mengapa ia keluar dari kamar Zac sepagi ini.
"Ana, mengenai apa yang kau lihat tadi. Itu..."
"Kalian sudah dewasa, aku tidak akan mencampuri urusan kalian."
Tentu saja memang itulah yang seharusnya, tetapi Sue tidak bisa berhenti khawatir. Ia takut Ana akan menganggapnya gadis yang buruk, atau ia juga takut jika Ana akan mengatakan itu pada Zoe. Keadaan akan semakin buruk seandainya Zoe sampai tahu.
"Tidak ada apa-apa antara aku dan Zac, kami hanya..." Sue berhenti untuk mencari kata yang tepat. "Kami hanya...bersenang-senang."
Ya, itu kata yang tepat kan? Bersenang-senang demi kepuasan mereka meskipun Sue memiliki perasaan lebih pada Zac saat ini. Perasaannya tidak penting sekarang.
Ana berhenti menguleni adonannya dan menatap Sue. "Apa kau mencintainya?"
"Ana...itu..."
Tidak mungkin ia mengakui perasaannya yang sebenarnya pada Zac di hadapan Ana. Akan lebih baik jika tidak ada yang tahu tentang itu. Akan lebih mudah bagi Sue untuk pergi nantinya jika tidak ada yang tahu tentang perasaannya yang sesungguhnya.
"Kau pasti tahu jika Zac tidak pernah lagi bahagia semenjak kehilangan calon bayinya."
Sue mengangguk setuju. "Dia bahkan sudah tidak pernah benar-benar bahagia sejak kedua orangtuanya meninggal."
"Karena itulah aku tidak ingin dia menjalani hidup seperti itu lagi. Zac harus bahagia."
Kata-kata itu membuat Sue menatap mata Ana yang tampak menyala penuh tekad. Ana jarang terlihat begitu teguh dengan keinginannya, tetapi sekarang, Sue bisa melihatnya, jika Ana memang benar-benar ingin yang terbaik bagi Zac.
"Dan aku bukan orang yang tepat yang bisa membuat Zac bahagia."
"Omong kosong! Aku tidak pernah melihat Zac begitu fokus pada seseorang sebelumnya. Kau pasti sadar kan dia tidak mengalihkan matanya darimu kemarin? Sepanjang hari?"
Itu karena Zac ingin menidurinya. Rasanya, Sue ingin mengucapkan itu dengan keras agar Ana tahu apa arti padangan Zac itu. Tidak mungkin ada maksud lain.
"Hubungan kami tidak seperti itu."
Hanya itu yang bisa Sue katakan. Sesuatu yang mendekati kebenaran. Sue tidak pernah benar-benar suka berbohong, dan sangat jelas, ia tidak membohongi salah satu orang terbaik yang ia kenal yaitu Ana.
Wanita ini sudah seperti ibu bagi Zac dan Zac mencintainya. Menyakiti Ana, atau berbohong padanya, itu seperti melakukan hal yang sama pada Zac. Dan Sue tidak ingin menyakiti pria yang ia cintai itu.
"Tetapi aku tahu kau mencintainya."
Kata-kata itu memang diucapkan sambil lalu, tetapi mampu membuat Sue membeku selama beberapa saat. Bagaimana Ana bisa tahu? Ia bahkan jarang berinteraksi dengan Ana, mereka juga belum lama saling mengenal, tetapi kenapa Ana harus tahu??
"Jangan mencoba mengelak karena aku tidak bisa dibohongi seperti Zoe."
"Itu...yah...hanya perasaan sepihak."
Ana kembali tersenyum menenangkan. "Ini tidak mudah bagi, Zac. Dia sudah sering ditinggalkan seumur hidupnya, dikhianati, ia hanya takut untuk memulai lagi."
"Dan kami memang tidak berkomitmen apa-apa pada hubungan ini."
"Jadi kau memilih diam dan menyembunyikan perasaanmu darinya?"
"Hanya itu pilihan terbaik yang kupunya. Aku tidak ingin dia terbebani dengan perasaanku."
Yah, pada akhirnya, ia tidak bisa terus-terusan mengelak dari Ana karena, jelas, wanita itu mengamati segalanya.
"Dia hanya butuh waktu, Nak."
"Aku tidak mengharapkan dia membalas perasaanku. Komitmen kami untuk tidak berkomitmen, sudah cukup."
Mata Ana berkaca-kaca saat menatapnya. "Kau juga berhak bahagia. Zoe selalu bercerita mengenai dirimu, dan dia benar-benar menyayangimu. Dia ingin yang terbaik untukmu."
"Aku bahagia dengan hidupku, Ana. Aku memiliki orang-orang terbaik di sampingku."
Ana mendengkus. "Kalian berdua sama saja. Aku hanya berharap kalian tidak menyesal nantinya."
Mungkin ia akan menyesal. Terutama nanti jika ia benar-benar harus pergi dari hidup Zac, tetapi untuk sekarang, Sue tidak menyesalinya.
"Jangan katakan apa-apa padanya tentang perasaanku. Dia akan menjauh jika tahu aku mencintainya."
"Terserah kau sajalah. Yang jelas, aku sudah bilang padamu jika menyembunyikan itu bukan yang terbaik. Bisa saja Zac memiliki perasaan yang sama denganmu."
Sue menggeleng. Zac tidak mungkin merasakan itu padanya. Zac tidak mungkin jatuh cinta padanya. Cukup ia yang merasakan cinta itu, dan ketika ia mendapatkan apa yang ia inginkan dari hubungan ini, Sue akan mengakhiri hubungan mereka dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)
RomanceCERITA SUDAH BISA DIBACA LENGKAP DI KARYAKARSA dan GOOGLE PLAYSTORE YAW ❤❤ *Mature Content 18+* Mengandung muatan dan unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan ya. --- Kehilangan seorang istri dan calon bayinya, membuat Zacharry Miller tidak in...