6

2.6K 143 0
                                    

Tandai typo!

***

Ruangan kini penuh dengan aura seram yang datang dari seorang kakek tua yang duduk dengan elegan. Tatapan nyalang tak ia lepaskan dari seorang remaja yang berpenampilan buruk di matanya.

"Ekhem," dehem seorang yang lain. "Cassandra kamu diskors selama seminggu karena telah berbuat kekerasan di sekolah."

"Hukum cucu saya sepuasnya," suruh kakek tua itu setelah kepala sekolah memberi ultimatum pada cucu kesayangannya.

Sandra? Dia santai menerima karena mulutnya sedang lelah untuk berdebat.

"TIDAK BISA BEGITU PAK!! MASA ANAK SAYA TERLUKA SEPERTI INI TAPI DIA TIDAK?! HARUSNYA DIA DIKELUARKAN DARI SINI," ibu dari Kanaya berteriak kesetanan.

"Kamu menentang saya, nyonya Vera?"  Dante mengetuk tongkatnya ke lantai dengan wajah datar dan suara penuh penekanan.

Vera, ibu Kanaya terdiam tak mampu membalas apalagi tadi ia kelepasan dan melupakan bahwa pria tua di depannya adalah orang yang pernah menjadi pengusaha yang tak bisa diusik dulu maupun sekarang.

"See? Kekuasaan saya terlalu besar untuk anda lawan," Sandra berbicara membuat mereka bungkam.

Bukankah begini cara hidup manusia masa kini? Mempertontonkan kekayaan mereka seakan itu adalah hal lumrah dan melupakan bahwa semuanya milik Tuhan. Masih saja ada manusia yang tidak tau diri di dunia ini padahal diberi kesempatan hidup saja sudah sangat pantas.

"Biaya pengobatan dua anak itu saya yang tanggung, kalau begitu saya permisi!" Dante merangkul cucu kesayangannya keluar dari ruangan.

"Assalamualaikum!" Keduanya berseru menyisakan keheningan dalam ruangan itu.

Baru saja beberapa langkah merka tempuh, Dante mengernyit kala cucunya  menunduk dalam dan memainkan jari-jarinya.

"Ada apa? Apakah ada yang mengusik princess kakek?" Dante mengelus kepala cucunya sayang.

Sandra mendonggak dengan mata berair membuat Dante paham apa yang terjadi dan langsung tertawa lepas, bagaimana bisa cucunya begitu menggemaskan? Pikir Dante.

"Sandra nakal ya...," suara itu begitu lirih.

Dante masih saja tertawa dan tak memerdulikan wajah muram Sandra dan semakin ditekuk karena kesal.

"Sudah tua jangan banyak tertawa kek, takutnya giginya keluar semua," bukan Sandra hang berkata akan tetapi si bungsu, Reygan.

"Kurang ajar kamu Rey! Mau kakek gantung di pohon mangga?!"

Reygan bersembunyi di belakang Sandra, ia tau kakeknya itu tak main-main dengan ucapannya. Pernah saja ia lihat kakak ketiganya, Shaidan diikat di pohon pisang belakang rumah mereka karena membuat Reygan terjatuh dari motornya.

"Ampunlah kek, masa cucu seganteng Rey digantung," cemberut Reygan.

"Ishh, kakek Sandra nakal ya," rengek Sandra karena sedari tadi dua lelaki itu asik berdebat.

"Sandra nakal banget, tapi gak papa selagi ada kakek apa sih yang gak buat Sandra," Dante menoel hidung cucunya. "Kalo sama yang lemah gak boleh gitu ya, nak. Sandra harus lindungin mereka karena tidak semua orang bisa kayak Rey dan Sandra, paham?"

Sandra suka gaya kakeknya, yang lemah dilindungi dan yang kuat bisa menjadi lawan yang sepadan.

"Iya," Sandra dan Reygan mengangguk pasti.

"KAKEK!!" ketiganya terlonjak kaget mendengar suara cempreng Kayra.

"Nak Kayra dan nak Zahra, sudah lama tidak melihat kalian berdua," Dante menyambut dua gadis itu.

Cassandra! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang