37. Denganmu, Itu Tidak Akan Pernah Cukup

746 148 7
                                    

"Oh Tuhaaan, Byron, kita harus membeli rumah di sini!"

Itu adalah teriakan pertama Zoe begitu dirinya melihat rumah-rumah di lingkungan tempat tinggal baru Zac. Wanita itu terus menelepon Zac dan berkata ingin melihat rumahnya hingga akhirnya Zac menyerah dan menjemput mereka semua dari hotel sementara Sue menunggu di rumah bersama Zach yang tiba-tiba saja mau ditinggal Zac sementara.

Menunggu di rumah. Itu terdengar menyenangkan. Seperti ketika ia menunggu Zac untuk pulang setelah terbang.

Sue terkekeh mendengarnya. "Dan berapa rumah tepatnya yang ingin kau miliki? Kenapa kalian kakak beradik suka sekali menghamburkan uang demi sebuah rumah?"

"Itu adalah investasi, Miss..." Mata Zoe berkilat melihat cincin yang kini melingkar di jari manis Sue.

"Sialan! Kakakku sudah melamarmu!!" Wanita itu kembalu berteriak dan memeluk Sue dengan sangat erat. "Ya Tuhan, aku tidak percaya ini! Sini aku lihat cincinmu." Ia melepas pelukannya dan meraih jari Sue. "Indah sekali. Warnanya persis seperti matamu."

Mereka berpandangan dan Sue merasakan desakan kuat untuk menangis. Ini memang agak terlalu cepat, tetapi Sue tahu jika ini sangat tepat. Walaupun tidak sekarang Zac melamarnya, ia akan selalu berkata ya.

Mary mendekat dan berbisik dengan takjub, "Sue, kau benar-benar beruntung." Mata gadis itu berkaca-kaca saat menatapnya. "Aku bahagia sekali untukmu. Untuk kalian."

Mereka bertiga kembali berpelukan dengan sangat erat. Sue hampir tidak bisa menahan air matanya karena teman-temannya ada di sini di hari yang bahagia ini untuknya.

"Kami harus menjadi pendampingmu nanti!" ucap Zoe dengan nada yang tidak bisa dibantah. "Jadi kapan pernikahannya?"

Sue mengangkat bahu. "Kami masih belum membicarakannya."

Zoe memutar bola mata dan menoleh pada Zac yang sedang berbicara dengan Byron. "Zac, kapan pernikahannya?"

Zac tersenyum. "Secepatnya, Rabbit."

"Sialan, dia tampak sangat berbeda sekarang!" bisik Zoe sambil terus menatap Zac.

Kepala Sue ikut menatap pria itu dan memang Zac jauh berbeda dari saat mereka pertama kali bertemu beberapa hari lalu. Zac tampak begitu bahagia, damai, dan sangat tampan. Wajahnya seolah bersinar dengan kebahagiaan murni yang tengah pria itu rasakan.

"Hhhh...di mana aku mencari pria seseksi mereka berdua?" desah Mary dengan rasa iri yang nyata. "Aku tidak menyangka kalian berdua begitu beruntung. Padahal kalian tidak pernah mencari mereka."

Tangan Sue dan Zoe meraih bahu Mary dengan sayang. Yah, jika kalian menjadi single terakhir di antara teman-teman kalian, perasaan itu pasti akan selalu muncul. Terlebih, ketika mereka mulai sibuk dengan pasangan dan anak-anak mereka. Perasaan tersisihkan itu pasti akan selalu ada.

"Jangan mencari. Dia akan datang dengan sendirinya," kata Sue dengan bijak.

Zoe mengangguk setuju. "Kau tahu, sesuatu yang ditunggu-tunggu atau dicari dengan susah payah, biasanya malah akan menjauh. Namun, ketika kau tidak lagi menginginkannya, tiba-tiba dia akan datang dan berlutut padamu."

"Aku lebih suka dia langsung meniduriku."

Suara tawa mereka terdengar keras seperti biasanya ketika mereka sedang berkumpul dulu. Sue akan sangat merindukan saat-saat ini. Terlebih ketika nanti ia benar-benar tinggal di sini dan akan jarang bertemu mereka.

Zoe dan Mary mungkin masih bisa sering bertemu karena jarak East Hampton dan New York yang tidak terlalu jauh. Namun dirinya, butuh empat jam penerbangan untuk sampai di New York. Ia tidak akan bisa sering-sering melakukan itu.

My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang