Mereka baru saja sampai di rumah, dan Sue baru saja akan menyuruh Ben pulang ketika tiba ia merasa perutnya sangat kesakitan. Sue mengernyit dan menahan tubuhnya di dinding terdekat sebelum Ben meraih tubuhnya yang hampir tidak bisa berdiri tegak.
"Sue, ada apa?"
"Aku...kram." Sue menutup matanya dan mencoba menarik napas dalam-dalam. Namun, hal itu malah semakin menyakitinya.
"Sakitnya...ya Tuhan...Ben...ini terasa buruk."
Satu tangan Sue mencengkeram lengan Ben yang memeluknya. Mungkin itu akan meninggalkan bekas cakaran di kulit Ben, tetapi Sue benar-benar kesakitan sekarang.
Biasanya ia memang sering kram, tetapi tidak pernah sesakit ini. Itu hanya akan berlangung selama beberapa detik yang pendek. Sedangkan sakit ini terasa terus menerus. Apa ia akan melahirkan sekarang?
"Ayo kita ke rumah sakit!" Ben sedikit berjongkok untuk meraih tubuh Sue dalam gendongan.
"Tidak. Aku bisa berjalan."
"Sue..."
"Aku...bisa, Ben."
Memutuskan bahwa berdebat hanya akan membuat mereka semakin lama di sini, dan Sue semakin kesakitan, Ben meraih tubuh Sue lalu menopangnya ke mobil pria itu yang masih terparkir di depan pintu.
Ace menyalak keras dari balik jendela rumah Ben.
"Tetap di rumah, Boy!" teriak Ben yang langsung diikuti rengekan Ace.
Sue tahu jika anjing itu sudah sangat ingin keluar dari rumah setelah Ben mengurungnya seharian.
Ben membuka pintu mobil dan membantu Sue untuk duduk lalu memakaikannya sabuk pengaman. Berhati-hati agar tidak menekan perutnya.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Ben pelan.
"Sakit sekali," bisik Sue sambil terengah-engah.
"Ini akan baik-baik saja, Sue. Kita akan segera ke rumah sakit dan mereka akan merawatmu dan bayinya."
"Aku harap begitu," bisik Sue dengan air mata yang mengalir di wajahnya.
Ia tidak ingin memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Akan tetapi, bayangan buruk itu terus berputar di kepalanya begitu ia mulai merasakan sakit.
Ia benar-benar takut ini akan berakhir buruk dan ia harus kehilangan bayinya. Ia tidak akan sanggup hidup jika harus kehilangan bayi ini setelah ia meninggalkan Zac.
"Semua akan baik-baik saja. Percayalah."
Ben menutup pintu di sisi Sue dan berlari ke sisi pengemudi. Ia menyalakan mesin dan memutar di halaman sebelum melaju di jalanan yang sepi.
Sue memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Merasakan sakit yang teramat intens menyerang perut bagian bawah dan pinggangnya. Ia mencoba bernapas lewat mulutnya yang terbuka.
Ketika sebuah tangan besar meraih salah satu tangannya, Sue membuka mata. "Aku ada di sini denganmu, Sue. Kita akan bisa melaluinya."
Air mata Sue meleleh mendengar itu. Seharusnya Zac yang mengatakan hal seperti itu, tetapi Sue bersyukur setidaknya ia tidak sendirian sekarang. Ada Ben yang menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.
"Terima kasih, Ben. Aku berhutang selamanya padamu."
Entah bagaimana nanti ia bisa membalas kebaikan yang telah Ben lakukan padanya selama ini.
"Asal kau dan si kecil baik-baik saja. Kau tidak berhutang apapun padaku."
Sisa perjalanan mereka lalui dengan hening sementara satu tangan Ben tetap menggenggam tangan Sue. Ben menuntun Sue ke ER karena ia bersikeras tidak ingin pria itu mengangkat tubuhnya yang besar. Ben bisa mengalami patah tulang jika menggendongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)
RomanceCERITA SUDAH BISA DIBACA LENGKAP DI KARYAKARSA dan GOOGLE PLAYSTORE YAW ❤❤ *Mature Content 18+* Mengandung muatan dan unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan ya. --- Kehilangan seorang istri dan calon bayinya, membuat Zacharry Miller tidak in...