2

3.5K 204 0
                                    

Tandai typo!

***

Pagi yang cerah dimulai oleh seorang gadis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Rambutnya digerai rapi. Setelah selesai bersiap-siap, Sandra akhirnya turun karena ia yakin keluarganya pasti sudah menunggunya di ruang makan.

"Selamat pagi!" sapa Sandra.

"Pagi," balas mereka semua.

"Ayo duduk sini sayang," ajak Arka menepuk tempat di sebelahnya.

Lantas gadis berparas rupawan itu langsung duduk. Acara sarapan mereka berjalan lancar, tanpa berlama-lama Sandra dan Reygan pamit untuk berangkat ke sekolah. Masih dengan kendaraan yang sama, motor sport Regan membelah jalanan kota yang mulai ramai dengan lautan kendaraan.

15 menit kemudian...

Sandra berdecak kagum melihat Altezza High School, dari luar saja sudah terlihat kalau fasilitas di sekolah ini sangat bagus.

"Kakak, Rey antar kek kelas ya?" tawar Reygan ragu-ragu. Selama satu setengah tahun bersekolah, Sandra tak pernah mau diantar keluarganya terkecuali supir dan kalaupun bertemu di sekolah ia pura-pura tak kenal agar tak mencolok di tengah masyarakat yang peduli akan kekuasaan dan uang.

Sandra menggenggam tangan Reygan erat membuat sang adik tersenyum senang, tak tau saja mereka jika banyak siswi yang memekik tertahan karena seorang Reygan jarang mengeluarkan senyumnya.

Brugh

Tak sengaja, Sandra menabrak sesuatu yang keras seperti tembok tapi bukan tembok. Ia mengelus dahinya pelan dengan bibir mengerucut membuat ia terlihat menggemaskan.

"Kok ada tembok?"

"Pfft, bukan tembok kak. Dada orang itu lho," Reygan berusaha menahan tawanya.

Sandra mendonggak, matanya membulat ketika ia melihat penampilan orang yang ia tabrak. Rambut acak-acakan, hoodie hitam dan wajah dingin tak tersentuh membuat gadis cantik itu menggigit bibirnya menahan senyum.

'Ditatap aja baper apalagi kalo lebih dari ini? Huwaaaa.... cogan!!' Sandra memekik senang di dalam hati.

"Napa tuh muka, bang?" Tanya Reygan pada kakak kelasnya itu.

"Bocil gak perlu tau, lagi PMS gue," jawab cowok itu masih menatap dalam Sandra.

"Iyain aja dah yang transgender," balas Reygan kesal, ganteng begini di bilang bocil.

Sandra menganga, "Ku kira berbatang eh ternyata bercabang!"

Sontak saja yang mendengar ucapannya tertawa ngakak termasuk Reygan sendiri.

"Heh!" Cowok itu menjitak keras dahi Sandra. "Sape nih, Rey? Pake ngatain gue lagi?"

"Kakak gue, Cassandra Esclovazka Xavier."

Sandra mengangguk. "Nama kakak siapa? Kenalan dulu siapa tau kan kita bisa gibah bareng!"

"Dipta," para siswi memekik tertahan saat melihat senyum dari seorang Dipta Madhava Javyn Altezza.

"Hmm, see you kak. Ayo Rey, go!" Sandra melambaikan tangannya lalu menyeret tangan Reygan pergi dari sana.

Sesampainya di kelas XI IPA-4 Reygan pamit pada kakaknya tak lupa ia kecup pipi berisi sang kakak.

"Babayy cayang," ucap Sandra manja lalu melenggang masuk ke kelas.

Semua penghuni kelas menatap penasaran akan sosok cantik yang masuk lalu duduk di bangku cewek dingin melebihi Kutub Utara yang belum kelihatan sejak tadi.

Cassandra! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang