5

2.7K 153 0
                                    

Tandai typo!

***

Kembali ke rutinitasnya yaitu sekolah, gadis bersurai blonde itu berjalan dengan malas menuju ke kelas mereka bisa dikatakan otaknya memaksa kakinya untuk melangkah padahal matanya ingin tidur saja.

Dan terjadi sesuatu di tengah perjalanan.

Ia bertemu dengan setan dan kuntilanak, heran padahal ini udah pagi gak ngantuk apa mereka dua semalaman lembur? batin Sandra.

"Kak Sandra," panggil Kanaya ragu-ragu.

"APA?!" memang tak sabaran sekali Sandra.

Fandi menggeram kesal saat Sandra membentak Kanaya padahal Kanaya bertanya dengan lembut.

"Kakak jangan putus sama kak Fandi ya, aku tau aku salah," ia menggenggam tangan Sandra dan memasang wajah sedih.

Sandra menepis kasar tangan gadis itu. "Sape lo?! terserah gue dong."

"SANDRA!" Fandi menatap Sandra bringas.

"APA WOY?! LO KIRA SUARA LO BAGUS?! BAGUSAN SUARA GUE MAU SOMBONG!" teriak Sandra menunjuk-nunjuk di depan wajah Fandi. Ia beralih menatap gadis yang masih setia menatapnya sedih, "Dan lo gak usah sok ngatur gue, mau gue putusin dia kek mau putusin anu dia kek suka suka gue, bocil itu diem, sst."

Mengibaskan rambutnya dengan percaya diri lalu pergi begitu saja membiarkan Fandi yang masih merasa marah dengan Kanaya yang sudah menangis.

"Hiks... aku kan hiks... aku kan cuman minta hiks... maaf...," Kanaya menjatuhkan dirinya ke pelukan Fandi.

Kayra bersandar di dinding, sedari tadi ia memerhatikan tanpa berniat membantu. Malas, pikirnya.

"Minta maaf atau minta masalah?" sindir Kayra.

"Biasa polos-polos biadab jangan diladeni," Zahra malah datang entah dari mana lalu merangkul Kayra pergi dari sana.

Kayra fine-fine saja tanpa menyadari bahwa keduanya adalah saingan cinta memperbutkan Razka. Siswa siswi yang masih berlalu lalang menatap mereka heran, sejak kapan tikus dan kucing itu bersatu?

"Kalian lihat aja, gue bakal balas kalian!" teriakan Fandi menghentikan langkah keduanya.

Kompak berbalik, Zahra menatap Kayra yang juga menatapnya lalu menyunggingkan senyum miringnya.

"Balas gimana pak Fandi setan? gue aja anak pemilik sekolah, aduh gimana yachh?"

Sontak keduanya tertawa.

"Jangan ganggu Sandra atau gue pastikan leher lo sama tuh jelangkung patah oh dan satu lagi gue bakal buat kalian tersiksa," ancam Zahra.

Sepeninggalnya kedua gadis itu, tersisa hanyalah Fandi dan Kanaya dengan tangisan buaya betinanya. Fandi masih terdiam setelah perkataan Zahra dan Kayra tadi.

"Kak... aku takut...," tangis Kanaya masih terdengar.

Fandi mengelus punggung gadis itu dan sesekali mengecup puncak kepala Kanaya.

"Dipt pergi aja, lo malah nontonin drama gak berkelas ini," ujar Louis pada sahabatnya.

"Enak aja ngancam adek gue, mau gue pites ginjalnya tuh manusia," gumam Dipta sebelum meninggalkan tempat.

***

Belum juga ia terbebas, Fandi masih saja mencari masalah dengannya. Menuduhnya membully Kanaya padahal dari tadi ia di kelas seharian lalu baru ke kantin ketika waktu istirahat tiba.

"JAWAB SANDRA!" bentak Fandi.

Sandra memejamkan matanya, bukan takut tapi berusaha agar sosok iblisnya tidak keluar untuk menghantam Fandi, mantan setannya.

Cassandra! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang