36. Home Is Where The Heart Is

684 151 8
                                    

Meskipun Zoe bersikeras ingin ikut ke Arlington Heights, Zac tetap menurunkan mereka di hotel. Ia tentu akan mengajak mereka semua ke sana sebelum kembali ke New York besok, tetapi, untuk hari ini, ia hanya ingin pergi bersama Sue dan Zach.

Rumah itu adalah tempat di mana masa depan mereka akan dimulai. Tempat di mana mereka akan memiliki cinta yang tidak pernah berakhir. Tempat di mana Zach akan tumbuh bersama adik-adiknya nanti. Dan tempat yang akan menjadi surga bagi Zac.

Selama perjalanan, Zach tertidur di bangku belakang sementara satu tangan Zac terus menggenggam tangan Sue. Ia masih tidak ingin melepaskan tangan itu. Rasanya, seluruh hidup Zac bergantung pada tangan mungil yang ia genggam.

"Kenapa kau tidak bilang kepadaku tentang saat kau hidup seperti zombie?" Tanya Sue memecah keheningan.

Wajah Zac memerah dan ia menoleh pada Sue dengan gugup. "Zoe memang tidak pernah bisa menjaga mulutnya," gerutunya sebal.

Ia memang sengaja melewatkan bagian itu karena tidak ingin Sue tahu bahwa ia juga sama menderitanya dengan wanita itu. Cukup Sue tahu bahwa ia hancur dan tidak perlu tahu detail mengerikan lainnya.

Beruntung Zoe dan juga Ana tidak mengetahui bagian Zac mencoba membunuh dirinya sendiri dengan menyayat pergelangan tangannya. Tidak ada yang tahu tentang itu karena Zac segera sadar bahwa itu adalah perbuatan bodoh sebelum ia menggoreskan pisau terlalu dalam.

Ia tidak ingin menjadi seorang pengecut hanya karena patah hati. Dan lagi, saat itu, Zac masih ingin menemukan Sue dan menerima pengampunan dari wanita itu.

"Jangan pernah siksa dirimu hanya karena aku, Zac," ucap Sue dengan lembut sambil meremas tangannya.

"Tidak akan lagi karena kau sudah bersamaku sekarang. Jangan pernah pergi lagi dariku, okey?" Zac menatap Sue sekilas sebelum mengalihkan lagi pandangannya ke jalanan di depannya.

"Seolah aku mampu untuk pergi. Zach akan membenciku seumur hidupnya jika memisahkannya darimu."

Ia juga tidak akan membiarkan itu terjadi. Seperti yang tadi Zac katakan, Sue adalah hidupnya. Ia akan mati jika Sue pergi lagi.

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di rumah itu. Tadi, Zac sudah menelepon agennya untuk pergi kemari satu jam lagi. Ia ingin membawa Sue berkeliling sebelum pria itu datang.

"Zac...astaga, apa itu rumahnya?" Tanya Sue sambil menatap keluar jendela mobil.

Zac menganggguk dan membuka pintu. "Yep, itu dia."

Sue turun masih dengan mulut menganga dan tidak mengalihkan pandangan dari bangunan itu.

"Zac, ini...indah sekali..." bisik Sue dengan takjub.

Rumah ini mirip dengan rumah lama mereka di East Hampton, hanya bergaya lebih klasik dengan lingkungan yang lebih asri dan tenang.

"Zach bisa berlarian di sini seharian dan dia tidak akan bosan," kata Zac saat kaki mereka menginjak halaman rumput yang luas dan dinaungi pohon maple yang rimbun. "Aku bisa menambah ayunan nanti untukmu sambil menunggu dia bermain."

Sue menoleh padanya dan tersenyum. "Pasti menyenangkan sekali menghabiskan sore di halaman ini."

"Ayo, kita masuk. Kau harus melihat semuanya. Rumah ini dijual lengkap dengan semua perabotannya, tetapi jika kau ingin mengubahnya dan membeli perabotan baru, kita bisa membuangnya lalu mengganti dengan yang kau inginkan."

Sue memutar bola matanya dan mendahului Zac memasuki rumah. "Dan membuang uangmu lebih banyak lagi? Tidak, terima kasih."

Zac terkekeh. Sungguh, dia rela menghabiskan semua uangnya demi Sue, tetapi Zac juga tahu jika Sue bukanlah wanita seperti itu. Ia bahkan yakin jika dirinya menyerahkan kartu Amex-nya pada Sue, tagihannya tidak akan bertambah satu dollar pun.

My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang