Sedangkan di tempat lain atau lebih tepatnya di tempat rosé, ya seperti yang ia juga katakan, sekarang ia juga sudah berada di salah satu restoran yang lumayan terkenal di pinggir kota, ia juga sudah sedari tadi berbincang-bincang ringan dengan Hyeri, yang sudah di anggap sebagai kakak sendiri.
"Rosé, tak terasa hubungan mu dengan Lisa ternyata sudah sejauh ini, boleh aku bertanya sedikit, aku benar-benar ingin mengetahui jawaban mu tentang ini."ucap Hyeri sungguh dan di angguki setuju oleh rosé.
"Tanyakan lah oennie." Ucap rosé tersenyum.
"Aku meminta maaf terlebih dahulu rosé, jika mungkin nanti sedikit membuat mu tersinggung."ucap Hyeri terkekeh.
Sedangkan rosé tertawa geli mendengar perkataan orang yang sudah ia anggap kakak itu.
"Hem, begini rosé, kau juga pasti sangat tau bukan bahwa hubungan mu dengan Lisa sudah melangkah sangat jauh sekarang, apakah cinta mu dulu masih sama dengan cinta mu sekarang, lalu bagaimana jika cinta yang selama ini kau pertahankan itu hanya cinta biasa layaknya antara seorang perempuan dengan saudara perempuannya, atau seorang sahabat kepada sahabatnya, tapi kau selalu menutupi fakta bahwa karena kau hanya takut kehilangannya..."ucapan Hyeri terhenti sebentar, bisa ia lihat ekspresi rosé yang masih mencerna perkataannya tadi.
"Maafkan aku rosé dengan pertanyaan ku barusan, harusnya aku sudah yakin mengingat hubungan mu yang sudah sejauh ini, tapi aku tengah menyukai seseorang rosé, aku butuh jawaban mu untuk menenangkan hatiku, agar aku tidak keliru."ucapnya dengan lirih sendu, rosé menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada yang salah dengan pertanyaan mu barusan oennie, ini juga bukan kali pertama pertanyaan itu di lontarkan padaku, dan teruntuk pertanyaan mu tadi oennie, sebenarnya aku sudah pernah mengatakan ini padamu dulu, bahwa tertarik pada seseorang dengan jenis kelamin yang sama adalah sesuatu yang tidak boleh kita tutupi, dari dulu sampai sekarang cinta ku masih sama oennie, bahkan sekarang sepertinya sudah lebih membesar dari pada sebelumnya, aku sering merasakan sesek di dada ku jika hanya memikirkannya, dan teruntuk fakta yang kau maksud, jujur aku tidak mengerti oennie, aku benar-benar mencintainya, dan sangat takut kehilangannya, tapi yang sangat ku sadari sekali oennie, cinta ku dengannya bukan cinta seperti biasa, cinta kami sama dengan cinta layaknya seorang pria dan wanita, cinta yang ada nafsu juga didalamnya, apakah cinta seperti itu pantas kita arah kan kepada saudara perempuan atau sahabat perempuan kita."lirih rosé dengan tenang sesekali tersenyum, agar percakapan keduanya tidak tegang.
"Kau benar rosé, tapi bagaimana tanggapan mu dengan hukum dan norma dunia, termasuk negara ini."Tanya Hyeri dengan suara sedikit sendu.
"Oennie kita adalah manusia yang sama seperti mereka, sama-sama memiliki cinta, hanya saja objeknya saja yang berbeda,kita tidak pernah memilih dengan siapa kita harus jatuh cinta, sang pemilik cintalah yang sudah mengaturnya dari jauh hari oennie, kami bukan satu-satunya yang mempunyai orientasi yang berbeda di dunia ini, ada banyak di luaran sana yang sama seperti kami juga, kami hanya salah satunya oennie, dan teruntuk mereka yang menolak keberadaan kami, bagaimana jika tiba-tiba cinta itu memilihnya atau mendapatkan cinta yang seperti kami miliki, apa dia juga akan menolak hidupnya.."lirih rosé juga tak kalah sendunya.
"Kami tidak pernah meminta apapun kepada mereka oennie, kami hanya ingin mereka sedikit saja menerima, tapi apa, mereka menyalahkan kami, mereka membenci kami, mencaci-maki, menjudge kami dengan sedemikian rupa, lalu bagaimana dengan kami oennie, siapa yang harus kami salahkan di sini, siapa yang harus kami benci, siapa yang harus kami caci-maki, apakah yang memberi cinta itu sendiri, bukankah sangat tidak adil dengan apa yang kami rasakan oennie."ucap rosé sedikit tegas,tapi masih mempertahankan sikap tenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korean, Love Story
Romansa"Lalu kau lisa..apa yang lebih kau takutkan di dunia ini." Tanya rosé balik "Kau yang lebih ku takutkan rosé.." ucap Lisa menatap dalam mata itu. "Wae..aku tak mengerti Lisa-ah." rosé mengerutkan alisnya binggung. "Aku sangat takut, kelak.. ketika e...