Prolog

2.5K 83 3
                                    

"Kita putus aja!"

"A-apa?"

"Kamu gak denger aku? Kita putus, Na."

"Ka-Kamu serius?"

"Iya! Aku udah gak ngerti kamu lagi!"

"A-Al, dengerin aku duluー"

Tut... Tut.....

Aku menunduk dalam, air mata mulai berjatuhan. Dengan cepat, aku mengusapnya, berusaha tegar. Sudah cukup aku menangisi Papa. Tak lagi perlu aku menangisi lelaki itu.

Aku meratap sendiri di kamarku, namun aku tahu bahwa rumah ini terasa sangat sunyi. Tak ada lagi seorang pun yang dapat menenangkanku.

Aku harus pergi.

Dengan cepat aku kembali meraih ponselku dan menemukan nomor orang yang kucari untuk saat ini.

"Halo, Nana?"

"Tante, Nana pindah sekarang."

"Kamu tidak apa-apa? Suaramu kenapa serak begitu?"

"Nana gak apa-apa. Pokoknya Nana ikut pindah."

Tante menghela nafas sebentar. "Kalau begitu, Tante bakal urus. Kamu siap-siap, besok Tante jemput."

"Baik, Tante."

Aku langsung memutuskan sambungan telepon. Kemudian aku beranjak menuju meja belajarku dan mengambil sebuah foto yang dibingkai. Menatapnya sembari tersenyum pilu dengan deraian air mata yang hampir kasat mata.

Selamat tinggal, Al.

TBC-

Niatnya mau update part baru, eh prolognya kehapus.
Aku ganti prolognya, wdyt?
i'll update the next chapter soon with mulmed(s)
jangan lupa votes+comments, ya :)

see u💕

Our Shadows |MAJOR EDITING SOON|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang