Di sinilah keluarga Xavier berada. Tatapan intens Radian dapatkan setelah percakapan para saudara di dapur tadi oleh seluruh keluarga.
Cukup sudah, ia menatap sinis adiknya yang asik mengupil. Sandra? Gadis itu duduk selonjoran di samping Reygan dan Arka sambil mengunyah kue yang Laskara buat kemarin.
"Siapa?" Tanya Sangkara.
"Mami kira kamu gay, bang," Oniria menimpali.
Raidan mendelik sebal, "Abang normal ya. Kalian aja yang gak tahu, hih pengen abang kabur aja dari rumah."
Dante tertawa geli melihat ekspresi julid cucu sulungnya yang sangat aibable sekali. Apa pula perkataannya tentang kabur tadi, mana bisa.
"Emang abang suka sama siapa? Coba bilang ke mami," tutur Oniria kemudian dengan suara lembut.
"Emak Sandra, mi. Si Kareen," Sandra menjawab antusias.
Natsuki memukul pundak putranya keras sampai sang empu meringis kesakitan. Tidak main-main sekali pukulan itu.
"Pedofil heh?!"
"Beda berapa tahun, kak?" Raefan bertanya pada kakak iparnya itu.
"Tahun ini Kareen udah 17 tahun sepuluh bulan nah abang Dian udah om-om 27 tahun. Beda sepuluh tahun pa. Bisa kagak ya?" Celetuk Sandra.
Radian menatap tajam adik perempuan kesayangannya yang berani sekali mengatai dirinya om-om. Masih muda dan masih kuat ini lho, memang minta digantung di pohon beringin ini adiknya.
"Ya bisa lah. Cinta gak mandang usia, dek," ujar Radian begitu mantap.
Perbincangan mengenai perempuan yang disukai oleh pewaris utama Xavier itu kian berlanjut. Adeline juga harus memutuskan perjodohan sepihaknya dengan cucu teman-teman sosialita demi Radian.
"Halo assalamualaikum emaknya Sasan!" Sapa Sandra di ponselnya.
"Waalaikumussalam, ngapa bocah? Gue lagi buat tugas jangan ganggu ye lo. Mau fokus sama masa depan ini," Sandra terkiki geli mendengar balasan dari Kareen.
"Mau omongin sesuatu nih," tak memerdulikan gerutuan gadis di seberang ia masih melanjutkan ucapannya.
"Cepet mau ngomong apa?!"
"Ngegas banget aelah! Sasan cuman mau nanya tipe emak kek gimana gitu? Bisa aja kan Sasan jodohin sama salah satu abang Sasan."
Terdengar bunyi rusuh dari seberang membuat Sandra menautkan alis bingung.
"Dengar dan catat ya, San! Tipe gue itu ya bang Radian lah, semua yang ada sama dia tipe gue," jawaban dari Kareen membuat mereka yang ada di ruang tamu melongo dan Radian tersipu malu.
Iya sejak tadi Sandra meloudspeaker teleponnya. Dari awal mereka mendengarnya semua tanpa terkecuali. Sudah bisa dipastikan jika Kareen datang ke kediaman Xavier akan disambut dengan meriah. Gadis itu sama gilanya dengan Sandra dan berhasil meluluhkan hati si sulung yang dikenal anti perempuan.
"Kenapa mau sama bang Dian? Dia kan udah tua," Radian menatap tajam Sandra yang cengengesan.
"Gue udah dewasa tau, San. Mau cari uang sendiri," Sandra terdiam dengan jawaban Kareen tak seperti biasanya.
"Hah? Hubungannya apa?"
"Dengan nikah sama bang Dian yang pewaris utama Harsa Company. Pasti dong uangnya banyak, ibaratnya lempar batu sembunyi tangan. Udah dapat orangnya dapat pula uangnya, kaya dah gue gak usah nyusahin daddy lagi."
"Emak tadi salah obat ya? Kenapa pakai perandaian lempar batu sembunyi tangan sih?! Gak nyambung banget," Sandra emosi sangat.
"Aelah diam loh bocil. Cil, entar nongki yuk di kafe si Susuk. Mau ghibah bareng nih."
"Jam berapa?"
"Abis ba'da isya, nanti gue ama rombongan jemput, oki. Bye dulu ya bocil gue mau kerjain tugas dulu sebelum pak Anton gigit kepala gue," telepon dimatikan secara sepihak.
"Pfft! Hahaha, jodohin aja nek," Arka dan Lskar berujar kompak.
Perbincangan mereka mengalir seputar Radian yang menyukai seorang gadis sepantaran adiknya. Sudah pukul 17.30 WIB membuat mereka kembali ke kamar masing-masing bersiap-siap untuk melaksanakan sholat maghrib nanti, di mansion yang megah ini memang terdapat satu musholla yang diperuntukan untuk mereka semua, bahkan para pelayan yang beragaman islam diizinkan beribadah di sana.
***
Jarum jam menunjukan pukul 20.53 dan Sandra sudah siap dengan penampilan santainya. Hanya mengolesi lipbalm dan rambut dikuncir. Memilih hanya membawa ponsel dan dompet kecil yang letakan di saku celananya. Sandra tipe cewek yang makannya dihitung perjam, lapar ya makan lagi walau baru beberapa jam lalu dia makan jadi sempat makan malam bersama keluarganya tadi. Tenang saja gadis itu rutin berolahraga jadi berat badan dan bentuk tubuhnya tidak akan terlalu gemuk.
Di lantai bawah sudah terdapat Kareen, Kayra, Zahra, Meiling, Vashti, Dove, dan Darcy. Tapi, sepertinya Kareen yang tidak ada kalem-kalemnya kini duduk anteng dengan jari ditautkan. Gugup ditatap Radian sepertinya, laki-laki itu ada di sana sambil duduk di sofa single.
"Ini jajan kamu," Radian menyerahkan uang merah dua lembar pada adiknya yang sudah berdiri di sampingnya.
"Makasih bang, yaudah Sandra pamit ya bilangin juga sama yang lain biar pada gak rusuh," Sandra menyalim tangan abangnya.
"Iya, jam sepuluh udah di rumah. Udah sana," Radian melambai pada adiknya.
Ia sempat menatap pujaan hatinya yang sedari tadi diam dengan wajah yang gelisah. Ingin sekali ia mendekati tapi ia harus bergerak pelan-pelan agar gadis seusia adik perempuannya itu tidak ketakutan.
Berganti pada sebua cafe dengan nama 'Utsukushii'. Cafe yang dibangun oleh Suki ini memakai uang tabungannya sendiri, tinggal jauh dari rumah di Jepangnya apalagi keluarganya di sana. DI Indonesia, Suki tinggal sendiri di apartemennya makanya ia membuat cafe ini yang sudah menjadi langganan para muda-mudi.
Tapi, jangan salah! Suki Kaoru atau lebih tepatnya Suki Kaoru Hayashi merupakan putri ketiga dari bos yakuza di Jepang. Jadi, sang ayah tidak khawatir meninggalkan putri kecilnya sendirian di Indonesia. Lagi pula ada tunangan gadis itu yang memantau diam-diam.
Suki tidak menyadari kedatangan para sahabatnya dan asik melayani pelanggan sampai ia terkejut dengan suara nyanyian yang begitu merdu.
Ketika ia menoleh, di panggung sana terdapat Sandra, Zahra, dan Kayra. Kayra yang menyanyi, Zahra memerik gitar dan Sandra bermain drum. Cafe yang melow kini berubah riang ketika ketiga gadis itu mulai menyanyikan lagu semangat.
"Semoga cafe gue gak ditinggali setan," seusai berucap seperti itu ia pergi ke dpaur menyiapkan pesanan mengabaikan Kayra yang sudah berteriak di atas panggung sana.
"Ih kalian tau gak?!" Darcy sudah mulai mengajak berghibah.
"Lo belum ngasih tau goblok, gue tan juga itu kepala," sarkas Kareen.
Dia lagi tidak baik-baik saja sebab baru saja ada notif masuk di ponselya. Entah dari mana kakak pertama Sandra mendapat nomornya, gak mungkin kan Sandra yang ngasih? Sandra kan sangat menyayanginya.
Tau apa yang dikirim Radian pada Kareen? Radian mengajak Kareen untuk kenal lebih dekat.
OMAYYYGATTT!!!
***
BOOOM!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra!
Genç Kurgu"Lo berdua kenapa sih?" "Kita mau deket sama lo?!" "Seharusnya kalian deketin kak Razka bukan gue!" *** "Sayang!" "Sape lo?" "Calon suamimu di masa depan!" "Satu kata buat lo, ANJIRRR!" *** Gadis yatim piatu yang meninggal karena jatuh dari tingkat...