Brak
Dipta terkejut bukan main karena kini tampang Sandra sangat menyeramkan. Jika ini dunia komik mugkin rambutnya sudah naik keatas lalu tubuhnya dikelilingi api yang berkobar panas. Abaikan saja perandaian itu.
Kini Sandra menggeram ganas karena ia kira lecet yang diterima mobil hadiah dari Radian kecil tapi ini sangat besar. Goresan memanjang dan melebar ia dapati di mobil kesayangannya, ia menatap bengis sekitar lima pengendara yang sedari tadi mengejar mereka, ah Dipta sih incaran mereka.
"Bangsat!" maki Sandra.
Salah seorang dari mereka melepas helm dan segera mendekat. Laki-laki itu berdiri menjulang di depan Sandra. Takut? Oh tentu tidak! ia menendang burung lelaki itu dengan tenaga yang sangat kuat setelah itu tersenyum culas mendapati rintihan yang keluar dari mulut si lelaki.
Tak sadar bahwa ia sudah dikerumuni. Jangan tanya Dipta! Dipta si bercabang juga sudah ditangkap, kedua tangannya ditahan walau memberontak.
Tanpa aba-aba, laki-laki berseragam dengan nama Bryan hendak mencium bibir Sandra tapi tanpa sadar Sandra melihat ke Dipta hingga ciuman itu mendarat di pipi.
Plak!
"Cowok sinting! Bibir lo kotor gak usah nyium gue!" Habis sudah stok kesabaran Sandra.
Dipta langsung membara melihat Sandra dicium pipinya, ia segera melahap dua orang di sampingnya. Menendang dada Bryan bertubi-tubi lalu meninju tdpat wajahnya, dapat Dipta pastikan tulang hidung manusia satu itu patah.
Bryan jatuh terkapar tak berdaya sedangkan dua temannya kabur entah kemana sebab aura yang dipancarkan Dipta saat ini bukan main.
Sandra tak perduli. Mengambil sebotol air lalu dituangkan ke tisu dan menggosok bekas ciuman Bryan di pipi kirinya, bekas ciuman Dipta tadi tak ia cuci, sayang katanya.
"Sandra baik-baik aja?" Tanya Dipta memutar tubuh gadis itu.
"Sandra baik-baik aja kok kak, cuman si bangsat itu yang kelewat batas pengen gue cincang rasanya," jawab gadis itu.
"Tapi kan kakak juga cium pipi kamu tadi," tutur Dipta.
"Kakak ganteng berarti aman yang gak aman tuh kakak transgender sih," celetuk Sandra.
Dipta menghela napas lalu mengukung tubuh gadis itu di kap mobil. Jalanan yang sepi membuat Sandra menciut.
"K-kak kenapa?" Gugup dia tuh, elum pernah dibeginiin sama cowok.
Dipta mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bertemu, mata biru itu memandang jauh ke wajah Sandra yang begitu manis dan indah.
"Gue cowok asli, San. Kalo lo mau yaudah kita buat ded--"
Bisikan setan itu harus terpotong kala Sandra membekap mulutnya karena ucapan selanjutnya pasti mengajak maksiat. Memang udah maksiat dari onohnya.
"Iya iya berjanda. Gue gak lagi bilang lo bercabang kok kak," ucap Sandra memelas.
Tanpa diduga-duga Dipta menjilat telapak tangan Sandra membuat si empu menatap sangar Dipta yang tersenyum menyeringai.
Sandra menggosok bekas air liur Dipta di seragam sekolah Dipta. Tunggu seragam sekolah? Bolos nih manusia? Pikir Sandra.
Cup
Cup
Cup
Tiga ciuman mendarat di kedua pipi dan dahi Sandra. Posisi mereka saat ini masih ambigu, kala sudah tersadar Sandra segera mendorong tubuh Dipta menjauh. Ia mengambil tisu di dalam mobil dan akan menghapus bekas bibir Dipta namun dihentikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra!
Teen Fiction"Lo berdua kenapa sih?" "Kita mau deket sama lo?!" "Seharusnya kalian deketin kak Razka bukan gue!" *** "Sayang!" "Sape lo?" "Calon suamimu di masa depan!" "Satu kata buat lo, ANJIRRR!" *** Gadis yatim piatu yang meninggal karena jatuh dari tingkat...