24. Love Story

223 27 0
                                    

"Lisa.. I Miss you."lirihan suara itu memecahkan pikirannya, bisa ia lihat kedua tangan putih mulus itu melingkar di perutnya, ia tau siapa pemilik dari suara dan tangan itu, tapi tetap saja ia menoleh lagi ke belakang.

"Rosé.."lirih Lisa, sedangkan yang di seru hanya tersenyum manis ke arah nya.

"I Miss You lisa.." ucap rosé terhenti.

"Jangan bergerak, biarkan seperti ini sebentar." Sambung rosé lagi, menenggelamkan wajahnya di leher sang kekasih, menghirup aroma yang sangat ia rindukan beberapa hari ini.

"Kau tak merindukan ku oeh, kenapa hanya diam saja."lirih rosé di telinga Lisa.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Lisa langsung membalikkan badannya dalam sekejap, membawa rosé ke pelukannya.

"Aku yang lebih merindukanmu, I Miss you so much and I love you too rosé."ucap Lisa menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang kekasih.

"Arrgghh.. kenapa kau menggigit leher ku." Pekik rosé mendorong tubuh Lisa dari pelukannya.

"Itu hanya hukuman kecil untuk mu karena telah mengabaikan ku dan membuat ku kesal beberapa hari ini."ucap Lisa bersmirk menatap rosé.

"Hey, kurasa perkataan mu itu perlu di koreksi, kau yang mengabaikan ku dan selalu bertingkah sok keren di depan ku, bukankah seharusnya aku yang kesal pada mu."ucap rosé tak terima dengan perkataan Lisa barusan.

"Sudahlah aku tak mau berdebat untuk saat ini, kemari lah, aku sangat merindukan mu chaeng-ah."lirih Lisa membawa kembali rosé ke pelukannya.

Sedangkan rosé hanya mengangguk dan memeluk tubuh Lisa sambil menautkan kedua bibirnya cemberut.

"Tanda ini indah sekali, kurasa ini akan bertahan cukup lama."ucap Lisa terkekeh sambil mengelus lembut leher rosé yang ia gigit tadi.

"Untung tidak ada lagi konser beberapa hari ke depan, jika ada itu pasti akan kentara sekali."ucap rosé malas, menyingkirkan tangan Lisa dari lehernya, sedangkan si empunya hanya terkekeh.

"Chaeng-ah.. I Miss You so much." Lirih Lisa memeluk tubuh rosé lebih erat.

"Kau sudah mengatakan itu tadi Lisa." Ucap rosé melepas pelukan Lisa lalu berjalan ke arah ranjang meninggalkan gadis berponi itu di sana.

"Hey, kau tak mau berdamai dengan ku ya."pekik Lisa cemberut karena rosé kembali mengabaikannya.

Rosé yang sudah berbaring di atas tempat tidur sana hanya terkekeh, ia suka melihat wajah kesal Lisa.

"Aku tidak bilang begitu, kemarilah, di situ dingin sekali sayang.." pekik rosé dari ranjang, senyuman manis terukir di bibir Lisa saat mendengar kata terakhir dari rosé barusan.

"Kita sudah berdamai, jangan lagi mengabaikan ku ne." Ucap Lisa yang kini sudah masuk dalam selimut milik rosé.

"Kau juga, jangan bertingkah sok keren lagi di depan ku, itu benar-benar mengesalkan."ucap rosé memeluk tubuh Lisa, sedangkan gadis berponi itu hanya terkekeh.

"Ne, aku tak akan bertingkah seperti itu lagi." Ucap Lisa tersenyum lalu mengecup bibir merekah milik rosé dan melumatnya lembut, ia benar-benar merindukan rasa bibir itu beberapa hari kebelakangan ini.

Rosé tersenyum tipis di sela-sela ciuman mereka, ia juga sama, sama merindukan bibir plam milik gadis berponi itu.

"Hah.. hah.. hahhh.." deru nafas keduanya bersahutan, berkejaran menangkap oksigen masing-masing.

Keduanya saling bertatap dalam satu sama lain, senyuman manis terukir di bibir keduanya, Lisa mengecup kening milik rosé sambil berbisik di telinga gadis itu.

Korean, Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang