27

428 31 2
                                    

Sandra menyuapi Kayra yang sedari tadi merengek tak jelas. Mereka sudah kembali berkumpul di markas besar milik sembilan gadis tersebut. Tersirat begitu banyak pertanyaan di benak masing-masing gadis itu akan tingkah Sandra sejak kemarin. Ingin bertanya, tapi takut Sandra kembali menghindar, tidak bertanya membuat mereka penasaran, serba salah.

"Gak perlu khawatir, guys! ada waktunya gue bakal ungkapin semuanya dan waktu itu udah dekat," Sandra menyimpan sendok lalu tersenyum sampai matanya menyipit.

Waktu dekat? entah mengapa itu bukan kabar baik untuk mereka. Tapi, realitanya mereka hanya karakter fiksi seorang Cassandra yang hidup dalam kegelapan selama dua puluh empat tahun lamanya.

"Kalian tau--" belum diselesaikan ucapnnya, Suki sudah memotongnya membuat Meiling mendesis tak suka.

"Kagak tau kita! lo aja belum kasih tau." potong Suki berhasil mendapat pelototan dari Kareen dan Meiling.

Meiling mengapit kepala Suki di ketiaknya, kesal dia. "Gue belum selesai ngomong, dodol! lo mau gue bunuh?!"

"Lanjutin aja, ngantuk gue," suruh Darcy tak sabaran.

Meiling berbicara tanpa melepaskan kepala Suki dari ketiaknya, Suki diam saja lagi pula Meiling tak bau badan seperti dirinya.

"Mama dan papa mau ajak gue liburan ke Paris akhir semester nanti," gadis itu berbinar.

Kehidupan Meiling tak semulus wajahnya. Orang tua yang penggila kerja, istilahnya sih workaholic. Baru kali ini gadis itu diajak menikmati family time. Sandra terlihat memikirkan sesuatu, ia teringat bahwa ini hanyalah dunia bawah sadarnya.

Skenario yang ia buat untuk menghibur dirinya sendiri saat kepedulian orang-orang mulai pudar darinya.

"Itu impian lo, Mei?" Sandra bertanya dengan menopang dagunya.

"Iya, San. Orang tua gue terlalu fokus sama kerja mereka dan untuk kali ini gue senang banget," tutur Meiling penuh senyuman.

"Kalo kalian?" mereka semua diam memikirkan apa keinginan mereka selama ini, apa yang belum tercapai.

"Impian gue dari dulu bisa hidup bebas di Indonesia tanpa pengawasan daddy," kali ini Suki angkat bicara.

"Lo kan cewek satu-satunya, setan! ya bapak lo pasti khawatir kalo lo tinggal di negara lain sendirian," imbuh Kareen.

Si empu hanya menyengir. Giliran Vashti yang membahas impiannya, ia menyandarkan kepalanya kepada Zahra.

"Aku, aku ingin punya teman yang gak mandang fisik aku, menerima aku apadanya tanpa perlu merendahkan dari mana aku berasal," jika sudah berkata begini, Vashti sudah berada pada titik terapuhnya.

Zahra menepuk bahu Vashti, memang Vashti sendiri yang berbeda. Kulitnya hitam eksotis dengan tinggi bagus dan menonjol di beberapa tempat tertentu, gadis India penuh pesona harus menerima bullyan sejak kecil sebab kulitnya.

"Zahra?"

"Gue? Perasaan gue dibalas sama kak Razka, simpel doang," ia tersenyum dan terus merangkul Vashti.

"Darcy?"

"Hoho, menikah sama orang yang ngehargain gue dan bisa cinta sama gue, gak peduli mau sebanyak apa cewek cantik di luaran sana dia cukan natap aku," gadis dengan trust issue tentang keluarga, si broken home yang tinggal bersama neneknya.

"Kayra? Gimana sama lo?"

"Gue? Di sayang Badip, walau emang udah dari dulu dia sayang sama gue tapi dia gengsi nunjukin ke gue, mulai SMP dia nunjukin rasa sayang dia ke gue. Oh ada satu lagi pacaran sama Reygan," binar matanya berseri-seri.

"Really? Terus ngejar Razka ngapain?" Zahra tak terima.

"Buag ayang Egan cemburulah, dia memang dari awal suka sama gue, lihat ekspresi dia yang datar tapi panas di dalam tuh asik," gadis itu tertawa.

Sandra ikut tertawa, ia tau dari Reygan sendiri tentang itu. Tak menyangka plot twist dari novel 'hanya untukmu' begitu menarik.

Extra part cerita itu adalah Kayra yang melanjutkan studinya dikejar oleh Reygan yang menyesal karena tak mengungkapkan cintanya dari lama.

Sandra mengangguk menatap Dove yang asik mengunyah buah pisang, sudah lima buah masuk ke mulutnya, "Apa?"

"Impian lo?"

"Anjayy, gue apa ya? Oh papa sama mama akur, beda ya kalo mama sama papa dijodohin, hanya mama yang perduli sama aku, apa karena anak cewek itu gak berarti?"

Suasana hening, Kareen membawa Dove ke pelukannya dan mengelus kepalanya, sahabatnya yang lain menggenggam tangannya.

"It's okay sayang, suatu hari papa lo bakal sadar kalo lo itu berharga. Pasti nyesel itu bapak-bapak, anak secantik ini ditelantarin," geram Kareen.

"Iya, tenang aja. Dia bakal nyesel senyeselnya," Sandra berucap lebih geram, ia emosi mendengar cerita Dove.

"Impian Reren apa?" Kayra bertanya serius.

"Gue? Punya keluarga yang harmonis, aduh pemikiran gue jauh banget," ia terkekeh pelan.

"Berarti hanya Kareen sama Dove ni yang belum terwujud?" Suki mencolek pinggang Kareen.

"Iya nih, doain ya abis lulus dipinang," sontak mereka semua tertawa bersama.

Tawa mereka terhenti dan secara kompak menatap Sandra meminta penjelasan gadis itu, dari tadi mereka sudah mencurahkan isi hati mereka sudah saatnya mereka mendengar impian Sandra.

"Punya Sasan apa?"

"Banyak," ia memperagakannya kemudian.

"Apa?"

"Punya keluarga yang sayang sama gue dan itu udah jadi mimpi, jadi pasangan kak Dipta, temen-temen gue bahagia," senyum terlebar dan tertulus Sandra berikan dengan mata berair.

Kareen menyeka air mata Sandra, "Kenapa nangis? Huss, kan semua udah terwujud."

Mereka kemudian saling berpelukan dan memberi semangat. Tanpa tahu perkataan Sandra yang terselip impiannya yang terkubur dan mungkin tidak akan terwujud, semua kepura-puraan ini segera usai.

Selesai... ya selesai sudah Cassandra, silahkan kembali dan berdamai

Cassandra mengeratkan pelukan mereka dengan tangis berderai keras, aneh. Tubuhnya terasa sakit, ditikam-tikam dan dingin. Melihat tubuhnya yang memudar, tersenyum dalam tangis.

Ketahuilah Sandra, Rona selalu menemanimu, menemanimu dalam dunia mimpi yang kita bangun bersama sebab menjadi pelarian atas takdir yang tak adil.

"Terima kasih semuanya."

Suara itu tak terdengar lagi bertepatan dengan tubuh Sandra hilang dari padangan mereka tanpa mereka sadari.

Cerita Cassandra ata hanya untukmu usai di sini. Kelanjutannya tak ada sebab takdir di depan sana tak terlihat, Sandra diam menikmati semua.

"Takdir tidak ada yang tak adil, Rona. Tuhan memberikannya sesuai porsi masing-masing orang, aku berdamai, berdamai dengan semuanya. Tak ada lagi penyesalan," kata terakhir Sandra sebelum....

•••

Holaaa bestieee, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang islam. Yang nonis kasihanlah kita jangan pada borong takjil semua.

Cassandra! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang