Tadi ada yang udah komen, buat yang komen makasih banget dan buat yang udah baca dan vote makasih banyak juga....
****
Pikiran Sandra masih melayang memikirkan bahwa beberapa hari belakangan seorang lelaki menyelinap masuk ke kamarnya dan tidur bersamanya. Dipta juga tak mengatakan alasannya datang ke kamar Sandra, ia hanya menyuruh Sandra tetap tenang. Sandra seperti gadis pada umumnya, ia merasa takut sekali. Bagaimana jika Dipta adalah seorang penguntit? ataukah Dipta merencanakan sesuatu yang jahat padanya?
"...Ra."
"Kak Sandra!"
Lamunannya buyar kala Reygan memegang tangan kakaknya sedari tadi berpaut dan berkeringat.
"Kak, kakak gak papa? wajah kakak pucat?" tanya Reygan sungguh khawatir.
Sandra memaksakan senyum tipisnya dan mengelus tangan Reygan, "Kakak gak papa, kurang tidur aja. Rey gak usah khawatir."
Reygan mengecup pipi kanan kakaknya lalu keluar lebih dulu kemudian membukakan pintu untuk sang kakak. Sandra tersenyum mendapat perlakuan seperti ini, sejak dulu ia tak pernah memiliki keluarga dan saat ia memiliki keluarga di kehidupan rasanya ia ingin egois dan berharap sang pemilik tubuh tidak usah kembali saja.
"Gue gak boleh egois," gumam gadis itu.
"Kakak ngomong apa? kakak beneran gak enak badan deh, Rey antar ke UKS atau nyuruh abang jemput aja," tawar Reygan.
Sandra mencegah adiknya ketika lelaki itu meraih ponsel di dalam tasnya. Sandra mengusak rambut panjang Reygan dengan menampilkan senyum manis.
Hingga matanya bertubrukan dengan pemilik mata yang menghantui pikirannya sejak tadi. Mata itu terus menatapnya dengan wajah datarnya, tunggu! Sandra harus mengalihkan perhatiannya. Ia segera memutuskan kontak mata itu dan harus segera pergi.
"Kakak pamit ya," memberi kecupan ringan di pipi sang adik langsung pergi.
Sandra berlari menuju ke kelasnya di lantai dua dengan cepat, menengok ke belakang dia masih menatapnya. Sandra bergidik ngeri, ia harus menjauh.
'Huwaa... abangnya Kayra nyeremin,' batinnya menaiki tangga.
Sesampainya di kelas, gadis itu segera duduk dan menelungkupkan wajah ke lipatan tangan ke meja. Ia masih merasa ngeri, sedangkan teman-temannya menatap Sandra aneh. Apakah gadis itu kembali menjadi pendiam lagi?
"Sansan gak papa?" tanya Zahra yang duduk di depannya.
Tak ada jawaban, sepertinya gadis itu dengan cepat tertidur. Kayra mengintip dan mendapati nafas gadis itu sudah teratur lalu menatap Zahra dan menggelengkan kepalanya.
"Ada masalah apa sih?" tanya Zahra.
"Kagak tau, datang tadi juga mukanya pucat," Kayra mengendikan bahu.
Keduanya menghela napas pasrah dan segera kembali membaca buku karena di jam pelajaran kedua nanti akan ada ulangan kimia.
"Zazah!" panggil Kayra mencolek bahu Zahra.
Zahra segera berbalik dan menatap Kayra. Kayra menunjuk salah satu contoh soal di catatannya yang tak ia mengerti menggunakan jari tengah membuat Zahra memukul tangannya hingga ia menyengir tak bersalah.
"Jelasin dong, gak ngerti gue," pinta gadis itu memelas.
Zahra berdiri dan segera mendorong sedikit tubuh Kayra, keduanya duduk di satu sambil berdempet-dempetan. Zahra menjelaskan secara rinci sampai Kayra mengangguk mengerti, Kayra dengan senang hati memeluk Zahra membuat Zahra tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra!
Teen Fiction"Lo berdua kenapa sih?" "Kita mau deket sama lo?!" "Seharusnya kalian deketin kak Razka bukan gue!" *** "Sayang!" "Sape lo?" "Calon suamimu di masa depan!" "Satu kata buat lo, ANJIRRR!" *** Gadis yatim piatu yang meninggal karena jatuh dari tingkat...