2.1 Tidak Akan Jatuh Cinta Lagi

1.2K 220 10
                                    

Mata Zac kembali terbuka dan ia menatap langit-langit kamarnya dengan nyalang. Sejak tadi ia mencoba untuk tidur seperti yang Sue sarankan, tetapi ia tidak bisa memejamkan matanya. Tidak sebelum ia tahu Zoe dan bayinya baik-baik saja.

Tidak ada satu orang pun yang mengangkat teleponnya. Tidak Zoe, Byron, ataupun Anna. Sue juga sama saja. Ia sudah mengirim pesan untuk bertanya apa gadis itu sudah bisa menghubungi Zoe, tetapi gadis itu bahkan tidak membaca pesannya. Zac curiga Sue kembali menyetel ponselnya dengan mode senyap.

Setengah mendesah, Zac bangkit dari tempat tidurnya dan kembali meraih ponselnya. Masih tidak ada kabar apa-apa.

Ia mengacak rambutnya dengan frustasi dan bangkit lalu keluar kamar. Zac melangkah ke dapur dan membuka kulkas kemudian meraih sandwich yang ia beli tadi pagi. Sebenarnya Zac tidak ingin makan, tetapi ia lapar. Makanan terakhir yang masuk ke dalam perutnya adalah sepotong pizza tadi malam setelah ia turun dari pesawat.

Zac menikmati makanannya dengan lambat. Ia sudah terbiasa hidup sendirian, tetapi rasanya hari ini ia begitu gelisah. Ia ingin ada suara-suara yang akan membuatnya tenang, tetapi tidak ada satupun yang bisa membuatnya tenang karena ia tahu apa yang bisa meredakan kegelisahannya. Zac takut hal itu akan terjadi lagi. Hanya Zoe yang ia punya sekarang, jika sesuatu terjadi pada Zoe ...

Dengan kasar, Zac melempar sisa sandwich-nya ke tong sampah dan kembali meraih ponselnya. Jika Zoe atau Byron tidak juga mengangkat teleponnya, ia akan terbang ke Perancis saat ini juga.

"Zac! Anakku sudah lahir!" Teriak Byron dengan bahagia ketika akhirnya pria itu mengangkat teleponnya.

Kelegaan itu menyeruak memenuhi dadanya. Ia bisa menarik napas dengan lebih mudah sekarang. "Apa Zoe baik-baik saja?"

"Iya. Syukurlah dia sangat kuat. Astaga, aku...aku..." Byron tidak menyelesaikan perkataannya dan mulai terisak.

Zac tersenyum. Byron sangat mencintai adiknya, dan ia yakin pria itu akan semakin memuja Zoe setelah hari ini. Zac tahu pria itu sudah tergila-gila pada Zoe bahkan sebelum Byron menyadarinya.

Ia bersyukur Zoe bertemu orang yang tepat seperti Byron. Kini Zac tidak perlu mengkhawatirkan kebahagiaannya sendiri. Justru kebahagiaannyalah yang harus ia khawatirkan.

"Jadi keponakanku mirip siapa?" Tanya Zac setelah Byron berhenti terisak.

Sial, ia merasakan desakan itu juga di lehernya. Rasanya seolah ada yang menyumbat lehernya dan terasa begitu sakit.

"Tentu saja mirip kami berdua! Dia Jagoan yang sangat tampan dan juga sangat besar. Kau harus ke sini secepatnya, Uncle." Kini nada suara Byron terdengar begitu bahagia dan bangga.

"Segera. Aku akan terbang ke Eropa minggu depan dan akan mampir ke sana. Sampaikan salamku untuk Zoe dan Anna."

Zac kembali menarik napas lega. Ia bersyukur Zoe dan bayinya baik-baik saja. Dan lebih bersyukur lagi karena Zoe berada di sisi orang yang tepat yang akan mencintai Zoe seumur hidupnya.

Setelah kepergian orang tua mereka, Zac tahu ia tidak memberikan kasih sayang yang besar untuk Zoe. Gadis itu tumbuh tanpa kasih sayang dan perhatian orang tua juga dirinya. Ia sempat takut Zoe tidak akan menemukan orang itu, terutama setelah kejadian buruk yang dialaminya. Namun, Zac begitu bersyukur Zoe bertemu dengan Byron. Ia bisa bekerja dengan tenang karena tahu adiknya tidak akan kesepian lagi seperti dulu.

Ponsel Zac berbunyi lagi, dan kali ini Sue yang meneleponnya.

"Zoe sudah melahirkan!! Bayinya laki-laki dan dia baik-baik saja!" jerit Sue dengan riang di seberang sana.

"Aku sudah tahu! Kenapa kau tidak membalas pesanku? Kau membisukan ponselmu lagi??" tanyanya dengan galak.

Sue terkikik di ujung sana. "Aku lupa! Sudah kebiasaan."

Zac mendengkus. Rasanya ia ingin menjentik dahi gadis itu. "Kebiasaan buruk yang harus kau hilangkan. Bagaimana jika ada orang yang menelepon untuk mengabarkan sesuatu yang sangat penting? Dan lalu, kau hanya bisa menyesal sesudahnya?"

"Iya, iya, aku akan menyetel ponselku dengan suara paling keras. Baiklah, kau sudah mendengar kabar Zoe kan? Aku harus mengajar lagi. Bye!"

"Tunggu!"

Hening sejenak, tetapi Zac tahu ponsel masih tersambung karena ia bisa mendengar suara napas Sue. Zac menarik napas panjang sebelum bertanya, "maukah kau makan malam denganku?"

Zac sadar ia menahan napasnya saat ia tidak juga mendengar jawaban Sue. "Sue? Aku rasa kau tidak bisa. Baiklah, aku tutup dulu." Tetap tidak ada jawaban sampai Zac menutup teleponnya.

Konyol! Mana mungkin Sue akan menerima ajakannya. Ia sudah mengacuhkan gadis itu selama bertahun-tahun sejak Sue mengutarakan perasaannya. Zac tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Sue saat itu. Tidak pernah ada sedikit pun pikiran dalam kepala Zac untuk memiliki kekasih apalagi gadis itu adalah sahabat dari adiknya.

Bukannya ia tidak tertarik pada Sue. Sue gadis yang sangat cantik dengan mata hijau dan rambut pirangnya yang bergelombang. Namun, Zac tidak sedang dalam kondisi yang tepat untuk menjalin suatu hubungan. Dan jika ia harus menjalin hubungan, gadis itu bukanlah Sue.

Dia sahabat Zoe, astaga! Gadis itu sudah seperti adik baginya. Tidak mungkin ia meniduri gadis itu. Itu pasti akan terasa seperti bercinta dengan adiknya sendiri. Lagipula, jika mereka memiliki hubungan dan tidak berakhir baik, itu hanya akan membuat hubungan Zoe dan Sue berantakan.

Zac akui dirinya memang brengsek karena setelah itu, Zac sengaja menghindari Sue. Beruntung ia tidak perlu terlalu sering berada di rumah sehingga ia tidak perlu bertemu gadis itu ketika Sue ada di rumah bersama Zoe. Sue sudah menjadi sahabat Zoe semenjak mereka masuk JHS dan menjadi semakin dekat sejak Zoe mengalami peristiwa buruk itu.

Zac menghela napas dan meraih cangkir kopinya. Untung saja Sue tidak menyetujui ajakannya tadi. Ia sendiri heran kenapa bisa mengutarakan pertanyaan itu. Ia hanya merasa senang Zoe baik-baik saja dan ingin berbagi dengan seseorang. Saat ini hanya Sue orang yang tepat untuk ia ajak berbagi. Hanya itu.

Tidak ada maksud lain apalagi sampai ia tertarik pada gadis itu. Tidak. Zac tidak akan jatuh cinta lagi. Ia tidak akan jatuh dalam harapan semu lagi seperti dulu. Tidak akan pernah.

My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang