6. Love Story

289 31 2
                                    

"oennie.." ucap Lisa memecahkan lamunan yang tertua sontak sang empunya menoleh ke arah nya.

"Kemari dan duduk lah.." ucap jisoo mempersilahkan Lisa untuk duduk di depan nya.

"Tunggu sebentar oeh..aku ambilkan minuman dulu." Ucap jisoo kemudian dan langsung beranjak pergi.

Lisa hanya mengangguk bingung apa gerangan yang akan mereka bahas, bisa ia lihat dari raut wajah yang tertua menandakan sang pemilik sedang dalam mode serius, ada sedikit kegugupan yang ia rasakan.

"Tak perlu gugup seperti itu Lisa-ah.." ucap jisoo terkekeh melihat kegugupan sang maknae.

Lisa hanya menggeleng menanggapi perkataan jisoo, dan kekehan kecil jisoo tadi dapat memecahkan kegugupan nya sedikit.

"Ini minum lah Lisa-ah, kurasa itu bisa meringankan kegugupan mu.."kekeh jisoo lagi,tak habis fikir ia mengapa bisa lisa segugup ini fikirnya.

"Oennie, ehmm.." ucap Lisa menggantung perkataan nya, sedangkan jisoo menunggu kelanjutan perkataan dari Lisa.

"Apa yang ingin kau katakan oennie.." ucap Lisa kemudian tanpa mau berbasa-basi, sedangkan jisoo hanya terkekeh lagi.

"Sepertinya kau sangat tidak sabar oeh.." ucap jisoo dan Lisa hanya mengangguk.

"Lisa-yaa, aku memang tidak tau apa yang sajangnim katakan tempo hari, tapi sepertinya aku tau maksud dan tujuannya, aku juga melihat kau dan rosé lebih banyak terdiam setelah nya, katakanlah apa yang ingin kau katakan Lisa-ah aku akan mendengarkan mu, mungkin memang aku tidak bisa membantu lebih banyak, setidaknya dengan engkau bercerita, itu dapat meringankan beban yang sedang kau fikirkan, bagaimana pun kalian berdua sudah ku anggap seperti adik ku sendiri dan aku akan selalu berada di pihak kalian.." ucap jisoo lirih.

"Oennie.." ucap Lisa tercekat.

Tak bisa ia tahan lagi air matanya yang telah luruh, kini ia menghambur ke dekapan sang tertua, tubuhnya sedikit bergetar memperlihatkan sisi lemahnya selama ini. sungguh ia tidak lah sekuat yang terlihat biasanya, bagaimana pun ia hanyalah seorang manusia biasa, mencoba kuat dan ceria di hadapan orang yang di cintai seolah semuanya baik-baik saja tidak lah hal yang mudah, bagaimana pun ia butuh tempat berbagi, dan kini telah ada seseorang yang telah ia anggap seperti kakak sendiri menawarkan diri untuk berbagi kepada nya.

"Oennie..apa yang harus ku lakukan hik hik..apa yang harus ku perbuat sekarang oenn.. bahkan kau sangat tau oennie hari itu bukanlah kali pertama kami menghadapnya bukan, dan rosé.. dia sangat sakit dan tertekan oenn, aku juga sakit oennie tapi melihatnya seperti itu bahkan membuat ku berkali-kali lipat lebih sakit oennie hik hik." Ucap Lisa dengan air mata yang terus mengalir, sedangkan jisoo mengusap rambut lisa sendu.

"Lisa-ah..kau tau, jika kau ingin pohonmu berbuah manis kau tau hal apa yang harus kau lakukan.."ucap jisoo dan Lisa mendongak ke arah nya dengan muka bertanya.

"Kau harus bekerja keras Lisa-ah, bekerja keras untuk merawatnya dan bekerja keras untuk menjaga nya. aku yakin kau dan rosé pasti sangat mempercayai cinta kalian, maka dari itu tetap lah bergandengan tangan apapun yang terjadi kelak, apapun yang mereka katakan kelak, bahkan apapun yang dunia pandang kelak, jangan lah hiraukan mereka tetap lah maju untuk tujuan kalian, akan ku pastikan aku dan Jennie selalu ada di pihak kalian.." ucap jisoo.

"Terima kasih oennie.. mendengar kau dan Jennie oennie berada di pihak kami, itu sudah lebih dari cukup oennie.." ucap Lisa sendu sambil menyeka sisa-sisa air matanya.

"Kalau begitu kembali lah ke kamar dan beristirahat lah, jangan sampai rosé terbangun dan berteriak mendapati kau tidak ada di sampingnya.." kekeh jisoo sambil mengacak rambut lisa, si empunya hanya mengangguk.

~

Gadis yang kini tengah berdiri di balkon kamar itu tersentak saat kedua tangan itu melilit di pinggang nya, lalu membalikkan badannya ke belakang walaupun ia tau siapa yang telah melakukan nya.

"Habis berbicara dengan siapa.." tanya Lisa masih tak melepas pelukannya.

"Alice oennie.." ucap rosé sambil merapikan poni Lisa yang sedikit berantakan, karena memang baru bangun tidur, sedangkan Lisa hanya mengangguk dan memejamkan matanya.

"Kau tau apa yang dia katakan.." ucap rosé lagi.

"Apa yang Alice oennie katakan.."tanya Lisa membuka kedua matanya penasaran.

"Dia mengatakan aku dan kau agar pulang ke Aussie saja saat natal nanti dan merayakannya di sana."ucap rosé senang.

Lisa yang awalnya juga sangat senang seketika wajahnya berubah murung ketika mengingat sesuatu, rosé yang melihat itu pun paham dan menangkup pipi tirus Lisa dengan kedua tangannya.

"Tak apa Lisa-ah, mungkin daddy belum menerimanya untuk saat ini, tapi aku yakin dia akan segera menerimanya nanti." Ucap rosé meyakinkan yang di balas anggukan oleh Lisa.

"Chae..ku lihat kau sudah rapi, apa kau akan pergi.." tanya Lisa penasaran.

"Ne.. aku ada pemotretan hari ini Lisa-ah.." ucap rosé mengelus rahang tegas Lisa.

"Nde.. kalau begitu aku juga akan pergi menemani mu chaeng-ah.." ucap Lisa tersenyum.

"Ani Lisa-ah, gwenchana kau disini saja dan beristirahat lah, bagaimana pun kau butuh istirahat yang banyak untuk latihan kita selanjutnya, lagian aku akan pergi dengan jennie oennie oeh.." ucap rosé meyakinkan, bagaimana pun ia tau gadis yang mendekapnya itu pasti lelah, tak hanya karena latihan mereka tapi juga melayani tingkah manjanya yang beberapa hari ini begitu labil.

"Dengan jennie oennie oeh.., kalau begitu aku akan menitipkan mu padanya saja nanti.." ucap Lisa dan rosé hanya tersenyum dan mengangguk.

"Kalau begitu kau mandi lah, jennie oennie dan jisoo oennie pasti sudah menunggu di bawah.." ucap rosé, Lisa hanya mengangguk dan mengecup pipi rosé lalu berlari ke kamar mandi, sedangkan rosé hanya menggeleng tak habis fikir ia dengan tingkah konyol gadis yang di cintainya itu.

Di meja makan kini lebih tenang tak ada drama atau pun sebagai nya, palingan hanya percakapan-percakapan ringan.

Setelah menikmati sarapan pagi tadi, semuanya kembali pada kegiatan mereka masing-masing, jisoo dan Lisa yang hanya bersantai di dorm, karena memang tak ada jadwal apapun sedangkan jennie dan rosé juga sudah pergi ke pemotretan mereka, walaupun kepergian mereka tadi di iringi dengan drama chaelisa terlebih dahulu, ntah lah rasanya jisoo dan jennie ingin saat itu juga menghilang di telan bumi, melihat drama percintaan chaelisa.

Di dorm jisoo dan Lisa hanya menonton dan menikmati hari libur mereka, sedangkan di tempat lain, rosé kini hanya berkeliling di dalam gedung pemotretan tadi karena memang ia telah selesai pemotretan bagiannya, tinggal menunggu jennie yang baru memulai bagiannya.

rosé terus berjalan di lorong gedung itu sesekali menyapa dan berbincang-bincang ringan dengan orang yang ada di sana.

Tiba-tiba ia di tarik begitu cepat ke sudut ruangan, ia tersentak tanpa bisa berbuat apa-apa karena memang begitu cepat adanya, tapi seketika ia tersadar siapa yang kini telah menarik nya.

"Oennie.." lirih rosé menetralkan keterkejutannya paska di tarik cepat tadi.

"jauhi Lisa, rosé.."ucap orang tersebut tanpa basa-basi.

Deg








































ෆෆ

Korean, Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang